Sebuah hubungan memerlukan kerja sama yang baik, dan pasangan ini telah merintis komitmen itu sebelum keduanya berpacaran. Kekompakan Qisthas dan Dhanistha mengantarkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Mereka mengadakan acara lamaran yang unik dengan dekorasi bertema rustic di Dago Pakar Bandung. Yuk, baca selengkpanya!
Qisthas dan Dhanistha sama-sama berkuliah di Seni Rupa ITB, namun terpaut 5 angkatan. Selain punya banyak kesamaan seperti hobi masak, makan, dan mini hiking, keduanya juga telah sering berkolaborasi di dunia desain. “Passion kami sama-sama di dunia desain. We do collaboration now and then. And exhibited together. Kami berpacaran sekitar lebih dari 1,5 tahun,” kata Qisthas membuka cerita.
Kolaborasi ini bahkan juga mereka lakukan ketika menyiapkan konsep lamaran. Selama tiga bulan, keduanya menyiapkan konsep lamaran yang bertema DIY rustic ini.
“Detail dekorasi lamaran kami all DIY! Semua benar-benar dibuat menggunakan tangan sendiri. I do feel grateful to have him in my life. Jadi, sebagai cara menunjukkan rasa terima kasihku kepada Dhanistha dan keluarganya yang datang jauh-jauh, aku memutuskan untuk mendekorasi rumah sendiri.”
Apa saja, sih, dekorasi DIY ala Qisthas untuk acara lamarannya ini?
“Pertama, aku menggunakan banyak bunga-bunga berwarna putih yang dibeli pukul 4 pagi dari pasar bunga Rawa Belong dan membawanya ke Bandung. Walaupun Bandung dikenal sebagai Kota Kembang, tapi harga dan variasi bunga jauh lebih bagus di sana,” kisah Qisthas.
Ia pun menggabungkan bunga tersebut dengan dedaunan yang ada di rumahnya. Hasilnya? Cantik!
Kemudian, halaman rumah pun ia percantik dengan balon-balon putih. Pemilihan balon putih ini bukan tanpa alasan. Menurut Qisthas, balon adalah solusi murah, mudah, namun cantik untuk dekorasi.
“Dessert table pun aku buat sendiri dengan piring dan cake stand yang ada di rumah. Lalu dikasih sentuhan bunga dan daun. Untuk tambahan dekorasi, aku mewarnai botol-botol bekas minuman menjadi warna emas agar terkesan lebih ‘mahal’.”
Sementara untuk food table, Qisthas mempercayakan pada Minity catering. “Selain karena rasanya sudah terkenal enak, Minity juga menyajikan makanannya di atas gerabah. Jadi aku tidak perlu susah-susah menghias, karena penampilannya sudah bagus dan cocok dengan meja makan yang kami punya.”
Poin dekorasi terakhir adalah photobooth yang beberapa tahun terakhir ini bisa dibilang jadi elemen wajib di lamaran maupun resepsi pernikahan.
“Aku menggunakan sisa tripleks yang ada di rumah. Dibolongin tengahnya, cat ulang warna putih, lalu tinggal tulis nama dan tanggal,” tambahnya.
Tidak hanya dekorasi, kebaya lamarannya yang cantik pun ternyata hasil desain sendiri, lo. “Iya, aku desain dan buat kebaya lamaran sendiri. Sebelum masuk Tekstil Desain di ITB, aku punya mimpi untuk membuat sendiri kebaya lamaran dan nikahan,” kenang Qisthas.
Tak sia-sia, impian itu pun menjadi nyata. Kebaya bernuansa warna bronze itu terlihat sempurna saat dikenakan Qisthas di hari bahagianya!
Bagi Qisthas, acara lamarannya dengan Dhanistha sangat berkesan karena saat itu adalah pertemuan pertama kali keluarga besar kedua keluarga. “Aku ingin acara ini sebagai acara yang santai, hangat, dengan makanan yang enak. Sehingga kedua keluarga bisa saling mengobrol dan mengenal satu sama lain dengan nyaman.”
Sebenarnya, Dhanistha sempat mengutarakan niat baiknya sebelum acara lamaran ini. Setelah kurang lebih 4 bulan bersama, Dhanistha meminta izin kepada ayah Qisthas untuk membawa Qisthas ke Surabaya.
“Ketika bapak bertanya, untuk apa? Dia menjawab ‘Karena saya serius dengan anak Oom dan berencana ingin melamar awal tahun depan’. Aku yang belum tahu tentang rencana itu, langsung berteriak ‘What did you say? Kenapa nggak nanya ke aku dulu?’ Ternyata dia sebenarnya sudah menyiapkan personal proposal untuk sebelum lamaran, tapi keburu ditanya bapak,” kenang Qisthas.
Namun, ada alasan lain yang membuat hari lamaran menjadi sangat berkesan, bahkan lebih spesial ketimbang hari pernikahan yang berlangsung 20 Februari 2016 kemarin.
“Karena saat lamaran itu merupakan acara keluarga terakhir bersama bapak. Bapak meninggal dunia tepat satu bulan setelah acara lamaranku,” tambahnya.
Untuk para bride to be yang hendak mengadakan lamaran berkonsep DIY, Qisthas menyarankan kamu untuk kumpulkan dulu barang-barang yang ada di rumah, lalu pilih benang merah dari barang-barang yang ada.
“Dari situ baru memutuskan tema acara. Dengan cara ini, kamu tidak perlu membeli banyak barang baru. In my case, ibuku senang sekali dengan kayu dan mengumpulkan meja kayu. Selanjutnya aku menentukan tema earthy tone, rustic,and natural feel.”
Top 3 Vendor
- Gardenia Diary (@gardeniadiary).
GD bisa menangkap momen bahagia berupa candid, terutama muka bahagianya bapak. Itu jadi kenang-kenangan terakhir yang nggak akan pernah bisa aku dapetin lagi (I owe them that). Timnya juga ramah, sangat helpful, dan menyenangkan diajak kerja sama.
- Fita Angela (@fitaanglela)
Ini bukan pertama kalinya aku didandanin Fita dan hasilnya selalu membuatku kelihatan lebih cantik. Fita juga nggak pelit ilmu.
- Le fleur concept (@Lefleur.concept)
Siapa sangka passion baruku ini bisa menjadi sebuah bisnis kecil? Aku dan adik berbagi kebahagian bersama untuk membuat orang lain bahagia mendapatkan sesuatu yang cantik dan indah di hari istimewanya.