Apa bedanya sih pak pacaran dengan kalau sudah menikah?. Tanya saya pada rekan kerja sebelum saya menikah. Bapak – bapak, usia sekitar empat puluh tahun dan sudah menikah selama lima belas tahun.
“Ya jelas beda lah bek! Seru lah pokoknya menikah itu, nanti juga kamu merasakan”. Jawabnya.
Sekarang saya sudah menikah selama lima tahun dengan suami. Benar kata bapak itu, banyak hal yang berubah dari kami setelah menikah. Setidaknya ada lima hal mendasar yang berubah setelah menikah. Lima hal tersebut antara lain :
1. Urusan makan dan tidur
Di awal pernikahan, perubahan besar yang terjadi adalah urusan makan dan tidur. Urusan makan terutama sarapan, yang biasanya dilayani oleh si mbak atau mama. Setelah menikah, saya (sadar diri) punya kewajiban untuk melayani suami sarapan sebelum berangkat kerja dan selalu menyediakan makanan di rumah. Buat saya ini menyenangkan, karena sebelumnya saya yang tidak bisa memasak jadi lebih rajin untuk mencoba resep – resep baru untuk suami. Urusan tidur lain lagi, brace yourself untuk “berbagi ranjang” dengan suami. Teman saya shock saat malam pertama tidur dengan suaminya karena biasanya tidur sendiri, tiba – tiba harus terbangun tengah malam karena kaget mendengar dengkuran suaminya sendiri.
2. Urusan uang
Urusan keuangan di setiap rumah tangga memang berbeda – beda pengaturannya, namun yang pasti setelah menikah kita jadi memiliki uang bersama. Beruntung bagi para wanita, karena kebanyakan prinsip rumah tangga adalah“uangmu – uangku, uangku – uangku”. Jika pada saat pacaran saya jaim untuk minta dibelikan tas atau sepatu idaman, setelah menikah bisa lebih santai minta yang diinginkan sama si pacar yang telah naik pangkat menjadi suami.
3. Panggilan sayang terhadap pasangan
Abang – adek, aa – neng, sayang, honey, ndut, mumu, chagia panggilan – panggilan tersebut mungkin masih akan tetap terdengar setelah menikah, namun biasanya lambat laun akan berubah dengan panggilan sayang yang lebih terkesan dewasa. Terutama setelah ada anak, papa – mama, papi – mami, ayah – bunda, amung – inung, abih – umi akan lebih banyak terdengar.
4. Tidak ada topeng
Jaim, ga mau keliatan jelek dan menjaga sikap saat pacaran akan hilang dengan sendirinya setelah menikah. Tinggal satu atap dengan pasangan membuat saya menjadi diri sendiri apa adanya. Bangun tidur dengan rambut acak – acakan dan ileran. Yang satu mandi dan yang lain menyelesaikan urusan toilet di pagi hari. Memakai baju belel kesayangan atau bahkan buang angin di depan pasangan. Semua itu menjadi hal yang lumrah dan tidak lagi membuat ilfeel.
5. Partner hidup
Nonton di bioskop sambil makan popcorn dan pegangan tangan. Candlelight dinner berdua dalam rangka merayakan anniversary jadian. Jalan – jalan berdua ke puncak pulang pergi. Semua hal – hal yang berbau romantis dan menyenangkan sudah dijalani saat masa pacaran. Ketika menikah pandangan kita terhadap pasangan akan berubah, pasangan berubah menjadi life partner kita. Saya melihat dia masih seperti pacar saya yang dulu,tetapi saya juga menganggapnya seperti ayah saya, abang saya, bapak dari anak – anak saya, rekan kerja saya dan lain – lain. Saya jadi lebih dewasa dengan sendirinya setelah menikah. Berdua dengannya, saya memikirkan hal – hal yang jauh lebih serius seperti memiliki rumah pertama, menghidupi anak dan mencapai mimpi – mimpi bersama.
Semua perubahan – perubahan itu saya jalani dengan sukacita karena partner hidup yang saya pilih. Kamu sudah siap berubah juga? Cheers!