Acara Lamaran DIY dengan Tema Warna Pink

By Langen on under The Engagement

Style Guide

Style

Venue

Residential

Colors

Vendor That Make This Happened

Catering Putri Wulur

Make Up Artist Iie Rianti

Photography The Potomoto

Kisah cinta Kartika dan Marvin adalah cerita yang dimulai lebih dari satu dekade lalu. Tepatnya 12 tahun yang lalu, Marvin dan Kartika berkenalan untuk kali pertama di bangku SMA. Saat itu keduanya sudah punya pasangan masing-masing, namun saat itu sudah muncul ketertarikan diantara mereka.”Pertama kali lihat Marvin, aku udah tertarik melihatnya, soalnya pembawaannya kalem dan kelihatannya anaknya ga aneh-aneh”, ungkap Kartika. Mereka terpisahkan di kelas dua SMA saat mereka mendapat penjurusan yang berbeda. Jarak diantara mereka pun semakin jauh saat memasuki jenjang kuliah karena universitas mereka yang berbeda. Namun saat mereka kembali bertemu di acara buka puasa bersama di tahun 2010, terbukti kalau jarak dan waktu tidak pernah menghilangkan rasa ketertarikan mereka satu sama lain.

Sejak dipertemukan kembali, Marvin dan Kartika yang kini sama-sama single, menjadi semakin dekat. Tidak memerlukan waktu lama bagi mereka untuk memutuskan berpacaran. Kedekatan mereka yang saat masa pendekatan sering mengobrol, jalan berdua dan teleponan tiap hari tidak pernah hilang. “Selama pacaran pun kita sering melakukan kegiatan bareng, dari mulai ke museum, masak bareng, sampai ke panti asuhan”, cerita Kartika. Bagi Kartika, Marvin yang dia kenal di awal dulu tidak pernah berubah, karena Marvin selalu melihat dia seperti kali pertama di awal mereka dekat. Pasangan yang baik adalah pasangan yang membuat satu sama lain menjadi lebih baik. Hal itu terlihat jelas di pasangan ini, Kartika mengakui melihat kekasihnya yang sabar dan tenang saat berhadapan dengan sifat keras kepalanya, mendorong Kartika untuk memperbaki kebiasaan buruknya itu.

Sekitar lima tahun kemudian, Marvin memutuskan untuk melamar Kartika di ketinggian gunung Bromo. Kartika dan Marvin memang sudah memiliki rencana untuk jalan-jalan bersama dengan teman-temannya ke Malang dan Bromo. Saat di Bromo, mereka sempat berfoto-foto di savanna Bromo, namun saat Kartika mulai beranjak ke tempat lain Marvin menahannya dan melamar saat itu juga. Mengingat kembali momen proposal itu, Kartika mengakui perasaannya saat itu campur aduk antara senang, kaget dan terharu. Marvin dan Kartika memang sebelumnya belum membahas pernikahan secara serius, makanya Kartika kaget saat Marvin melamar di liburan mereka. Meskipun begitu Kartika sempat curiga saat hari itu Marvin melarang dia untuk menitip barang di tas miliknya. Wajar saja, rupanya tas Marvin dipenuhi bunga dan engagement ring yang telah dipilih Marvin bersama mamanya sejak sebulan sebelumnya. Lucunya, sehari sebelum melamar Kartika, Marvin latihan dulu untuk menghilangkan groginya supaya proposalnya lancar.

Acara lamaran pasangan ini berlangsung di bulan Februari, namun sebelumnya mereka mempertemukan kedua orang tua masing-masing untuk membicarakan lamaran. Dekorasi dan backdrop yang dipilih dalam acara ini menggunakan konsep DIY. Selain untuk menghemat budget, Kartika memilih konsep itu karena dia dapat berkreasi sendiri dengan bunga-bunga yang akan digunakan. Di acara ini, Marvin dan Kartika mengundang sekitar 100 orang keluarga dan teman terdekat mereka. Prosesi acara lamaran kurang lebih sama dengan lamaran pada umumnya. Perbedaannya, di engagement ini, Marvin sempat melakukan speech sebelum meminta izin untuk melamar Kartika supaya kedua keluarga dapat mengetahui lebih dalam hubungan Kartika dan Marvin.

