Dari Persahabatan Hingga ke Pertunangan

By arinda.p on under The Engagement

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Colors

Vendor That Make This Happened

Lamaran

Photography Fleur De Lis Photo

Kebaya Eni's Kebaya

Catering Endang Nanya

Make Up Artist Yoga Septa

Perkenalan Icha dan Aga bermula pada 7 tahun lalu ketika keduanya masih menjadi mahasiswa baru di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Semenjak itu, mereka berdua bersahabat sehingga saling mengetahui cerita kehidupan masing-masing. Setelah lulus, mereka berdua pun meniti karier masing-masing. Icha menjalankan profesi sebagai litigation lawyer sedangkan Aga berhasil mendapatkan dream job-nya sebagai Protection Associate di UNHCR. Setelah beberapa tahun bekerja, ternyata keduanya memiliki rencana yang sama yaitu melanjutkan kuliah S2-nya. Sayangnya, sekolah yang mereka pilih berbeda negara. Icha memilih meneruskan kuliahnya ke Leiden University di Belanda sedangkan Aga memutuskan untuk berkuliah di Nottingham University di Inggris.  Yang mengangetkan ternyata hubungan jarak jauh tersebut justru membuat mereka menjadi lebih dekat dan akhirnya Aga pun mengajak Icha untuk berpacaran via Skype! Definitely a 21st century relationship right? Haha. Siapa sangka hubungan dari persahabatan hingga ke pertunangan mereka lalui bersama.

Beruntungnya semua pun berjalan dengan lancar, bahkan kedua keluarga sangat menyetujui sehingga mereka memutuskan untuk saling bertemu dan berkenalan padahal Icha dan Aga sedang tidak berada di Indonesia pada waktu itu. Hal ini juga yang membuat mereka menginginkan hubungan yang serius dan tidak untuk main-main. Apalagi mereka berdua sudah bersahabat sejak lama sehingga sudah tahu kepribadian masing-masing.

Pada awal Februari 2015, Aga pun bertemu dan memohon restu orang tua Icha untuk melamarnya di tempat pertama kali Aga melihat Icha, yaitu di depan MUI, Universitas Indonesia. Tak hanya itu, Aga pun secara pribadi melamar Icha dengan khusus di Km 88 Tol Cipularang. Ia memilih tempat tersebut karena mereka pernah menulis sesuatu di sana.

Proses ini pun dilanjutkan dengan acara lamaran yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2015. Karena mereka berdua memiliki darah keturunan Palembang, mereka pun memutuskan untuk menyelipkan sedikit adat Palembang pada acara tersebut. Kedua keluarga besar pun hadir dengan mengenakan songket khas Palembang dan pada acara lamaran kedua keluarga melakukan sahut-sahutan pantun yang memang merupakan ciri khas daerah tersebut. Pantun tersebut juga dijadikan media untuk mengumumkan tanggal pernikahan mereka pada kedua keluarga. Selain itu ada juga acara tepak sirih (makan sirih) yang bermakna saling memberi, saling menerima, dan saling memuliakan.

Untuk busana yang ia kenakan, Icha memilih kebaya berwarna orange salem yang merupakan warna kesukaannya, dan songket hijau yang merupakan warna kesukaan Aga. Acara lamaran pun bersifat intimate yang hanya dihadiri oleh keluarga besar dan sahabat-sahabat dekat mereka.

Menurut Icha, 3 top vendors nya adalah

1. Citra Decoration

“Sebenarnya untuk acara keseluruhan dekorasi, ibuku yang memilih dan menata bunga sendiri. Tetapi untuk kursi dan gebyok putih, kita memang bekerja sama dengan Tante Rina Roesli dari Citra Decor.”

2. Eni’s Kebaya

“Aku suka banget dengan detail kebayaku, mulai dari payet, bordir, hingga swarovski-nya, cantik banget. Sedangkan untuk songket, itu memang koleksi pribadi.”

3. Yoga Septa Makeup dan Nana Hairdo

Makeup-nya pas banget dengan nuansa warna kebayaku, smooth tapi tetap fierce utk acara lamaran.”