Ketika Sahabatmu Memilih Orang Yang Salah

By Rebebekka on under Friendship, How To

Suatu ketika, sahabat saya memperkenalkan calon tunangannya kepada kami para sahabatnya di sebuah restoran. Pertemuan itu memang ditujukan untuk memperkenalkan pria ini dan ia meminta penilaian tentang pria tersebut dari kami orang terdekatnya. Pada saat pertemuan pertama itu, sang pacar terlihat sekali dominan dengan pembicaraan kami. Bisa bayangkan, lima orang perempuan yang biasanya sangat berisik bersahut – sahutan dan tertawa seperti tidak ada orang lain di sekitar kami, dibuat bungkam dengan pacar teman kami ini. Jika ada omongan dari kami yang tidak sependapat dengan opini nya maka dia akan mematahkan omongan kami dan berdebat dengan cara yang sangat tidak menyenangkan. Cara dia menatap pun layaknya orang yang mencari permusuhan. Ketika dia pulang duluan, sahabat saya lantas meminta pendapat kami tentang calon tunangannya tersebut. Dari cara dia bertanya dengan sumringah dan berapi – api kami semua tahu bahwa hanya pendapat postif lah yang ingin ia dengan tentang pacarnya. Kami saling lirik satu sama lain dan sepakat untuk tidak bicara hal yang membuat patah semangat sahabat kami tersebut. “Keren kok, tinggi dan badannya kekar. Cocok lah sama kamu, ganteng juga jadi kan ga malu – maluin kalau berdiri di pelaminan nanti,” jawab kami kompak dan kaku.

Setelah pertemuan tersebut, kami mulai saling menunjuk satu sama lain siapa yang harus mengungkapkan isi hati kami. Hati kecil kami meragukan calon tunangan sahabat kami. Apakah dia bisa menjadi calon suami yang baik buat sahabat kami. Namun kami juga ragu dan sungkan untuk membicarakan hal ini padanya. Kenapa juga kami harus merusak kebahagiaanya, begitu pikir kami saat itu. Waktu pun berlalu hingga pernikahan itu pun terjadi. Kami lega ketika melihat senyum lebar sahabat kami di pelaminan. Tidak hanya itu pesta pernikahannya pun sangat indah dan berkesan. Setahun kemudian, tiba – tiba sahabat saya ini mengirimkan teks di grup messenger kami, “Ada yang punya kenalan lawyer ga? Gw mau divorce sama dia.” Saat kami tanyakan alasannya, dia bercerita sambil menangis. Dia tidak pernah bisa mengungkapkan apapun pada suaminya. Suaminya sangat arogan dan selalu melakukan kekerasan verbal. Kata – kata yang diucapkan suaminya setiap hari tidak pernah berupa pujian namun berupa torehan luka di hati sahabat saya. Senjata suaminya ketika sahabat saya mencoba melawannya adalah mengusirnya. Tidak peduli siang atau tengah malam, jika sudah bertengkar maka sahabat saya akan mengungsi kerumah orangtuanya karena diusir oleh suaminya sendiri dan hal itu berlangsung terus – menerus. Kami sebagai sahabat ikut menyesal dengan kejadian ini. Kalau saja waktu bisa diulang, kami harusnya mengungkapkan bagaimana isi hati kami saat perkenalan dulu.

Lain lagi dengan sahabat saya yang lain. Suatu ketika dia mengirimkan saya foto – foto dirinya dipenuhi lebam biru dan luka darah fresh. Dia cerita bahwa dia baru saja bertengkar dengan pacarnya dan tiba – tiba pacarnya memukulinya hingga terluka. Saya tahu kalau dia tidak bisa berpisah dengan pacarnya tersebut, bahkan mereka baru saja merencanakan untuk bertemu dengan orangtua membicarakan masalah pernikahan. Ketika hal ini terjadi, saya dengan tegas dan keras meminta sahabat saya untuk berpikir ribuan kali jika mau menikah dengan pria ini. Jarang sekali ada orang yang bisa merubah perilakunya, jika baru pacaran saja sudah bisa menyakiti seperti itu bagaimana nanti setelah menikah. Beruntung, sahabat saya mau mengerti dan minta saya mendoakan dia agar bisa move on dari pacarnya.

