Saya suka sekali membaca kisah – kisah yang dikirimkan brides to be kepada The Bride Dept, khususnya cerita tentang sweet proposal yang begitu romantis hingga saya ikut deg – degan dan tersenyum – senyum sendiri ketika membacanya. Dalam hati terbesit rasa iri ketika membaca kisah mereka. Dilamar saja sudah membuat hati bahagia, apalagi ketika kita dilamar di tempat impian kita. Ada yang dilamar di bawah salju yang lebat ketika berkunjung ke Jepang, ada yang dilamar di depan Katredal Monaco karena pacarnya tahu benar sang kekasih memuja Princess Grace Kelly yang pernah menikah disana, ada pula yang dilamar di bawah indahnya cahaya auora di Iceland! Membayangkannya saja sudah membuat saya bahagia sekaligus iri (in a good way).
Suami saya dulu melamar saya ketika kami sedang berlibur ke Pattaya, Thailand. Saat itu kami pacaran jarak jauh, saya di Jakarta dan dia bekerja di Seoul. Ketika saya memberi tahu dia bahwa saya akan berlibur ke Thailand bersama teman – teman saya, ternyata dia menyusul saya ke sana. Di sana dia melamar saya di malam hari dengan cincin yang kekecilan, hihihi. Lucunya, dia bawa cincin serep yang untungnya sangat pas di jari saya. Cerita proposal ini akan saya kenang terus untuk saya bagikan buat anak cucu saya kelak nanti. Namun, ada banyak juga loh brides, mereka yang menikah dengan pasangannya tanpa dilamar secara personal. Kenapa bisa begitu dan bagaimana reaksi wanitanya? Berikut sedikit cerita dari mereka yang tidak dilamar secara sweet ketika menikah dulu.
Gita, 1,5 tahun menikah
“Tidak ada cerita spesial. Dari awal dekat kita sudah tahu kalau niatannya akan serius. Jadi memang tidak pake pacaran, karena ketemu saja jarang. Awalnya dia minta izin kepada abang aku. Setelah abang aku oke, dia meminta izin kepada ayah aku dalam perjalanan menuju Garut saat ada acara di kampung halamanku. Dia menyetir, ayahku di sampingnya dan aku dibelakang mereka. Dia minta izin sama ayah untuk menikahi aku, ayahku langsung merestui. Aku nya diam saja sambil senyum – senyum di belakang.”
Tyas, 2 tahun menikah
“Setelah dua tahun lebih pacaran dengan beberapa kali putus sambung tidak jelas, kita berdua merasa suatu saat kita akan menikah. Tidak ada kata – kata formal semacam ‘aku mau nikahin kamu’ atau ‘aku mau jadi suami kamu’ dan sejenisnya. Jauhlah dari bayanganku saat aku masih kecil dulu tentang sebuah proposal. Dia bukan tipe pria romantis. Saat itu dia langsung menabung untuk persiapan kita menikah. Secara otomatis aku sama dia mempersiapkan pernikahan kamu berdua saja mulai dari menabung bersama, mencari vendor dan lainnya.
ChaCha, 5 tahun menikah
“Tidak ada propose – propose! Yang ada kami berdua langsung membicarakan konsep pernikahan kita mau seperti apa, venue nya dimana, kapan dia mau melamar saya dan kapan kita mau ngomong sama orang tua kita masing – masing. Pokoknya semua berjalan dengan sendirinya saja gitu. Dia tidak bertanya lagi apakah saya mau menikah dengan dia karena kita sama – sama sudah tahu kalau tujuan kita mau menikah.
Firly, 5 tahun menikah
“Waktu itu ceritanya aku lagi jadian sama cowo yang lebih muda dari aku. Tiba – tiba si mantan ‘its always been you’ ngajakin untuk ketemu karena mau menyelesaikan unfinished business. Aku deg – degan campur bingung. Mantanku ini aneh, kalau aku lagi single, dia anteng – anteng aja. Tetapi kalau aku lagi jadian sama seseorang, baru deh dicariin. Long story short, di hari H pertemuan kita, aku sampai keringat dingin karena stres setelah membaca sms dari dia yang berbunyi, hari ini adalah penentuan hubungan kita. Aku bakal ada di masa depan kamu atau aku bakal cabut selamanya, jadi aku harap kamu mau usahakan yang terbaik. Setelah membaca sms itu, aku langsung sholat dan berdoa. Di pertemuan itu aku diinterogasi dan diminta untuk memaparkan dengan sedetail – detailnya kronologis semua affair yang aku lakukan ketika pacaran sama dia. Males banget kan? Akhirnya aku jujur bongkar semua karena aku tahu ga mungkin bohong sama dia. Dalam hati sudah pasrah pasti dia akan pergi selamanya dari hidup aku karena il-feel. Selesai aku ungkapin semua di jawab begini ‘Jadi sebenarnya aku cuma mau tahu dengan jelas bagaimana sih calon menantu mama aku, orang yang akan jadi kakak ipar adik aku. Sebelum ketemu kamu, sebenarnya aku sudah ketemu orangtua dan abang – abang kamu untuk meminta restu. Mereka sudah kasih aku approval. Jadi kamu mau gak jadi istri aku.’ Aku langsung puter otak bagaimana cara mutusin si brondong, hahaha.
Tersirat dari cerita mereka, tidak adanya sweet proposal kebanyakan disebabkan karena mereka berdua sama – sama tahu tujuan hubungan mereka akan berakhir dimana. Kebanyakan juga mereka berpacaran dengan pria yang serius dan kurang romantis kemudian bertemu dengan wanita yang tidak menuntut untuk hal – hal yang seperti itu. Bisa jadi juga karena pasangan kita adalah tipe yang sangat pemalu dan tidak terbiasa melakukan hal – hal yang sweet sehingga mereka lebih memilih untuk bertempur meminta izin kepada orangtua atau abang – abang kamu ketimbang memikirkan cara yang romantis untuk melamar kamu secara personal. Apabila kamu pernah memimpikan sebuah sweet proposal namun tidak terlaksana, jangan berkecil hati ya brides. Dibalik semua itu pasti tetap akan ada cerita manis untuk dikenang dari pernikahan kalian meskipun itu bukan sebuah sweet proposal.