Vendor That Make This Happened
Wedding Reception
Venue Hotel Dharmawangsa
Event Styling & Decor Gaia Nata Slaras
Photography Fotologue
Bride's Attire Intan Avantie
Make Up Artist Amalia Hariawan
Wedding Organizer Amaya Wedding
Brides, masih ingat tidak dengan lamaran adat Tapanuli Selatan yang Desember lalu dilaksanakan oleh Putri Indonesia 2008, Zivanna Letisha? Bulan Februari kemarin, Zizi dan Arga baru saja melangsungkan akad nikah yang masih juga kental dengan adat Tapanuli Selatan. Ternyata pernikahan adat Mandailing ini sangat menarik dan menyimpan banyak makna lho, brides! Simak ceritanya ya!
Persiapan pernikahan Zizi dan Arga terhitung dari lamaran mereka terbilang cukup singkat. Terutama dengan kesibukan mereka berdua. Pernikahan dengan adat Tapanuli Selatan membuat mereka cukup berhati – hati dalam mempersiapkannya. Sebab tidak boleh ada kesalahan dalam urutan acara, nama – nama yang berperan dalam adat sampai kepada pangkat dan gelar dalam keluarga.
Zizi dan Arga menggelar akad nikah di kediaman Zizi. Zizi mengaku bahwa hal tersebut merupakan keinginan ibundanya. Beliau ingin melepas anak perempuannya dari rumah bukan dari hotel atau di gedung seperti kebanyakan. “s papa aku lebih spesifik lagi. Akad nikah harus di dalam rumah dan meja akad harus berada persis di tengah – tengah rumah supaya suasananya seperti di Masjid. Memang jadi agak lebih repot karena harus berada di dua tempat dalam satu hari pernikahan. Tetapi feel nya betul-betul beda, sangat khusyuk dan khidmat. Waktu Arga berhasil ijab qabul dengan satu tarikan nafas dan suaranya sangat lantang, langsung deh banjir air mata,” kenang Zizi bahagia.
Dari awal Zizi yang memiliki darah campuran Batak – Sunda dan Arga yang berasal dari Batak – Palembang memang sudah sepakat untuk memakai adat Tapanuli Selatan. Setelah akad nikah mereka pun melakukan prosesi Pabuat Boru yang berarti melepas kepergian anak perempuan. Orang Batak dikenal sebagai perantau. Prosesi ini menggambarkan Zizi yang dilepas oleh orangtua nya untuk pergi merantau bersama Arga suaminya. Disini mereka diberikan bekal untuk selama perjalanan berupa kasur lipat, koper, beras, telur dan ayam hidup. Ayamnya bukan sembarang ayam loh brides. Namun harus ayam yang masih “perawan”, belum bertelur dan berwarna abu – abu. Zizi mengungkapkan bahwa mereka sempat kesusahan mencari ayam dengan kriteria seperti itu. Mereka juga diberikan minum air kelapa dengan maksud agar mereka tidak kehausan selama perjalanan mereka merantau. Di dalam adat Batak di masa lampau, idealnya perempuan menikah dengan sepupu laki – lakinya. Dalam prosesi Pabuat Boru ini diselipkan acara dimana Arga harus meminta izin kepada sepupu lelaki Zizi. “Ceritanya, di tengah perjalanan kami dihadang oleh sepupu laki – lakiku yang harusnya berhak untuk menikah denganku. Mereka membawa pedang dan keris untuk menghadang. Semuanya protes karena sepupu perempuannya mau dibawa pergi. Terpaksa Arga harus minta izin ke mereka dengan menyelipkan amplop sampai akhirnya diizinkan pergi. Tenang, ini hanya akting kok, hehehe, supaya benar – benar mirip seperti jaman dulu. Seru banget! Sangat berkesan!,” lanjut Zizi.
Acara pun dilanjutkan dengan resepsi bertema nasional yang masih bernuansa adat Tapanuli Selatan. Zizi memilih warna rose dan gold sebagai dominan warna dalam pernikahanannya. Dekorasi pun dirancang romantis, sweet dan elegan namun tetap homey. Zizi tampil cantik dengan busana adat Tapanuli yang cerah dengan campuran warna pink blush, champagne dan gold. Warna senada Zizi pilihkan juga untuk bridesmaids dan bestmen mereka.
Dalam acara resepsi, Zizi dan Arga menghibur tamu undangan dengan menari tor – tor di atas pelaminan. Tarian ini tidak hanya menghibur namun juga memiliki makna yang dalam. Tarian ini melambangkan salam, doa dan harapan bagi Zizi dan Arga sebagai pengantin baru. Tari tor – tor yang dibawakan Zizi menggambarkan doa dan harapannya untuk sang suami agar selalu sukses dan agar keluarga mereka berdua selalu diberkahi. Sedangkan tarian yang dilakukan Arga adalah simbol bahwa ia sebagai suami akan selalu melindungi Zizi dan keluarganya.
“Momen ijab qabul, momen Pabuat Boru, momen menari tor – tor pengantin, father and daughter dance, dan tentunya first dance sebagai Mr. and Mrs. Everything was magical!,” jawab Zizi bersemangat ketika ditanyakan momen apa yang paling berkesan dalam pernikahannya.
Tidak lupa Zizi meberikan pesan kepada brides to be dalam mempersiapkan pernikahan, “Dear brides to be, saat bertemu vendor, pastikan kalau kita sudah jelaskan sejelas – jelasnya dan detail apa yang kita mau supaya tidak salah tangkap. Find your comfort people to talk to selama persiapan ini. Perbanyak ibadah dalam bentuk apapun. Puasa, berdoa, solat, apapun sesuai dengan kepercayaanmu. Yang penting, harus ikhlas menjalani semuanya, supaya acara lancar, supaya auranya makin keluar!”
Top 3 vendor pilihan Zizi :
1. INAV by Intan Avantie
“Cutting kebaya yang pas bisa membuat postur kita semakin bagus. Love her creations so much!”
2. Gaia Nata Slaras
“Tante Ina can make your dream wedding comes true!!”
3. Fotologue    Â
“Dimas dan tim sangat kooperatif dan hasilnya bagus. Banyak yg bilang kalau foto itu masalah selera. But they got me right away!”