Classic Rustic Javanese Wedding in Financial Hall

By NSCHY on under The Wedding

Classic Rustic Javanese Wedding in Financial Hall

Style Guide

Style

International

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Financial Hall, Gedung CIMB Niaga Jakarta

Event Styling & Decor Azka Anggun

Wedding Organizer Astika Events

Photography Red White Photo

Bride's Attire Fanny Kartika

Groom's Attire Etty Bachir

Make Up Artist Resepsi by Gyanda Agtyani

Hair Do Resepsi by Boim Lauw

Make Up Artist Akad by Ella Sienna

Hair Do Akad by Ibu Lili dari Tari Donolobo

Wedding Entertainment DJ by Namanda Mandagie

Wedding Shoes Akad by Vaia Shoes

Souvenir Percy Supply

Souvenir Bag to Bag

Souvenir Mandita Projects

Others Couple’s Bedroom by Sulla Home

Bertemu saat sekolah MBA di Colorado tahun 2016 lalu, Dhira dan Ray awalnya nggak terpikir untuk menjalani hubungan yang serius. Keduanya baru saja melangsungkan pernikahan dengan tema Classic Rustic Javanese Wedding in Financial Hall. Yuk kita simak serunya cerita persiapan pernikahan Dhira dan Ray!

“Lama-lama, hubungan kita jadi serius, bahkan, Ray jadi mualaf dengan inisiatifnya sendiri.” cerita Dhira.

Keseriusan itu pun berlanjut hingga momen kelulusan Dhira. Saat itu, Ray dan mamanya membuat pesta kelulusan di rumah Ray, yang dilengkapi dengan teman-teman dekat, dan juga orang tua Dhira.

“Ternyata, itu bukan pesta kelulusan, tapi pesta lamaran. Di situ, Ray melamarku, di depan orang tuaku dan orang tuanya. Seluruh orang di sana tau rencana itu, kecuali aku. Bahkan, Ray sudah meminta izin orang tuaku beberapa bulan sebelumnya,” cerita Dhira.

Pernikahan impian Dhira adalah sebuah pesta yang santai, di ruangan terbuka, menggunakan sneakers dan bisa mingle dengan para tamu undangan. Karena pesta outdoor di bulan Januari agak kurang memungkinkan, akhirnya Dhira dan Ray memutuskan untuk menyelenggarakan pernikahannya di ruangan yang memiliki spot outdoor dan juga indoor.

“Financial Hall punya outdoor dan juga indoor. Selain venue-nya yang cukup besar, desainnya juga klasik, cocok untuk kita,” kata Dhira.

Di hari bahagianya yang dipenuhi dengan dekorasi rustic, Dhira mengenakan kebaya Jawa tradisional untuk acara akad nikahnya. Sedangkan, untuk resepsi, Dhira memilih dress yang panjangnya berukuran di atas mata kaki untuk membuatnya lebih mudah untuk mingle dan untuk menunjukan sneakers-nya.

Bagi Dhira, ada dua hal yang paling mengesankan di hari bahagianya tersebut, yaitu melihat seluruh keluarga Ray datang ke Indonesia, mengenakan pakaian adat, dan juga mengikuti seluruh rangkaian adat Jawa, dari mulai pengajian sampai resepsi.

“Yang kedua, saat keluarga besarku memberikan kejutan flashmob untuk kita yang sudah mereka siapkan dari jauh-jauh hari, bahkan ngajak bridesmaid-ku juga. Padahal, di acara pernikahan keluargaku sebelumnya belum pernah ada kejutan kayak ini.” cerita Dhira.

Karena persiapan ini diurus dari Amerika, terpaksa Dhira harus mengorbankan banyak waktu tidurnya untuk menyamakan waktu berkomunikasi dengan para vendor dan juga keluarga yang take over di Jakarta, “selain itu, aku juga harus mengikhlaskan beberapa hal untuk diurus orang lain karena masalah jarak, salah satunya kain seragam,” cerita Dhira.

Top vendor di pernikahan Dhira & Ray:

1. Astika Events
Vendor ini yang menurut aku paling berjasa di kawinanku. Ownernya, tante dina, itu temen baik mamaku. Dia dan staff2nya yang selalu siap sedia ngingetin siang malem dan bantuin semuanya walaupun aku orangnya pelupa banget. Pertama kali aku jelasin konsep aku pas resepsi yang ga umum itu, aku ga perlu jelasin panjang lebar karna tante dina udah langsung dapet mau aku kayak apa dan berhasil bikin acaranya jadi kayak yang aku mau. Acara pernikahan ini ga akan sukses tanpa bantuan mba2 dan mas2 dari astika events!

2. Red White Photo

“Dari awal, aku mau bekerja dengan fotografer yang bukan hanya bisa membuat kita berpose di depan kamera, tapi juga bisa menangkap semua momen penting secara candid. Dari Instagramnya, kita liat Red White ini bisa menangkap momen penting. Timnya juga kooperatif, mau melayani aku lewat telepon dan WhatsApp untuk membahas hal-hal mendetail. Fotografernya juga seru dan bisa mencairkan suasana, apalagi untuk aku dan Ray yang jarang foto-foto.”

3. Fanny Kartika

“Aku ketemu Fanny di salah satu wedding fair yang aku dan mamaku datangi beberapa bulan sebelum pernikahan. Karena jarak, jadinya dia memberikan gambar badan dan detail bagian yang harus aku ukur di sana. Fanny pun juga mengerti apa yang aku mau. Foto konsep dari aku yang sederhana bisa diberikan sentuhan spesial. Saat aku fitting pertama kali pun, bajunya hanya perlu perubahan kecil.”

4. Azka Anggun

“Karena ada sebuah kondisi, aku jadi baru deal sama Azka Anggun sebelum sebelum acara. Mas Taufik, pemilik Azka Anggun ini orangnya sabar, mau dengerin semua kemauanku walaupun waktunya terdesak. Permintaanku adalah konsep rustic yang klasik, Azka Anggun bisa mewujudkannya sesuai keinginanku.”

Tips untuk brides to be:

“Ikhlas yang paling penting, karena nggak semua yang diinginkan bisa terlaksana, dan nggak semuanya bisa dikerjain sendiri. Contohnya, aku punya pilihan vendor sendiri, tapi kenyataannya, ada beberapa yang nggak bisa dipakai. Tapi positifnya, masih ada banyak vendor lain yang bisa dijadikan pilihan, dengan kualitas yang sama. Percayalah kita nggak bisa mengerjakan semuanya sendiri, makanya harus belajar percaya sama orang lain, walaupun awalnya susah, tapi percaya itu adalah kunci. Kedua, nurut sama orang tua, karena ini banyak yang menjadi bibit persoalan dengan orang tua karena perbedaan pendapat dan keinginan. Karena aku jauh, orang tuakulah yang sebagian besar membantu mengurus keperluan pernikahanku, mulai dari pemilihan venue sampai meeting dengan vendor-vendor. Aku tau yang mereka lakukan pasti yang terbaik untukku, makanya aku nggak terlalu banyak minta.”