Memilih gaun pernikahan, mendesain konsep ruangan, berkeliling mencari venue untuk pernikahan pastinya terlihat mengasyikan dan juga seru untuk pengalaman sekali seumur hidup itu. Namun tidak ada hal yang datang dengan mudah untuk sebuah hal yang megah.
Pernikahan bukan hanya tentang kemauanmu, namun juga kemauan pasangan dan juga keluarga. Sambil bersemangat mengatur pernikahanmu bersama pasangan, ada baiknya menyimak beberapa permasalahan yang mungkin timbul dalam merencanakan konsep pernikahan kalian supaya bisa terhindar dan lebih mengerti satu sama lain.
1. “I don’t care”
Ada dua yang bisa menyebabkan pertentangan diantara pasangan: kamu yang terlalu bersemangat untuk membicarakan konsep pernikahan dan ia yang hanya angguk-angguk saja seakan tidak peduli, atau ia yang terlalu bersemangat hingga seakan tidak mempedulikan pendapat dan keinginanmu. Untuk kasus yang pertama, positive thinking saja bahwa ia mempercayaimu untuk merencanakan yang terbaik untuk pernikahan kalian. Yang kedua, tandanya ia sangat bersemangat untuk menikahimu!
2. Jumlah tamu
Kamu hanya ingin mengundang beberapa kerabat dekat sedangkan pasanganmu ingin menggelar pesta yang lebih ramai dengan lebih banyak tamu. Bukan masalah besar, hal ini bisa dikompromikan berdua. Untuk keintiman, bisa dikondisikan dengan jumlah tamu yang sedikit lebih banyak namun dengan dekorasi yang lebih homey.
3. Parents’ Battle
Peran orang tua tidak bisa lepas dari kegiatan anak-anaknya, terlebih lagi untuk pesta pernikahan. Orang tuamu ingin konsep begini, sedangkan ibunya ingin begitu. Ibumu ingin makanan Indonesia, namun pasanganmulah yang bertugas untuk membayar biaya konsumsi. Hal itu lumrah terjadi. Namun jangan sampai menghalangi jalan kalian berdua ya! Rembukan baik-baik dengan kedua keluarga.
4. Budget List
Disaat pasanganmu menginginkan konsep yang lebih membutuhkan budget lebih besar, dekorasi yang lebih megah misalnya, namun kamu merasa hal tersebut tidak terlalu dibutuhkan, biasanya dapat menjadi awalnya adu pendapat. Demi kebaikan kalian berdua, berilah pengertian ke pasanganmu ke mana sebaiknya budget tersebut dialihkan.
5. Do it Myself
Sudah stereotype bahwa perempuan lebih mengambil peran dalam mengatur sesuatu, pernikahan contohnya. Ada saatnya pula kamu merasa terlalu lelah dan merasa bahwa pasanganmu tidak melakukan perannya di persiapan pernikahan kalian. Lelah pasti, jadi sebaiknya hal ini sudah diperhatikan sejak jauh-jauh hari. Berundinglah dengan pasanganmu untuk bagian masing-masing. Jelaskan juga ke pasanganmu bahwa kamu akan merasa lelah dan jenuh dan meminta ia lebih mengertimu.
Masalah pasti mudah ditemui dimana-mana. Namun kalian harus kembali ke ide awal bahwa pernikahan ini dilakukan untuk kebaikan kalian berdua dan akhir yang bahagia. Sebaiknya, turunkanlah ego dan perbanyaklah komunikasi dengan pasangan. Katakana apa maumu dan apa yang membuatmu keberatan.