Salah satu yang patut dibanggakan dari tradisi masyarakat Indonesia di berbagai daerah adalah gotong-royong dan kekeluargaan. Hal tersebut sangat terlihat salah satunya dalam prosesi persiapan pernikahan. Di Sumatera Barat sendiri, ada salah satu prosesi menarik yang dilakukan oleh keluarga ayah dari calon mempelai pengantin. Simak yuk babako-babaki: wujud cinta keluarga ayah dalam adat Minang di sini!
Kasih Sayang Keluarga Ayah
Menganut sistem kekerabatan matrilineal atau alur keturunan yang berasal dari pihak ibu, saat adanya acara besar seperti pernikahan biasanya pihak keluarga ayah tidak terlalu terlibat. Oleh karena itu, untuk menunjukkan kasih sayang ayah dan keluarga besarnya terhadap anak pusako, maka digelarlah acara babako-babaki. Pada acara ini, pihak keluarga ayah (bako) ikut memikul biaya upacara pernikahan sesuai kemampuannya. Selain itu mereka juga bisa memberikan barang hantaran yang terdiri dari seperangkat kebutuhan wanita. Biasanya hantaran tersebut disusun dalam baki-baki sesuai dengan jumlah barang yang akan diantar tadi. Oleh karena itu prosesi ini disebut dengan babaki.
Prosesi Babako-Babaki
Dilangsungkan beberapa hari sebelum akad nikah berlangsung, pada prosesi babako-babaki ini sejumlah keluarga dari pihak ayah datang ke rumah calon mempelai wanita. Keluarga pihak ayah beserta rombongannya membawa beragam hantaran seperti sirih lengkap (sebagai kepala adat) juga nasi kuning singgang ayam (makanan adat). Tak hanya itu ada juga barang-barang lain yang diperlukan calon mempelai wanita misalnya seperangkat busana lengkap dengan perhiasan emas. Untuk melengkapi hantaran tersebut, maka lauk-pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah pun turut diberikan. Selain membawa hantaran, rombongan ini juga menjemput calon mempelai wanita untuk menginap di rumah keluarga pihak ayah. Kemudian calon pengantin diberikan petuah dan nasihat (petatah-petitih) yang berguna untuk menjalani kehidupan barunya.
Keesokan harinya, calon mempelai wanita diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang. Prosesi ini diiringi musik tradisional yang ditabuh sepanjang jalan oleh pihak bakonya. Seiring perkembangan zaman, saat ini sebagian masyarakat Minang melaksanakan babako-babaki bersamaan dengan dilakukannya malam bainai di rumah mempelai wanita. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir biaya dan waktu agar lebih efisien.
Itulah prosesi babako-babaki: wujud cinta keluarga ayah dalam adat Minang kepada sang calon mempelai pengantin. Menarik sekali ya!