Adat Tradisional Jogja dan Minang di Pernikahan Prita & Naufal

By NSCHY on under The Wedding

Adat Tradisional Jogja dan Minang di Pernikahan Prita & Naufal di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara Jakarta

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Wedding Organizer Aku Wedding

Event Styling & Decor Aerindecora

Photography Reza Fauzi

Photography Yulianto Photography

Make Up Artist Bumiauw

Hair Do Tari Donolobo

Pemandu Adat Sri Renggo Sadono

Bride's Attire Dewangga

Groom's Attire Busana Jawi

Wedding Shoes Scarpa

Catering Dasa Catering

Lighting RSR Production

Master of Ceremony Indra Bambang

Seserahan Babagi Gifts

Resepsi

Venue Hotel Bidakara Grand Pancoran

Catering Hotel Bidakara Grand Pancoran

Wedding Organizer Akuwedding

Event Styling & Decor Meriah Decor

Photography Reza Fauzi

Photography Yulianto Photography

Make Up Artist Bumiauw

Hair Do Elly Kasim

Bride's Attire Tandamata

Wedding Shoes Scarpa

Lighting Uplight Pro

Wedding Entertainment The Soulful Band

Master of Ceremony Danar Gumilang

Souvenir Rove Gifts

Meski ada banyak kesempatan yang bisa mempertemukan dirinya dengan Naufal, namun ternyata momen yang pas datang pada bulan September 2017 lalu, di kantor.

“Kita sama-sama kuliah di ITB, hampir liburan bareng beberapa kali karena diajak teman. Sekarang, rumah kita searah, jadi kita sering pulang naik commuter line yang diselipin dengan obrolan-obrolan tentang kehidupan,” cerita Prita.

Tidak perlu waktu lama bagi Naufal untuk memantapkan hati dengan Prita. Setelah berkenalan dalam kurun waktu 1,5 bulan, Naufal merencanakan pertemuannya dengan orang tua Prita sekaligus meminta izin untuk menikahinya. Saat restu sudah di tangan, semuanya sudah sukses direncanakan, tibalah datangnya hari proposal tersebut, tepat di malam tahun baru 2018.

“Kita lagi makan di salah satu restoran di Bundaran HI. Sambil melihat kembang api, kita bercerita tentang hal-hal yang ingin kita perbaiki dari tahun-tahun sebelumnya. Tepat pukul 12, Naufal mengajakku untuk memperbaiki hal-hal tersebut bersama di tahun berikutnya sambil membawa cincin untukku,” cerita Prita.

Sudah menjadi cita-cita Prita untuk menikah dengan rangkaian adat yang lengkap karena kecintaannya terhadap lagu lawas dan klasik. Untungnya, Naufal juga menyukai hal serupa. Jadi, jadilah pernikahan menggunakan adat Jawa Jogja, tempat asal ayah Prita untuk akad nikah dan adat Minang untuk resepsi, sebagai tempat asal orang tua Naufal.

Semua rangkaian adat mereka laksanakan, mulai dari siraman, malam Midodareni, akad nikah bergaya adat Jogja, sampai dengan upacara Panggih. Hampir 50% proses dan acara adat tersebut dibuat seautentik mungkin mengikuti tata cara pernikahan Jogja sejak jaman dulu, mulai dari pemilihan kain, model kebaya, detail seserahan dan yang lainnya.

Sebagai bagian dari rangkaian acara adat, Prita dan Naufal juga menjalani momen pingitan, 7 hari sebelum hari H. Mereka sama-sama menjalani hari-hari tanpa bertemu dan komunikasi digital. “Aku dan Naufal juga tidak posting Instagram Story karena tidak mau saling melihat satu sama lain. Efeknya terasa, saat akad, rasanya bahagia campur haru karena sudah lama nggak ketemu. Plus, kita juga tidak terlibat drama menjelang pernikahan!”, cerita Prita.

Untuk resepsi, Prita dan Naufal melaksanakan adat Minang, daerah asal orang tua Naufal. Dalam adat Minang, ada prosesi pemberian gelar kepada naufal dan Tukar Tando, pengembalian tanda pertunangan yang ditukar saat lamaran kemarin. Tak lupa, Prita pun juga mengenakan suntiang.

“Semua persiapan pernikahan ini disesuaikan dengan karakter dan keinginan kita berdua dan orang tua. Kita membuat moodboard yang rapih dan selalu update agar tidak ada yang terlupa. Kita memperhatikan setiap detail kecil.” cerita Prita.

