Kain tradisional Indonesia yang beraneka ragam dapat menjadikan hari lamaran kamu lebih berkesan. Apapun tema lamaran kamu atau apapun warna kebaya kamu, pasti ada kain tradisional Indonesia yang cocok untuk dipadupadankan. Apakah tema lamaran kamu penuh warna? Jika ya, kamu bisa mengenakan kain sutra Bugis atau ulos. Jika kamu ingin terlihat elegan pun tetap ada banyak pilihan bagi kamu, misalnya kain batik, gringsing, atau songket. Mau tahu ragam-ragam kain tradisional Indonesia yang ada? Simak 10 ragam kain yang The Bride Dept rekomendasikan di bawah ini!
Batik
Siapa yang tidak kenal kain batik? Kain batik ini sudah berkali-kali diklaim oleh negara tetangga, padahal secara etimologi kata, ‘batik’ berasal dari kata ‘amba’ dan ‘titik’ dalam bahasa Jawa. Pada awalnya, batik dibuat di atas kain mori lalu digambar dengan canting berisi lilin. Corak batik yang dihasilkan tidak hanya indah, tetapi juga mengandung makna. Ada juga beberapa corak batik tertentu yang hanya boleh digunakan oleh keluarga-keluarga keraton. Batik kini tidak hanya menjadi khas Yogyakarta atau Solo saja, tetapi juga Banyumas, Cirebon, Pekalongan, dan kota-kota lainnya.
Tenun Ikat
Tenun Ikat berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakaian yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Dalam proses pembuatannya, helai-helai benang tersebut diikat menggunakan plastik atau tali sesuai dengan corak yang akan dibuat sebelum ditenun, sehingga bagian benang yang telah diikat plastik atau tali tidak akan terkena warna ketika dicelup. Pembuatannya pun masih menggunakan alat tenun tradisional yang tidak menggunakan mesin. Beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan tenun ikatnya adalah Toraja, Sintang, Sumba, Sumbawa dan Flores.
Kain Ulos
Kain yang dikembangkan oleh suku Batak ini dibuat dengan cara ditenun dan biasanya didominasi oleh warna merah, hitam, dan putih yang dihiasi beragam tenunan benang emas atau perak. Dalam tradisi Batak, ulos digunakan dalam berbagai acara penting, mulai dari pernikahan, kelahiran, sampai duka cita. Orang Batak percaya bahwa salah satu hal yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia adalah kehangatan dan ulos dapat memberikan kehangatan tersebut. Ulos juga kadang diberikan kepada ibu yang sedang mengandung dengan tujuan untuk melindungi sang ibu dari segala bahaya dan mempermudah kelahiran bayinya.
Gringsing
Nama kain ini berasal dari kata ‘gring’ dan ‘sing’ dalam bahasa Bali yang jika diartikan adalah penolak bala. Ya, kain yang berasal dari Tenganan ini dipercayai memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Kain gringsing juga merupakan satu-satunya kain tradisional Indonesia yang dibuat dengan menggunakan teknik dobel ikat. Karena dikerjakan dengan tangan, proses pembuatan kain ini membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu dua hingga lima tahun!
Sasirangan
Kain tradisional milik suku Banjar di Kalimantan Selatan ini memiliki corak-corak khas yang sangat beragam, antara lain bayam raha, kulat ka rikit, naga balimbur, dan daun taruju. Nama ‘sasirangan’ itu sendiri berasal dari kata ‘sirang’ yang artinya diikat atau dijahit dengan tangan kemudian ditarik benangnya. Dalam pembuatannya, corak dibuat di atas kain mori terlebih dahulu sebelum disirang berdasarkan corak tersebut. Jika kamu tertarik untuk melihat pembuatannya langsung, kamu bisa datang ke pusat pembuatan kain sasirangan di Kampung Sasirangan, Banjarmasin.
Songket
Pembuatannya yang menggunakan tangan dengan benang emas dan perak menjadikannya masih masuk dalam golongan tenunan brokat. Kain tradisional khas Melayu dan Minangkabau ini berasal dari kata ‘sungkit’ dalam bahasa Melauyu yang artinya mengait. Sesuai namanya, kain ini dibuat dengan mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun sebelum menyelipkan benang emas. Beberapa corak tradisional songket yang menjadi ciri khas suatu daerah antara lain Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, dan Barantai Merah.
Tapis
Tapis merupakan kain tradisional yang berasal dari Lampung. Pada hakikatnya, kain tapis dibuat untuk menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta. Tapis biasa dibuat dengan teknik sulam menggunakan peralatan tradisional selama berbulan-bulan lamanya. Pada zaman dahulu, kain ini biasa disulam oleh para gadis kampung di rumahnya masing-masing. Hasilnya pun mencerminkan kepribadian si pembuatnya. Umumnya, kain ini memiliki corak flora, fauna, piramida, dan zig-zag.
Busurek
Kain ini berasal dari Bengkulu dan memiliki arti ‘bersurat’ atau ‘bertuliskan’. Karena terpengaruh oleh budaya Arab yang kuat, kain busurek memiliki corak yang sangat khas, yaitu kaligrafi yang disusun dari huruf Arab gundul dan menggunakan warna-warna yang cerah. Meskipun coraknya berbeda dengan corak kain tradisional Indonesia kebanyakan, proses pembuatannya ternyata tidak berbeda dengan pembuatan kain batik.
Tenun Dayak
Sama seperti kain sasirangan, kain ini juga berasal dari Kalimantan. Dahulu kala, perempuan-perempuan Dayak yang telah selesai berladang mengisi waktunya dengan menenun. Untuk membuat kain tenun, mereka menggunakan alat yang biasa disebut gedok dan pewarna alami. Pembuatan kain tenun memakan waktu berbulan-bulan. Adapun corak yang biasa terdapat pada tenun Dayak adalah flora dan fauna yang ada di lingkungan masyarakat Dayak.
Sutra Bugis
Kain yang ditenun dari benang yang dihasilkan ulat sutra ini pada awalnya hanya merupakan padanan baju bodo. Seiring perkembangan zaman, kini kain sutra Bugis juga dapat dipadukan dengan kebaya. Jika kamu memperhatikan dengan seksama, corak kotak-kotak pada kain ini memiliki ukuran yang berbeda-beda, ada kotak-kotak kecil, ada juga kotak-kotak besar. Biasanya, kain sutra Bugis bercorak kotak-kotak kecil dengan warna cerah dikenakan oleh perempuan yang belum menikah. Kain dengan corak tersebut disebut corak ballo renni. Bagi laki-laki yang belum menikah, kain sutra Bugis yang biasa dikenakan adalah kain corak ballo lobang yang bercorak kotak-kotak besar dan didominasi warna merah terang atau merah keemasan.
Beragam sekali ya koleksi kain tradisional Indonesia? Adakah yang tertarik untuk kamu kenakan pada acara lamaran kamu? Kalau kamu punya rekomendasi kain tradisional Indonesia lainnya, feel free to share with us on the comments section below!