Vendor That Make This Happened
Holy Matrimony
Venue Tirtha Uluwatu
Event Styling & Decor Bali International Flora
Photography Axioo
Bride's Attire Vera Wang
Make Up Artist Lona Makeup
Wedding Cake Creme de la Creme
Wedding Reception
Venue Thamrin Nine Ballroom
Event Styling & Decor She La Vie
Photography Creatopics
Make Up Artist Yamie Makeup
Catering Chez Ingrid
Wedding Cake Cream and Lace
Pernah menonton film drama Korea? Banyak film drama Korea yang menceritakan kisah tentang dua sejoli yang saling mencintai dengan sangat apik dan romantis. Bertemu calon pasangan hidup secara tidak sengaja di tempat yang tidak terduga, kemudian saling tertarik, berpacaran, menikah, dan hidup bahagia. Tentu saja kisah tersebut sangat diimpikan oleh semua orang, kan? Bagaimana jika kisah tersebut ada di kehidupan nyata? Kisah Maria dan Alvin juga bisa dibilang mirip dengan kisah romantis ala drama Korea.
Maria dan Alvin pertama kali bertemu di pesawat pada Januari 2011. Kebetulan keduanya duduk bersebelahan. Waktu itu mereka berdua sama-sama sedang melanjutkan studi ke Beijing, China. Alvin sempat mengira bahwa Maria bukan orang Indonesia. Hingga akhirnya melihat paspor Maria, Alvin baru mengajak berkenalan. Setibanya di Beijing, mereka juga tidak tahu bahwa ternyata mereka berdua sama-sama stay di asrama yang sama. Kamar mereka pun berhadap-hadapan. Kebetulan tersebut akhirnya membuat mereka mulai dekat dan sering bercerita. Akhirnya, pada hari Jumat, tanggal 13 Mei 2011, di Summer Palace Beijing, Alvin mengatakan cintanya kepada Maria. Mereka berpacaran selama 4,5 tahun hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.
Alvin melamar Maria pada 22 Oktober 2014, tepat saat Maria berulangtahun. Lamaran romantis tersebut menjadi kado sekaligus surprise bagi Maria. Alvin memberikan kado berupa tiket pesawat sekaligus liburan singkat ke Bali. Maria sangat bahagia karena ia mengetahui bahwa pacarnya adalah seorang workaholic, namun ia rela mengambil cuti beberapa hari untuk menghabiskan waktu bersamanya sebagai kado ulang tahun.
Alvin mengajak Maria untuk menikmati dinner sekaligus melihat matahari terbenam untuk merayakan ulang tahunnya di private beach yang ada di Bali. Kemudian Alvin mengajak Maria untuk berjalan di sekitar pantai, namun tiba-tiba ia melamar Maria. Suasana matahari terbenam membuat momen ini menjadi semakin mudah diingat. Maria merasa sangat terkejut. Bahkan Alvin juga telah mempersiapkan seorang fotografi untuk mengabadikan momen tersebut.
Untuk mempersiapkan pernikahan impian ala Maria dan Alvin, mereka telah merencakan sejak akhir tahun 2014. Namun waktu itu masih research untuk konsep dan tempat pernikahan. Maria memprioritaskan untuk booking beberapa vendor terlebih dahulu, seperti venue, catering, photo video, dan make up artist. Namun secara detailnya baru dipersiapkan sekitar bulan Mei 2015.
Tantangan terbesar dalam mempersiapkan pernikahan ini ialah waktu yang cukup singkat. Pernikahan ini memang dilangsungkan di dua tempat sekaligus, yaitu Bali dan Jakarta. Mereka juga harus mempersiapkan rumah untuk ditinggali setelah menikah. Maria mengurus persiapan pernikahannya sendiri di Bali, tanpa menggunakan jasa wedding organizer. Sehingga sempat bolak balik Jakarta – Bali untuk melakukan survey venue maupun vendor di sana. Walaupun cukup melelahkan, ia merasa cukup puas dengan vendor pilihannya karena mereka bekerja dengan sangat baik.