Pertanyaannya sekarang adalah, patutkah kita sebagai sahabat memberi masukan dan kritik untuk sahabat kita yang memperkenalkan pasangannya kepada kita? Apakah kita boleh mengatakan kepada sahabat kita tentang sesuatu yang kita anggap salah dan aneh dari pasangannya? Jika kita sayang kepadanya, tentu hal ini harus kita lakukan sebab orang yang sedang jatuh cinta biasanya menutup mata untuk hal – hal yang seharusnya dipikirkan matang – matang. Kita sebagai sahabatnya justru wajib memberinya arahan. Namun setidaknya ada empat hal yang patut kita perhatikan saat memberi penilaian tentang pasangan sahabat kita.

1. Jangan menilai soal remeh – temeh

Usahakan untuk tidak menilai dari hal – hal yang tidak penting seperti cara berpakaian, fisik, merek mobil, tanda lahir, cara tertawa, gaya rambut atau hal – hal lainnya yang dirasa tidak akan berpengaruh besar terhadap kehidupan rumah tangga.

2. Tegas katakan tidak untuk narkoba dan si ringan tangan

Jika kamu tahu bahwa calon tunangan sahabat kamu ini adalah pengguna narkoba dan selalu berbuat kasar dengan memukul sahabat kamu, hendaknya kamu tegas berbicara padanya untuk berpikir saat menerimanya menjadi suaminya. Tanyakan padanya, apakah dia siap dengan segala bentuk perlakuan sang suami nantinya. Katakan juga jangan berharap dia bisa merubah pasangannya kelak.

3. Ikhlas

Pastikan kamu ikhlas dan tulus ketika menilai pasangan sahabat kamu ya. Banyak kasus, mereka tidak mau ditinggal temannya menikah karena dirinya sendiri belum punya pacar, hehehe. Jangan seperti ini ya. Nilailah pasangan sahabat kita apa adanya sesuai dengan isi hati kita bukan karena kita dengki dan iri ditinggal menikah.

4. Berdoa

Ketika kamu telah menyampaikan isi hati dan pendapat kamu, selanjutnya kamu serahkan sepenuhnya untuk sahabat kamu memutuskan pilihannya. Minta kepadanya untuk berdoa dengan sungguh – sungguh agar dia bisa memilih pria yang terbaik dalam hidupnya. Jangan lupa kamu juga mendoakannya agar sahabatmu senantiasa bahagia dengan pilihannya kelak.
Mungkin sebagai sahabat kita terbiasa bicara apa adanya. Namun untuk masalah penilaian calon pasangan hidup sahabat kita, kamu harus menyampaikannya dengan hati – hati ya. Agar ia tidak merasa kamu terlalu mencampuri urusannya namun tidak lain karena kamu sayang kepadanya.

Check Out The Vendor

Comments

Ayu

Mohon masukannya…
Saya memiliki seorang sahabat pria yang baru saja mendeklarasi pacar barunya. Kami memang tidak diperkenalkan secara langsung kepada pacar barunya melainkan hanya melalui postingan di medsos yang kami baca yang diposting oleh pacar barunya dengan cara mengirimkan foto2 dirinya (sang pacar) ke medsos sahabat kami dengan di “tag” di wall.

Ketika kami konfirmasi ke sahabat kami dia mengiyakan kalau ini pacar barunya. Pikir kami berani juga dia share foto2 dirinya di wall sahabat kami.. knp tdk dishare foto2 mrk berdua oleh sahabat kami sbg tanda dia sudah nemiliki pacar baru. Biarlah si cowok yang deklarasi pacarnya diwilayah pertemanannya sendiri.. selanjutnya baru silahkan di tag foto2 apapun… (itu menurut kami)

Karena rasa penasaran kami akhirnya melakukan stalking ke medsos pacarnya yang membuat kami sedikit tercengang ttg posting2an yang sebagian besar foto2 selfienya di meja tempat dia bekerja dan foto2 saat tidur2an di kasur menggunakan tank top dan sering juga upload foto2 seksi yang menampilkan payudara yang menyembul keluar dan paha yang sengaja dipamerkan serta gambar cewe dengan kata2 yang bisa menimbulkan pemikiran kotor pembacanya khususnya bagi pria yang memiliki pikiran kotor. Dan itu terbukti dengan postingan seksinya mengundang komentar para cowok2 yang menggoda…

