Vendor That Make This Happened
Venue Tirtha Bridal, Bali
Event Styling & Decor It's True Wedding
Photography Max Willy
Wedding Organizer It's True Wedding
Videography Maxtu Photography
Make Up Artist Sherlya Make Up
Hair Do Sherlya Make Up
Bride's Attire Dewangga Larasati
Groom's Attire Wong Hang Tailor
Wedding Shoes Cava Prive
Catering Tirtha Bridal, Bali
Master of Ceremony MC Bali Nirmala Trisna
Wedding Entertainment The Fragmen Music
Invitation Kenang Design
Rachel dan Billy adalah teman masa kecil. Mereka sudah saling mengenal sejak Sekolah Dasar. Di tahun 2005, saat masih SMP, mereka mulai berpacaran. “Jadi, kami sudah pacaran selama kurang lebih 12 tahun,” kata Rachel memulai kisah mereka.
Tahun 2013 berita sedih menghampiri mereka. Rachel divonis mengidap cancer. Saat itu, Rachel baru saja lulus kuliah, sedangkan Billy sudah bekerja. “He took care of me everyday, we struggled together. He’s there even when I’m in my worst condition. Long story short, pada 2014, aku akhirnya sembuh.”
Tidak lama setelah sembuh, Rachel dan Billy berlibur ke Korea. Di sana, Billy menyampaikan keinginannya untuk serius dan menikah dengan Rachel. Namun, karena berbagai alasan, mereka memutuskan untuk menunda rencana tersebut. “Sampai pada 2017 awal, we felt like we’re ready and it’s time. Kami ngomong ke orangtua kalau mau serius dan menikah. Acara lamaran pun digelar pada 15 April 2017 lalu,” ujar Rachel.
Menurut Rachel, meskipun ia berada di Jakarta, tidak ada kendala atau masalah besar yang mereka alami selama masa persiapan wedding yang digelar di Bali tersebut. Kuncinya adalah menjaga komunikasi dengan para vendor. Rachel mengaku, WO-nya yaitu @itstruewedding dan planner team @tirthabridal juga dapat bekerjasama dengan baik. “The’re very helpful,” aku Rachel.
Menikah di Bali memang merupakan impian keduanya. Memilih Tirtha Bridal juga bukan karena sembarang alasan. Mereka sudah mengetahui vendor ini sejak lama dari internet. Saat mengunjungi sebuah wedding fair di Jakarta dan melihat-lihat venue pernikahan lainnya di Bali, Tirtha Bridal yang tetap menjadi pilihan mereka.
“Kami langsung booked the date. Padahal, kami belum pernah ke sana sama sekali. We’re so in love with Tirtha Bridal’s chapel. Overlooking to the blue ocean, plus we got sunset view too. Baru setelah itu, kami berangkat ke Bali untuk survey venue dan meeting dengan teamnya. Setelah melihat langsung tempatnya, kami makin mantap dengan pilihan tersebut.”
Konsep pernikahan yang digelar di Bali ini adalah classic, elegant, dan timeless. Karena itu, Rachel pun menginginkan wedding dress yang simple dan nyaman supaya bisa bebas bergerak dan mingle dengan para tamu pada hari-H. setelah mencari-cari referensi, akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan two piece wedding dress.
Attire yang dikenakan Rachel adalah hasil karya Dewangga Larasati. Ia mengetahuinya dari rekomendasi teman. Ketika melihat profil Anggi, Rachel langsung suka dengan style design-nya. “Karena dari awal aku mau wedding dress yang nggak biasa, jadi senang banget ketika ketemu designer yang pemikirannya klop.”
Foto-foto yang didapatkan dari internet menurut Rachel tidak ada yang benar-benar pas dengan kemauannya. “I have surgical scars here and there to cover. Jadi, aku lumayan detail. Foto reference hanya sebagai “bayangan” saja saat dibawa ke Anggi sambil bercerita detail bajunya seperti apa. Aku sempat bilang ke Anggi, ‘Sorry ya kalau mauku aneh-aneh.’ Tapi, Anggi balas, ‘Nggak apa-apa, aku malah suka yang aneh-aneh begini.’ Di situ aku merasa tepat banget membuat wedding dress ke Anggi. Apalagi setelah hasil ocehanku dituangkan menjadi gambar, aku jadi suka dan puas banget. Simple, tapi cantik. Yang paling penting, nyaman dipakai.”