Tantangan lainnya ialah cukup sulit untuk membatasi jumlah tamu wedding di Bali, karena pernikahan di sana dibuat lebih intim dan privasi. Sehingga mereka hanya mengundang beberapa keluarga dan teman dekat sebanyak 60 orang. Sedangkan untuk pesta pernikahan di Jakarta, mereka mengundang sekitar 1500 orang. Jumlah tersebut cukup banyak, sehingga mereka harus benar-benar memerhatikan jumlah makanan juga. Agar tidak kekurangan selama resepsi berlangsung. Layout dekor juga dibuat lebih efektif agar tamu merasa lebih nyaman. Maria sempat mengganti beberapa kali layout dekor karena tidak ingin terkesan terlalu padat.
Untuk upacara pemberkatan pernikahan, Maria dan Alvin memilih Tirtha Uluwatu sebagai venue. Sejak dulu, Maria memang selalu mempunyai impian untuk menikah di chapel yang memiliki pemandangan laut. Sehingga sunset akan terlihat jelas mengelilingi mereka saat pernikahan berlangsung. Mereka sempat melakukan survei pada beberapa tempat di Bali. Namun ketika datang ke chapel Tirtha Uluwatu, Maria telah menyukai tempat tersebut karena dekorasi di chapel yang sangat detail dan sesuai dengan impian mereka. Ada ratusan ornamen kupu-kupu di atas panggung, kemudian di sekeliling chapel tersebut ada kolam yang langsung menghadap ke laut. Dan yang paling penting, di tempat tersebut mereka bisa mendapatkan pemandangan sunset yang indah. Maria juga sangat menyukai cliff top glass stage yang ada di Tirtha Uluwatu. Saat mereka survei ke sana sebenarnya belum ada karena baru direnovasi sekitar pertengahan tahun 2015. Namun mereka sangat beruntung karena ketika pernikahan mereka berlangsung pada bulan Oktober 2015, glass stage tersebut sudah jadi. Sehingga membuat pemandangan di sekitarnya menjadi makin cantik.
Mereka juga mengadakan wedding cake di Bali. Keduanya menyukai traveling dan berjelajah ke tempat-tempat baru. Sehingga Maria dan Alvin ingin menjadikan kue pengantin maupun detail lainnya menggambarkan hal tersebut. Karena pesta ini merupakan tujuan dari pernikahan, maka mereka memiliki konsep pernikahan berupa travel, vintage, dreamy romantic, dan outdoor wedding.
Untuk pernikahan di Jakarta, mereka mengusung konsep yang berbeda dengan pernikahan di Bali. Tema pernikahan di Jakarta ialah timeless fairytale, elegance, magical, and everlasting. Sejak kecil, Maria memang selalu menyukai buku maupun film bertema fairytale.
Awalnya, mereka berdua hanya ingin mengadakan satu pernikahan saja, yaitu di Bali. Namun orang tua mereka berharap bahwa pesta pernikahan tersebut juga digelar di Jakarta, agar mereka bisa mengundang lebih banyak tamu. Awalnya, mereka merasa bahwa dua pernikahan yang digelar bisa terlalu banyak. Namun mereka sangat bersyukur karena bisa menggelar keduanya sekaligus. Kedua pernikahan tersebut juga memiliki konsep yang sangat berbeda. Sehingga Maria dan Alvin bisa menuangkan ide lebih banyak pada tema maupun konsep yang berbeda. Inspirasi untuk kedua pernikahan ini banyak didapatkan oleh Maria dari beberapa media sosial, seperti Pinterest dan Instagram. Ada juga inspirasi yang berasal dari blog-blog seperti Style Me Pretty dan The Bride Dept.
Di kedua pernikahan yang telah dilangsungkan tersebut, seluruh dekorasi nampak sangat cantik karena mengusung konsep personal dan penuh makna. Dekorasi tersebut mencerminkan kepribadian serta kisah dari pengantin pria dan wanita tersebut.