Persiapan lamaran berlangsung sekitar dua bulan, kecuali untuk makeup artist yang sudah dikontak empat bulan sebelum hari H. Persiapan dimulai dengan mengumpulkan referensi dari teman-teman dan mencari vendor. Vendor pertama yang dicari adalah vendor tenda, karena venue lamaran yang di rumah pastinya akan membutuhkan tenda untuk area tambahan. Kemudian Marvin dan Kartika memastikan jumlah keluarga yang akan diundang dan menyesuaikannya dengan kapasitas tempat. Setelah mendapatkan jumlah keluarga, mereka menentukan jumlah tamu yang akan diundang. Setelah itu baru dimulai persiapan lainnya seperti katering dan fotografer. Bagi pasangan ini, tantangan terbesar yang mereka hadapi dalam masa persiapan adalah mempersiapkan dekorasi. Karena kesibukan, dekorasi untuk lamaran ini baru dapat dibuat sehari sebelum acara berjalan. Selain itu waktu untuk membuat kebaya juga cukup mepet karena mereka hanya memiliki dua minggu untuk membuat kebaya tersebut.

Selama proses persiapan, keluarga Kartika turun tangan membantu menyiapkan berbagai detail seperti dekorasi, bunga dan seserahan. Mama, papa dan tante Kartika membantu menyiapkan bunga sementara Kartika menyiapkan makanan seserahan. Saudara Kartika, yang kebetulan memiliki usaha seserahan, juga ikut membantu menyiapkan kotak seserahan. Kartika bercerita kalau bunga untuk acara lamaran dipilih yang bernuansa pink dan hijau, menyesuaikan dengan hari valentine yang bertetepatan dengan hari lamaran. Menurut Kartika, untuk membuat dekorasi lamaran dibutuhkan tenaga yang banyak dan konsep yang matang supaya hasil dekorasi sesuai dengan keinginan.

Kartika menilai highlight dari lamaran ini adalah makna dari acara lamaran ini sendiri, yakni sebagai tahapan menuju hubungan yang lebih serius dengan kekasihnya. Selain itu lamaran ini bagi Kartika juga membawa kedua keluarga menjadi lebih dekat dan mengenal satu sama lain. Speech yang diberikan Marvin tentang hubungan mereka menjadi momen paling berkesan untuk Kartika. Melalui speech itu, Marvin menceritakan hubungan mereka dari awal perkenalan hingga sekarang, menjalani tahapan menuju pernikahan. Kartika merasa speech Marvin ini benar-benar menunjukkan perasaan dan harapan yang dimiliki Marvin untuk dia selama ini. Saking tersentuhnya oleh speech yang dibuat Marvin, Kartika terbawa terharu sampai dia menangis saat menjawab proposal Marvin. Kartika tidak pernah menduga kalau dua belas tahun lalu saat dia dan Marvin bertemu akan berujung ke sebuah lamaran. “Maybe love at first sight does exist ya”, tutup Kartika.

Marvin dan Kartika memilih tiga vendor berikut sebagai top vendors di acara lamaran mereka:

  1. Kreasindo Tent

“Mas Widhi sangat cepat responnya dan baik banget karena aku sempat berapa kali rubah skema tendanya. Puas banget sama hasilnya, aku sudah sempat lihat contoh tendanya di Intagram dan memang hasilnya ga diragukan lagi”.

  1. The Potomoto

“Fotografer dan videografer dari Potomoto punya inisiatif yang tinggi dan mereka capture semua kegiatan pada saat acara lamaran, hasil foto dan video nya juga bagus”.

  1. Putri Wulur

“Masakannya enak-enak dan pilihan paket nya juga banyak dengan harga yang terjangkau”.