Bold and Classic Wedding at Hotel Aryaduta

By Leni Marlin on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Holy Matrimony

Venue HKBP Menteng

Event Styling & Decor Rich Art Decoration

Photography David Christover

Bride's Attire Rotua Erina Ulos

Make Up Artist Petty Kaligis

Others Rosela Florist (Hand Bouquet)

Jewellery & Accessories Rinaldy A Yunardi

Wedding Reception

Venue Hotel Aryaduta Jakarta

Event Styling & Decor Rumah Kampung Elite Decoration

Bride's Attire Dieva Ipeh

Groom's Attire Brillington Brothers

Wedding Cake Hova Cake

Wedding Entertainment Teza Sumendra

Wedding Organizer Amaya Wedding

Others Jardin Flowers (Hand Bouquet)

Eudia dan Tulus pertama kali bertemu di gereja saat latihan paduan suara pada Agustus 2010. Waktu itu, Eudia merasa ada yang aneh karena Tulus terus-menerus memandanginya. Beberapa hari setelah latihan, Eudia mendapat undangan pertemanan di Facebook dari Tulus. “Dia mulai kirim message-message teror. Aku bales dan kita tukeran pin BB. Dari situ berjalan biasa aja, ketemuan, dan nyambung,” tutur Eudia.

Uniknya, mereka tidak pernah pacaran secara official. Tulus sama sekali tidak pernah menyatakan cinta. Hingga awal 2014, ayah Eudia menanyakan keseriusan hubungannya dengan Tulus. Dalam posisi galau dan terjepit, Eudia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya jika Tulus tidak juga ngomong sayang atau meminta mereka tetap bersama. “Aku rencana ngomong serius pada 8 Maret karena hari itu adalah hari ulang tahun Tulus. Sekalian kasih kado terus udahan, biar bisa tutup buku,” kata Eudia.

Namun, rencana itu tidak sempat dilaksanakan karena pada tanggal 7 Maret 2014 malam, Tulus melamar Eudia. “Dia ngelamar just the way I wanted, yaitu khusuk berdua. Cuma aku dan dia yang tau. Jadi, habis makan, kami masuk mobil dan dia sudah menaruh kotak cincin di kursiku. Aku sempat ragu, siapa tau anting atau kalung karena Tulus bukanlah orang yang romantis. Pas dibuka, aku langsung nangis.

Lalu, dia nanya standar tetap pake gw lo. “Eudia, lo mau nggak jadi istri gw dan berkeluarga sama gw?” Aku jawab iya. Aku benar-benar diuji selama 4 tahun bersamanya dengan nggak berstatus, sulitnya menerima kekurangan masing-masing, dan ngehargain hubungan yang nggak jelas batasannya,” kenang Eudia.

Setelah lamaran itu, mereka pun mulai mempersiapkan pernikahan, seperti mencari gedung dan sebagainya. Untuk gedungnya, Eudia dan Tulus memilih HKBP Menteng sebagai tempat pemberkatan,  Gedung Adat Mulia Raja sebagai lokasi acara adat dan Hotel Aryaduta untuk acara di malam harinya. Menurut Eudia, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah komunikasi antar pasangan. “Sering banget ribut masalah sepele,” ujar Eudia. Persiapan yang memakan waktu 1 tahun 3 bulan ini mereka lakukan berdua tanpa bantuan orangtua atau keluarga. Orangtua hanya menyiapkan budget, mereka yang riset harga dan eksekusi. “It was fun!”

Acara pernikahan diselenggarakan dalam prosesi adat Batak Toba. Momen yang paling spesial bagi Eudia adalah pada saat prosesi mangulosi, yaitu pemberian ulos hela kepada pengantin oleh orangtua. “Ulos itu diikatkan ke kita untuk pertama kali. Biasanya, acara diiringi dengan lagu Batak yang dinyanyiin oleh penyanyi maupun dari pihak keluarga. Awalnya, aku sudah meminta Ayah untuk nyanyi. Tapi, ternyata dia nggak jadi nyanyi karena nggak kuat nyanyiin aku. Sebelum musik mulai, dia sudah nangis,” kata Eudia.