Tema magical serta elegance yang diterapkan pada wedding stage dan wedding gate disulap menjadi dekorasi berupa putih secara keseluruhan, kristal, dan kaca. Maria memilih wedding venue di Thamrin Nine Ballroom, karena ia menyikai ceiling yang tinggi dan dihiasi dengan kaca-kaca diatasnya, sehingga ia tidak ingin membuat wedding gate yang terlalu overwhelming, agar tidak tidak menutupi ceiling yang sudah sangat cantik.
Untuk masalah lighting, Maria dan Alvin lebih menyukai natural light agar dapat memberikan kesan hangat. Mereka memilih warna-warna pastel untuk bunga agar kesan romantic dapat muncul. Pada lobi, mereka memberikan suasana starry night and dreamy. Sehingga seluruh area ditutup dengan kain berwarna putih yang banyak fairylights dan lilin di sepanjang jalan. Ada juga giant clock dengan angka romawi yang terlihat klasik dan kekal, menyesuaikan dengan wedding ring yang didesain sendiri oleh Maria. Desain cincin tersebut ia buat sesuai dengan tanggal pernikahan yang dibuat dalam angka romawi.
Maria dan Alvin juga sangat menyukai a giant fairytale book milik mereka yang berisikan tentang wedding story di Jakarta. Desain cover juga sama dengan desain wedding invitation yang didesain sendiri oleh Maria berbentuk buku. Maria memasukkan detail dekor di beberapa spot mengenai wedding di Bali dengan suasana vintage travel, agar para tamu yang tidak datang ke pernikahan di Bali juga dapat melihat dan merasakan suasana wedding di sana.
Untuk wedding dress, Maria mengenakan empat gaun berbeda untuk dua wedding di Bali dan Jakarta. Masing-masing dress juga memiliki style yang berbeda. Maria memakai gaun Vera Wang untuk pemberkatan penikahan. Gaun ini merupakan salah satu wedding dress yang diimpikan oleh Maria. Ia selalu ingin memakai gaun dengan model yang simpel dan sederhana untuk pernikahannya di Bali. Maria menyukai gaun ini karena gaya ini halus dan romantis. Lapisan kainnya indah, penuh tulle, organza, dan chantilly lace. Wedding dress yang satu ini sangat nyaman dan tidak berat sama sekali. Maria juga tidak mengenakan rok dan tidak kesulitan ketika berjalan. Untuk gaun malam di Bali, ia terinspirasi dari model kebaya modern. Ia mendesain sendiri dengan model penuh renda serta transparan. Untuk gaun yang ini, diperlukan waktu satu minggu untuk menggarapnya.
Sedangkan untuk acara pagi dan tea pay di Jakarta, Maria mengenakan gaun yang penuh dengan renda, swarovski, dan manik-manik. Mama Maria berpikir bahwa pernikahan di ballrom pasti membutuhkan gaun dengan volume yang lebih besar dan berkilau. Sehingga Maria dibantu oleh mamanya untuk memilih gaun pengantin ini. Alhasil gaun ini menjadi gaun terberat dari gaun lainnya karena banyak detail di bagian depan dan belakang. Rok di bagian belakang juga terlihat seperti awan.
Banyak hal yang memorable selama pernikahan Maria dan Alvin berlangsung. Mereka banyak dibantu oleh bestman dan bridesmaid selama persiapan wedding. Bahkan 1 hari sebelum acara pemberkatan di Bali, mereka semua membantu Maria dan Alvin untuk mempersiapkan buku dan detail lainnya yang belum selesai.
Momen lucu juga terjadi selama acara. Ketika acara pemberkatan, Maria dan Alvin sempat mendadak lupa ketika mereka disuruh untuk mengungkapkan perasaan masing-masing karena saking nervous-nya. Akhirnya Maria pun memutuskan untuk bernyanyi, padahal selama ini ia tidak pernah memilikikeberanian untuk bernyanyi di depan umum, sehingga ini menjadi pertama kalinya ia bernyanyi di depan banyak orang. Kemudian malamnya, Maria dan Alvin memutuskan untuk bernyanyi berdua dengan lagu “Like I’m Gonna Lose You” untuk menghibur para tamu undangan.