Sabahat saya ini memang pernah cerita klu dia sedang pdkt dengan cewek yang baru dikenal via media dating online t**de* dan dia menanyakan kepada saya kalau hampir disetiap pertemuannya cewek ini selalu ada teman2nya sehingga saat bayar makan di resto dia yang bayar bill-nya dan juga saat nonton dia juga yang bayar ticket dan snack & minum di bioskop untuk sang cewek dan teman2nya. Dan dia menanyakan kpd saya ttg hal ini apakah wajar… klu 1-2 kali wajar tp klu saat si cewek dan teman2nya kumpul2 dan dia yang bayar semua bill-nya boleh sedikit aware mengingat cewek ini orang yang baru dikenalnya.
Singkat cerita mereka akhirnya jadian dan pemberitahuan mrk via medsos itu.

Setelah kami tau setelah melakukan stalking… awalnya kami diamkan tetapi setelah salah satu dari kami menyatakan bahwa seharusnya dia bisa mendapatkan cewek yang lebih baik.. barulah kami tergerak hati knp tdk kami sampaikan kpd sahabat kami itu ttg pemikiran2 kami ttg pacar barunya.
Kami takut sahabat kami akan mengalami kecewa utk kesekian kalinya mengingat riwayat percintaannya.

Saat ada kesempatan saya beranikan diri untuk menyampaikan kekhawatiran kami dan respon yang didapat adalah…. dia tersinggung dan marah… mungkin cara penyampaian saya salah… menurutnya kenapa dia harus bertindak hati2? Alasannya apa? Saat saya sampaikan bahwa salah satu tmn kami mengatakann klu dia harus hati2. Apa yg salah?
Dia menanyakan apa yang bisa menyebabkan kalian bisa bilang saya hrs hati2 terhadap pacar saya? Saya jawab pemikiran2 kami… gaya hidupnya yang berbeda dengan gaya kehidupan dia. Knp gak cari yang normal2 saja… jgn yang suka upload foto2 yang mengumbar body sexy… krn kamu bisa dptkan yg jauh lebih baik
Apa kamu suka dgn cewe seperti itu? Apa kamu tdk keberatan sang pacar mengundang mata laki2 dan berkomentar negatif? Sahabat saya bilang tdk munafik sbg cowok suka dengan cewek sexy tp dia tdk suka ceweknya jd konsumsi umum.

Pembicaraan ini akhirnya menjadi perdebatan panjang dan dia mjd marah

Dia bilang dengan amarahnya bahwa kalian cewek2 hanya lihat dari kulit luarnya saja.. krn kesehariannya dia tdk spt itu.. apakah kalian tdk memikirkan klu dia bisa jadi berubah saat pacaran dgn dirinya… dia melakukan itu semua agar bisa dpt pacar krn sdh lama tdk ada pacar.. dan dia merasa dia diterima dikeluarga pacarnya.

Usia mrk berdua ada dikurun usia 39-35 yg menurut saya sdh bkn lagi hanya untuk mencari pacar tetapi istri.. jika sampai foto2 itu terlihat oleh keluarganya apakah ini nantinya tdk menjadi masalah?

Krn sdh menjadi perdebatan panjang akhirnya saya mengalah dan meminta maaf klu dia mjd tersinggung dan berjanji tdk akan turut campur ke wilayah pribadinya dan mendoakan semoga ini yang terbaik buat dirinya.

Saya jg infokan klu saya sampai berani masuk ke wilayah pribadinya karena dia sering share masalah pribadinya dan minta masukan2 krn menurutnya dia soal wanita kurang jago katanya.. dan saya sering bilang seharusnya kamu laki2 lebih pintar dari saya dan seharusnya bisa baca gelagat cewek dan cara menghandlenya.

Kalau sekarang saya kasih masukan dan tidak diterima ya sudah… tidak ada paksaan buat dirinya.. mungkin dirinya sudah tertutup rasa cinta.. klu sudah jatuh cinta akan sulit buat dirinya menerima masukan… ini kejadian untuk kedua kalinya dengan wanita dan permasalahan yang berbeda.. sulit utk membuka mata hatinya…

Kami sabahatnya menyayangkan tentang pilihannya karena seharusnya dia bisa mendapatkan pacar yang lebih baik… krn dia adalah type cowok yang baik… apakah tindakan kami sbg sahabatnya salah ? Kami lakukan itu karena kami peduli dan sayang kepadanya.

Reply