Untuk resepsi, mereka menggunakan desain-desain klasik dengan bold color. Undangan, dekorasi, seragam keluarga dan teman, semuanya berwarna bold, seperti gold, royal blue, magenta, dan green emerald. Wedding dress yang dikenakan Eudia pun terlihat memukau. Ia memilih bahan dengan motif abstrak french lace warna champagne dan mendesainnya dengan gaya vintage.

Menurut Eudia, momen yang paling memorable dari pernikahan mereka adalah surprise yang disiapkannya untuk Tulus. “Aku tau Tulus benci banget dibikin malu atau kaget. Dia juga nggak bisa slow dance ala first dance, gitu,” kata Eudia. Jadi, ia mengatur dengan Amaya Wedding agar acara tersebut tidak dimasukkan dalam rundown. “Pas dipanggil untuk first dance, Tulus kebingungan dan nggak ngerti caranya, hahaha. Tapi, akhirnya dia bisa ngikutin sambil ketawa-ketawa kesel.”

Surprise selanjutnya, Eudia menyanyikan Make You Feel My Love dari Adele untuk Tulus. “Lagu itu bersejarah banget,” ujar Eudia. Saat ia mulai bernyanyi, semua orang masuk ke gedung untuk menonton. Bahkan, ada penonton yang memungut bunga dekorasi dan menyerahkannya pada Tulus untuk diberikan pada Eudia. “Tiba-tiba ballroom full dan aku benar-benar ngerasa sukses banget surprise-nya. Bukan karena yang nonton happy, tapi karena senyum Tulus yang seneng banget.”

Top 3 vendors yang direkomendasikan Eudia adalah:

1. Amaya Wedding

“Cara kerjanya oke. Masalah waktu, mereka nggak meleset sama sekali. Selain jadi WO, Kak Syita sangat mau membantu dengan sepenuh hati untuk urusan printilan sebelum hari-H. Dia lihat klien bukan dari jasa apa yang dipakai, tapi seperti sedang membantu teman. Wedding-ku organized sekali. Krunya sigap, ontime, dan tight banget. Harga juga nggak kalah bersaing.”

2. Petty Kaligis

Makeup dari kakak yang satu ini udah sesuai banget sama ekspektasiku. Aku di-makeup pukul 02.30 dan acara baru beres pukul 22.30. Aku sampe kaget, mukaku nggak berubah sama sekali, even lipstik pun nggak. Padahal acaranya 20 jam lebih, pake nangis, keringet, dan cipika cipiki ribuan tamu. Bener-bener tahan banget.”

3. Dieva Ipeh

As you know, bajuku dari martupol dan resepsi udah kelihatanlah bagusnya. Aku juga suka banget karena dia nggak bikin deg-degan. Pas fitting, dia nggak nyuruh kurusan atau gimana karena dia tahu pengantin nggak usah di-push udah stres. Dia juga ontime dalam hal fitting.”

Tips dari Eudia agar acara pernikahan berjalan sukses dan tak terlupakan adalah, “Pertama, ikut sertakan pasangan dalam planning dan eksekusi. Banyak yang bilang cowok nggak peduli masalah kawinan, tetapi sebenarnya itu tergantung bagaimana ceweknya approach pasangan untuk ikut peduli dan terlibat. Kedua, make friend with vendors. Mereka bisa kasih unexpected things buat kamu, seperti kasih saran-saran karena mereka udah lama berkecimpung di dunia itu. Dan yang ketiga, stay focused saat memilih vendor dan jangan labil. Lakukan riset yang berkualitas, datanglah ke berbagai wedding exhibition, dan kelompokkan vendor dalam berbagai kelas. Kalau ada yang out of your league, langsung coret dan nggak usah dilihat-lihat lagi, kecuali untuk inspirasi. Nikahan bukan lomba kok, tapi selebrasi. Buatlah pesta sesuai kemampuan.”