Kembang api juga menjadi puncak dari acara pernikahan mereka. Maria mengaku bahwa ia selalu suka melihat kembang api. Ia selalu ingin memiliki kembang api di hari pernikahannya. Sebelumnya mereka cukup kuatir karena cuaca di Bali tidak menentu waku itu. Namun akhirnya acara tetap berlangsung dengan lancar dan tidak hujan sama sekali. Untuk wedding di Jakarta, momen yang paling tak terlupakan ialah ketika acara tradisi dari keluarga Alvin dilangsungkan, yaitu tradisi “injek genteng”. Pada tradisi tersebut, mempelai harus menginjak genteng tersebut sendiri. Kemudian genteng yang diinjak harus pecah dalam sekali injak. Ada juga tradisi lempar beras dan makan onde. Seluruh momen tersebut merupakan pengalaman pertama bagi Maria, sekaligus momen yang tidak akan terlupakan karena terjadi sekali saja. Nampakn seluruhya impian Maria dan Alvin memang telah terwujud melalui romantic wedding yang dilangsungkan di dua tempat sekaligus.
Maria dan Alvin juga memberikan tips untuk pembaca The Bride Dept dalam mempersiapkan pernikahan. Pertama, rencanakan matang dari jauh-jauh hari. Jangan pernah lupa untuk berdoa. Akan ada banyak penyesuaian selama persiapan. Sehingga harus tetap berkomitmen saat memutuskan, namun harus tetap fleksibel. Nikmati segala proses, agar tidak stres saat persiapan. Mungkin akan terasa sulit, terutama jika calon mempelai ingin setiap detail pernikahannya menjadi sempurna. Namun coba melihat seluruhnya dalam gambaran yang lebih besar. Ingat, pernikahan hanya sebuah pesta, bukan sebuah pertunjukan. Jika pada akhirnya Anda menikah dengan orang yang Anda cintai, maka semuanya sudah berjalan dengan sempurna.
Top 3 vendors pilihan Maria dan Alvin
Maria dan Alvin merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan vendor-vendor terbaik untuk pernikahan mereka. Seluruh vendor sudah memberikan pelayanan terbaik dan profesional, sehingga awalnya mereka sempat bingung memilih. Namun beberapa vendor mampu memberikan mereka kenangan-kenangan terbaik dalam perhelatan tersebut. Berikut ini merupakan 3 vendor pilihan Maria dan Alvin.
1. Axioo
Axioo memiliki tim yang sangat menyenangkan. Mereka sangat aktif dan penuh inisiatif dengan klien. Mereka dapat membuat suasana dengan sangat baik, bahkan membuat klien mereka menjadi sangat nyaman dan percaya diri selama pernikahan. Maria menyukai seluruh momen terbaik yang ditangkap oleh tim Axioo dalam bentuk foto dan video. Mereka juga sangat baik, ramah, dan cepat merespon permintaan klien.
2. My wedding conceptor & decoration details, Vow&Veil, W Decoration, She La Vie Decoration.
Beberapa vendor tersebut membantu Maria dan Alvin untuk mewujudkan impian pernikahan mereka. Mereka sangat fleksibel karena bisa mendengarkan seluruh permintaan dari klien yang memiliki banyak detail dalam konsepnya. Walaupun banyak perubahan dan ide-ide baru yang muncul di menit-menit terakhir, mereka tetap bisa memberikan hasil terbaik.
3. Crème de la Crème Bali
Maria dan Alvin merasa sangat puas dengan wedding cake & dessert table yang telah dibuat oleh tim Crème de la Crème Bali. Walaupun Maria mengaku bahwa ia memesan pada waktu-waktu yang sudah mepet, namun vendor yang satu ini mampu memberikan pelayanan terbaik. Hasil dan setiap detail yang mereka buat untuk kue pernikahan maupun makanan penutup tersebut sempurna.