Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tata cara pernikahan indah yang dilakukan secara tradisional. Adat istiadat yang selalu menarik perhatian baik dari rangkaian prosesinya hingga atribut pernikahan yang dikenakan. Selain desain busana, mahkota pengantin merupakan salah satu atribut pernikahan yang selalu sukses mencuri perhatian. Mahkota pengantin sendiri bukan hanya berperan sebagai pemanis, tetapi memiliki ciri dan maknanya tersendiri. Simak beberapa mahkota adat pernikahan tradisional Indonesia yang penuh pesona di sini!
Mahkota Adat Bali
Busana dan mahkota pernikahan adat Bali terinspirasi dari budaya Kerajaan Badung. Mahkota tersebut terbuat dari hiasan bunga
sandat berwarna emas dalam jumlah yang cukup banyak. Bentuk mahkota pernikahan adat Bali juga mengerucut ke atas yang membuatnya menyerupai pagoda dan tentu bisa membuat pemakainya tampak anggun. Berat mahkota adat Bali ini bisa mencapai kurang lebih tiga hingga empat kilogram. Meskipun berat, namun ketika dikenakan mahkota ini nampak begitu memesona dan cantik sekali!
Mahkota Yogyakarta
Hiasan kepala pernikahan adat Yogyakarta disebut sebagai
Paes Ageng. Awalnya, mahkota ini hanya boleh dikenakan oleh putri raja atau orang keraton saja, namun sekarang sudah dapat dipakai oleh semua kalangan. Dalam
Paes Ageng ada beberapa atribut yang dikenakan, yaitu
paes, sanggul pandan, gunungan, dan aksesori lainnya. Beratnya sendiri bisa mencapai satu kilogram. Lalu, pada mahkota adat Yogyakarta ini juga terdiri dari lima buah
cunduk mentul yang berbentuk bunga
seruni. Jumlah dari
cunduk mentul itu melambangkan lima rukun Islam.
Hiasan Kepala Betawi
Adat Betawi sendiri merupakan perpaduan unsur budaya Tionghoa, Arab, dan Belanda. Untuk hiasan kepala pengantin adat Betawi sendiri terdiri dari mahkota
siangko atau
sisir galu yang dipasangkan oleh jepit berbentuk
burung hong. Burung ini juga sangat kental dengan nuansa budaya Tionghoa. Lalu, dilengkapi juga dengan
siangko besar, yaitu cadar yang khas digunakan dalam budaya Arab.
Mahkota Mandailing
Penutup kepala atau mahkota pernikahan adat Sumatera Utara ini berbentuk seperti tanduk kerbau. Mahkota ini menggambarkan adat istiadat suku
Mandailing dan terdiri dari emas yang berlapis lima hingga tujuh tingkat, tergantung dari status sosial pengantin itu sendiri. Selain itu, berat mahkota ini juga menyimbolkan kesediaan mempelai wanita untuk bertanggung jawab sebagai seorang istri. Pada zaman dahulu, berat mahkota pernikahan dari adat Mandailing bisa mencapai delapan kilogram.
Mahkota Adat Minang
Hiasan kepala pernikahan adat Minang merupakan salah satu mahkota pernikahan yang paling berat di Indonesia
lho Brides! Mahkota ini terdiri dari
suntiang Gadang tradisional yang setidaknya memiliki susunan berupa 11 lapisan bunga, emas, dan aluminium. Beratnya bahkan bisa mencapai lebih dari lima kilogram. Namun, sekarang banyak pengantin yang memilih
suntiang berbahan kuningan karena lebih ringan dan praktis untuk dikenakan.
Perhiasan Adat Sunda
Setiap bagian dari mahkota pernikahan adat Sunda memiliki filosofi yang mendalam. Mahkota ini sendiri melambangkan kebijaksanaan, kehormatan, dan martabat seorang pengantin. Sanggul yang terdiri dari melati melambangkan kesetiaan istri kepada suami. Lalu, lima kembang goyang dikenakan menghadap ke depan, sedangkan dua sisanya menghadap ke belakang. Kemudian,
ronce melati yang dipakai di bahu menjadi simbol kesucian pengantin. Berat mahkota beserta aksesorisnya kurang lebih mencapai dua kilogram.
Mahkota Palembang
Dalam pernikahan adat Palembang terdapat dua baju adat yang bisa digunakan, yaitu
Aesan Gede dan
Aesan Paksangko. Untuk busana
Aesan Gede, mahkota yang dipakai adalah mahkota
Karsuhun. Sedangkan, jika memakai
Aesan Paksangko menggunakan mahkota
Paksangko. Biasanya, mahkota
Karsuhun dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah beserta aksesori emasnya. Sedangkan mahkota
Paksangko yang lebih sederhana dipasangkan dengan baju kurung berwarna merah.
Hiasan Kepala Lampung
Mahkota pernikahan dari Lampung disebut Siger yang sering dipakai juga sebagai simbol masyarakat Lampung. Hampir setiap bangunan di Lampung memakai desain Siger. Desain Siger sendiri melambangkan feminitas danterkandung makna yang mendalam. Ujung runcing mahkota Siger yang dihiasi bunga logam dan melati merupakan lambang dari sungai yang ada di Lampung. Ukurannya yang cukup besar juga membuat bobot Siger Lampung cukup berat, yaitu mencapai tiga hingga empat kilogram.Itulah mahkota adat pernikahan tradisional Indonesia yang memiliki tampilan elegan serta penuh pesona. Mengenakan mahkota adar pernikahan Indonesia juga merupakan salah satu cara kita melestarikan budaya
lho Brides! Mahkota kepala mana yang jadi favorit kalian?
Photo : Mindfolks