Setiap pasangan pengantin pasti ingin pernikahannya berjalan sempurna. Nggak heran, banyak dari mereka yang begitu perfeksionis dalam mempersiapkan hari bahagia tersebut. Ada anggapan bahwa calon pengantin perempuan cenderung bawel, ribet, detail dan perfeksionis saat mempersiapkan pernikahan. Kenyataannya, banyak pula pria yang bersikap demikian. Calon pengantin pria yang control freak seperti itu kerap disebut groomzilla. Biasanya seorang groomzilla selalu ingin dilibatkan dalam perencanaan wedding, mulai dari konsep pernikahan hingga gaun yang akan dipakai pengantin perempuan. Pembawaannya yang sangat detail dan perfeksionis seringkali bikin calon pengantin perempuan kesal dan kewalahan.
Nah, apa yang harus kamu lakukan jika ternyata pasanganmu groomzilla?
Share Your Dream Wedding
Di tahap ini, mulailah untuk brainstorming dengan pasanganmu tentang konsep pernikahan impian yang kalian dambakan sejak dahulu. Karena masih di tahap brainstorming, jangan buru-buru menentukan konsep pernikahan. Ada baiknya, kamu dan pasangan saling mendengarkan konsep masing-masing sembari mencari kekurangan dan kelebihan setiap konsep.
Saat menyatakan konsep wedding impianmu, jangan terlalu berharap bahwa pasangan kamu akan 100% setuju dengan ide kamu ya, brides. Ekspektasi yang terlalu tinggi malah bisa bikin kamu dan pasangan jadi bete-betean dan berujung pada pertengkaran.
Kompromi
Menyatukan dua keinginan dan setumpuk ide memang bukan perkara mudah. Itu sebabnya, kamu dan pasangan harus mulai berkompromi untuk mengakomodir kebutuhan masing-masing. Seringkali, pasangan hanya fokus pada masalah yang mereka hadapi. Alhasil, mereka lupa dengan kemampuan mereka untuk berkompromi dan mencari solusi. Padahal, fondasi pernikahan adalah kompromi dan pengertian dari masing-masing pihak. You will bring these things forever, even after the wedding party is over.
Buatlah Plan
Jika konsep sudah rampung, buatlah wedding plan bersama-sama, mulai dari tema, venue, jumlah tamu dan sebagainya. Plan ini menjadi acuan kamu dan pasangan saat mulai ter-distract dengan ide-ide baru atau ketika perbedaan pendapat muncul.
Cari Tahu Kekuatannya Dan Berbagi Tugas
Jika pasangan kamu punya selera musik yang bagus, cobalah percayakan dia untuk meng-handle urusan entertainment. Bila dia jago urusan desain, berikan ia kesempatan untuk mengurus dekorasi pernikahan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing, kamu dan pasangan akan semakin mengenal satu sama lain sekaligus belajar untuk saling percaya.
Keep Him Updated
Groomzilla yang control freak dan meticulous seringkali bisa bete berat saat dirinya nggak diberitahu perkembangan persiapan wedding. Jadi, jangan lupa selalu update pasanganmu tentang progress yang kalian lakukan.
Apresiasi
Saat pasanganmu berhasil melakukan sesuatu, ucapkan terima kasih. Pujilah dia saat kamu menyukai ide atau hasil pekerjaannya. Selain membuatnya nyaman, hal ini juga bisa mempererat hubungan kalian sebagai calon suami-istri plus team work.
Bicara Empat Mata
Banyak calon pengantin perempuan yang curhat ke teman atau keluarga tentang ke-groomzilla-an pasangannya. Daripada sibuk cerita ke sana ke mari, sebaiknya simpan saja hal tersebut untuk dirimu sendiri, brides. Ini bertujuan untuk mencegah bocornya ceritamu ke pasangan yang bisa membuatnya bete. Cobalah bersama-sama mencari jalan keluar atas segala perbedaan pendapat yang kalian hadapi dengan tenang dan santai.
Jika pasanganmu terlalu banyak ikut campur, kamu dapat menegurnya baik-baik dan sabar. Do it in private, brides! Mengkritiknya di depan umum hanya akan membuatnya tersinggung.
It’s Marriage, Not Only The Wedding
Saking inginnya mencapai kesempurnaan, banyak pasangan yang fokus pada hal-hal detail dan melupakan esensi pernikahan. Brides, you’re preparing a lifetime marriage, not only one-day extravagant wedding reception. Jadi, janganlah terlalu memusingkan hal-hal kecil atau perilaku pasangan yang kurang berkenan, ya.
Menghadapi groomzilla memang butuh kesabaran dan pengertian ekstra, brides-to-be. Yang pasti kamu harus senantiasa berkomunikasi dengan pasanganmu, ya. Punya pengalaman atau cerita serupa, brides? Yuk share di kolom di bawah ini.