Selama persiapan, Prita, Naufal dan keluarga pun juga merasa kesulitan dalam proses menyatukan keinginan berbagai pihak. Namun, berkat melakukan banyak riset, menjaga komunikasi dan mempersiapkan back up plan, semuanya berjalan lancar dan mencapai jalan tengah.

Agar pernikahannya terasa intim, Prita dan Naufal sepakat untuk melaksanakan pernikahan di rumah pribadi Prita, tempatnya tumbuh dewasa. “Kita memilih warna biru navy pada saat akad, lalu warna Marsala dan navy untuk malam resepsi. Selain karena itu dua warna favorit kita, kita juga mencontoh busana pernikahan orang tua. Untuk dekorasi, kita menggunakan palet warna bold dominan merah, ungu dan biru untuk menyegarkan mata.”

Bagi Prita, momen Kirab saat resepsi adalah salah satu momen yang diluar ekspektasinya. “Masuk ke dalam Birawa Hall diiringi dengan Gandang Tabuik dan lantunan dari Elly Kasim, disambut dengan barisan sahabat-sahabat kita, bridesmaids dan groomsmen, membuat suasana hati yang deg-degan dan beratnya sunting jadi hilang. Ditambah lagi, selama resepsi, ada The Soulful Band yang bikin ikut bergoyang, membuat rasa capek hilang,” kata Prita.

Top 3 vendor:

1. Akuwedding

Akuwedding adalah top vendor pilihan kita. Akuwedding membuat seluruh acara berjalan lancar dan teratur. Mereka bersedia untuk go extra miles untuk membantu kita dan keluarga. Mereka juga yang menjadi perantara kita dengan vendor yang lain. Mereka tidak hanya bekerja sebagai WO, tapi bekerja dengan hati dan perasaan sehingga setiap prosesnya dijalani sebagai keluarga, membuat komunikasi jadi lebih nyaman. Banyak pujian yang datang untuk Akuwedding dari keluarga dan undangan atas kerja dan profesionalismenya.”

2. Reza Fauzi Photography

“Pembawaan Eja saat proses Lamaran sampai Resepsi benar-benar calming dan seru. Eja selalu membuat kita tertawa, mencairkan suasana yang tegang. Saat foto pre-wedding, Eja pun bukan hanya jadi fotografer, tapi membantu di sisi styling karena taste fashion-nya yang tinggi.”

3. Bumiauw / Mba Mia

“Mba Mia sungguh berjasa karena ia membuatku percaya diri di hari H. Aku sudah lama memantau Mba Mia karena hasilnya sangat detail. Selain itu, pembawaan Mba Mia yang menyenangkan dan mau mendengarkan aspirasiku sangat membantu momen yang menegangkan jadi lebih rileks.”

4. Aerindecora & Meriah Decor

“Dekorasi adalah salah satu elemen yang penting dalam rangkaian pernikahanku. Aku tidak bisa memilih, karena dua-duanya bisa merealisasikan dekorasi sesuai dengan harapanku. Pemilihan bunga dari Mba Ninda dari Aerindecora untuk Akad Nikah dan detail dekorasi dari Mas Innal dari Meriah Decor untuk acara Resepsi sangat diluar ekspektasi!”

Tips untuk brides to be,

“Tentu semua bride to be memiliki caranya masing-masing untuk mempersiapkan pernikahannya. Jadi, apa yang aku lakukan belum tentu sesuai dengan yang lain. Kemarin, aku sangat berusaha untuk banyak berdoa dan berpikir positif. Satu yang aku percaya adalah “everything happens for a reason”, jadi apapun yang terjadi pasti sudah merupakan jalan yang terbaik. Hal penting lainnya juga adalah mendengarkan kata orang tua. Dari awal, aku selalu mengkomunikasikan ide dan asalanku ke orang tua, jadi mereka paham saat kita berdiskusi. Setelah diskusi, kembali lagi ke poin pertama bahwa keputusan orang tuaku inshaAllah yang terbaik. Selain itu, aku melakukan banyak riset dan mencoba memahami betul yang aku inginkan. Membuat moodboard adalah jalan yang cukup efektif, untuk mempersingkat waktu dan komunikasi saat bertemu vendor. Satu hal yang cukup menarik dan siapa tau cocok untuk yang lain, bahwa Pingitan ala tradisi tradisional itu ternyata seru. Yang pasti, H-7 tidak ada drama di antara kita dan pasangan. Selain itu, saat hari H jadi lebih senang karena bisa ketemu lagi setelah sekian lama berpisah!”