3 Konsep Adat Tradisional di Pernikahan Marsha & Yuan

By NSCHY on under The Wedding

Pernikahan Minang

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Ballroom Grand Slipi Tower

Event Styling & Decor Sanggar Jihan Decoration

Photography TeinMiere

Make Up Artist Maharani Nila

Bride's Attire Tandamata

Bride's Attire Sanggar Jihan Decoration

Groom's Attire Tandamata

Groom's Attire Sanggar Jihan Decoration

Catering Alfabet Catering

Wedding Shoes Unificatio

Wedding Shoes Pedro

Wedding Ring The Palace

Beberapa tahun lalu, Marsha dan Yuan bertemu di bangku kuliah. Sekarang? Mereka bersanding di bangku pelaminan. Yuk simak cerita 3 konsep adat tradisional di pernikahan Marsha dan Yuan!

“Tahun 2017 lalu, Yuan menyatakan perasaannya ke aku. Tapi, bukan menanyakan untuk menjadi pacarnya, tapi jadi istrinya. Waktu itu aku cukup syok mendengarnya, tapi entah kenapa nggak ada keraguan di benakku atas lamarannya.” cerita Marsha.

Marsha dan Yuan bertemu saat masih di bangku kuliah di Bandung, saat Yuan menjadi pembicara di acara orientasi jurusan Marsha. Terpaut dua tahun, mereka berpisah karena Yuan lulus dan bekerja di Jakarta. Selama kuliah, kedekatan mereka hanya sebagai teman dan tidak lebih. Saat Yuan lulus dan pindah ke Jakarta, Marsha merasa sedikit kehilangan, tapi entah kenapa mereka malah sering mengusahakan untuk bertemu tiap akhir pekan.

Lucunya, kalau biasanya personal proposal dilakukan sebelum lamaran, Yuan melamar Marsha setelah prosesi lamaran bersama keluarga besar sudah dilaksanakan. 

“Tepatnya waktu itu kita lagi pre-wedding, Yuan bekerja sama dengan vendor fotografi kita dengan memberikan proposal manis dengan membacakan surat yang dia tulis semalam sebelumnya. Di situ kita berdua menangis terharu dan di situ juga Yuan got on his knee and popped the question with a right, tentunya aku jawab ‘iya’,” cerita Marsha.

Meskipun sejak awal sama-sama berkomitmen untuk menjalani hubungan yang serius, tapi Marsha dan Yuan tidak ingin terlalu buru-buru dalam mempersiapkan pernikahannya, makanya butuh waktu 10 bulan untuk mereka mempersiapkannya dengan matang dengan menggunakan konsep perpaduan berbagai adat kedua belah keluarga.

Ayah Marsha berasal dari Yogyakarta, oleh karena itu mereka mengadakan Malam Midodareni. Lalu, orang tua Yuan berasal dari Tanah Pasundan, makanya prosesi akad nikah menggunakan Adat Sunda, dan resepsi dengan Adat Minang dipilih karena Ibu Marsha berasal dari Minangkabau. 

“Tantangan paling besar yang kita hadapi adalah hari-hari menjelang pernikahan di mana kita berdua sama-sama bekerja. Menjelang hari H, rasanya banyak detail yang kurang, di kantor pun juga seperti harus kejar setoran sebelum cuti panjang. Tapi, semuanya bisa terlewati berkat kerjasama dengan keluarga yang kompak dan saling pengertian.” kata Marsha.

Soal momen yang paling berkesan, Marsha merasa momen berjalan menuju meja akad sebelum Ijab Qabul yang diiringi dengan kedua adiknya adalah hal yang paling menyentuh dan berkesan untuknya. Sedangkan, untuk Yuan, momen Sungkeman terutama dengan orang tua Marsha adalah momen yang paling menyentuh, “aku adalah anak bungsu, tapi waktu sungkeman, Ayah Marsha membisikiku bahwa sekarang aku adalah anak sulungnya dan punya adik-adik yang harus dijaga,” cerita Yuan.

Top 3 vendors:

  1. TeinMiere 

“Vendor fotografer ini rasanya sudah seperti keluarga sendiri. Mereka membantu kita dari foto pre-wedding yang lokasinya cukup menantang, tapi kehadiran mereka membuat kita enjoy dan nggak kaku. Karena sudah dekat, mereka juga jadi sudah mengerti angle kita dan momen yang perlu diabadikan.”

  1. Maharani Nila 

“Aku selalu suka dengan sentuhan make up soft-nya, dan beruntungnya tanggal pernikahanku pas dengan hari kosongnya. Selain memang udah terpercaya, Mba Nila tetap mau mendengarkan keinginanku tanpa harus kehilangan ciri khas make up-nya. Terima kasih Mba Nila, aku merasa jadi yang paling cantik di hari pernikahanku. Keluarga dan teman-temanku juga banyak yang memuji hasil karya Mba Nila.”

  1. Alfabet Catering 

“Untuk urusan katering, aku selalu yakin dengan Alfabet. Mulai dari zaman jadi tamu di pernikahan orang, kalau makanannya enak, vendornya pasti Alfabet. Di pernikahanku kemarin, banyak teman dan keluarga yang memuji rasa makanannya. Porsi yang disajikan juga sesuai dengan perhitungan bersama pihak keluarga dan tim Alfabet.”