Untuk dekorasi, Rachel mengandalkan It’s True Wedding, Bali wedding planner. Awalnya, ia mengumpulkan referensi, lalu membuat moodboard. Kemudian, ia mengirimkan moodboard tersebut lewat email dengan notes penjelasan seperti dekorasi yang diinginkan. Temanya classic dan elegant karena Rachel tidak terlalu menginginkan banyak warna pada dekorasi wedding-nya.
“Aku minta semua didominasi warna putih dan abu-abu dengan banyak greenery. Aku juga mau semua bunga yang digunakan berwarna putih.” Setelah melihat venue reception, tim dekorasi menambahkan sedikit sentuhan warna gold pada beberapa props karena ruangan reception didominasi warna kayu. Dengan lighting warm, semuanya menjadi kelihatan sangat cantik.
Menariknya, mereka juga mengadakan sebuah games di acara resepsi. Namanya shoe game. Awalnya, mereka belum tahu akan memainkan game apa. Rules bahkan baru dijelaskan oleh MC ketika games akan dimulai.
“Simpel, tapi lucu sih. Kami duduk saling membelakangi. Salah satu tangan memegang sepatu kami sendiri, tangan lainnya memegang sepatu pasangan. Lalu, MC melontarkan pertanyaan sederhana. Kalau jawabannya aku, kami mengangkat sepatuku. Begitu pula sebaliknya. Di situ terlihat jawaban kami klop atau nggak. MC membuat banyak pertanyaan, beberapa pertanyaan lain dari para tamu dan keluarga. Pertanyaannya personal, misalnya ‘Siapa yang lebih boros?’ atau, ‘Siapa yang paling sering lupa mencopot charger HP?’”
Top 3 vendor yang direkomendasikan oleh Rachel:
1. Nomina Photography
“Nomina terkenal dengan style foto beauty dan romantic. Sementara itu, kami bisa dibilang kaku kalau difoto berdua. Tapi, Nomina tim yang profesional banget. Mereka mampu membuat mood kami bagus seharian. Jadi, kami merasa nyaman difoto. Kami puas banget dengan semua hasilnya karena benar-benar all beauty and romantic.”
2. Max Willy
“Selain Nomina, kami juga memilih Max sebagai fotografer candid kami. Dari awal, kami sangat suka dengan foto-foto Max yang mengusung wedding photography dengan gaya street yang kental. Max berhasil meng-capture apa adanya kami. Hasil fotonya sangat real dan nggak dibuat-buat.”
3. Tirtha Bridal
“Lokasinya sangat cantik, yaitu di atas sebuah tebing di daerah Uluwatu. The chapel is the one that stole our hearts. Ini adalah bangunan dengan arsitektur minimalis serba putih dengan kaca besar pada altarnya yang menghadap ke laut. So breathtaking. Selain itu, Tirtha juga memiliki tim yang sangat profesional. Service yang mereka berikan sangat baik.”
“Our wedding was much more meaningful because it was so intimate, just like we ever dreamt. Our dearest and nearest gathered in Bali to witness our vow and celebrate the special day with us. Hampir semua keluarga dan tamu berasal dari luar Bali, yaitu dari Jakarta, sampai Jepang, Australia, dan UK. Puji Tuhan, mereka tetap hadir walaupun ada travel warning karena status erupsi Gunung Agung.”
Tips dari Rachel untuk para brides to be adalah, “Enjoy the process, jangan terburu-buru. Untungnya, kami memiliki wedding workbook dari Tirtha Bridal yang berisi to-do-list beserta timeline-nya. Ini sangat membantu dalam perencanaan wedding. Selain itu, jaga komunikasi yang baik dengan pasangan. Don’t fight, it’s not worth it. Segala perencanaan harus didiskusikan berdua. Kita nggak boleh lupa, pesta pernikahan bukan buat bride saja, tetapi juga buat groom,” tutup Rachel sambil tersenyum.