Kisah roman tragis dari tanah Minang memang selalu melegenda. Selain kisah Siti Nurbaya yang dijodohkan paksa dengan Datuk Maringgih, kisah Zainuddin dalam novel berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck juga membekas dalam ingatan saya. Perjalanan hidup Zainuddin begitu tragis dan menyedihkan. Alkisah, hiduplah seorang putra Minang yang bernama Pendekar Sutan. Singkat cerita, Pendekar Sutan merantau ke kota Makasar dan jatuh cinta dengan Wanita Bugis. Kemudian mereka memiliki seorang anak lelaki yang diberi nama, Zainuddin. Setelah kedua orangtua-nya meninggal, Zainuddin pergi kembali ke tanah leluhur ayahnya.Ternyata kedatangan dirinya tidak disambut baik oleh saudaranya disana karena ia dianggap tidak lagi memiliki darah pertalian dengan mereka.
Setelah beberapa lama ia jatuh cinta dengan Hayati, perempuan minang asli. Namun keluarga Hayati tidak setuju dan menjodohkan paksa Hayati dengan Aziz yang merupakan keturunan Minang. Kisahnya pun berakhir tragis.
Dari cerita ini, terlihat bahwa lelaki Minang sulit untuk menikah dengan wanita yang bukan keturunan Minang pula. Suatu ketika saya juga pernah menjodohkan salah seorang teman saya yang berdarah Sunda dengan teman suami saya yang berdarah Minang. Teman suami saya tersebut sempat bertanya kepada saya mengenai asal – usul teman saya dan saya pun menjawabnya. Ia pun berseru “Wah bukan cewe Minang ya? ntar dulu deh, takut orangtua gue ga setuju.” Perjodohan pun berhenti sampai disitu.
Lain halnya dengan teman saya, Indra. Ia merupakan pria keturunan Jawa Timur. Dirinya berjodoh dengan Wilsa yang merupakan wanita berdarah Minang. “gw sih alhamdulillah ga ada masalah apa- apa. Begitu pertama kali datang kerumahnya gw langsung disuruh jadi imam waktu sholat. Setelah itu aman – aman saja,” kata Indra.
Memang dalam aturan adat istiadat Minangkabau, pernikahan antara lelaki Minang dengan perempuan di luar suku Minang tidak begitu dianjurkan karena dianggap dapat merusak struktur adat. Penerus suku akan dilanjutkan dari pihak Ibu. Itulah sebabnya jika wanita Minang menikah dengan Lelaki di luar suku Minang tidak akan menjadi masalah yang berarti. Lalu apakah situasi tersebut masih berlaku di masa sekarang?
Seperti kita ketahui, suku Minang adalah suku yang paling gemar merantau. Mereka adalah pejuang keras yang tidak takut menjamah daerah baru demi mempertahankan hidup. Ketika mereka bertemu dengan banyak orang, pikirannya pun tentu akan terbuka. Sehingga banyak sekarang ini, yang tidak mempermasalahkan pernikahan antar suku dengan suku Minang khususnya para lelaki. Karena pernikahan seperti itu tidak dilarang juga oleh agama. Walaupun begitu tentu masih ada juga yang memegang teguh peradatan.
Jodoh memang di tangan Tuhan. Seperti apapun darah yang mengalir dalam darah kamu, ketika Tuhan sudah menuliskan bahwa seseorang adalah jodoh kamu maka ia akan bersatu dengan kamu. Permasalahan adat seperti ini masih bisa dibicarakan baik – baik dengan para orangtua masing- masing. Yang perlu kamu ingat adalah restu orang tua itu adalah hal yang sangat penting dalam menjalani sebuah pernikahan. Nah, adakah brides disini yang akan menikah dengan lelaki Minang?