Acara Lamaran dengan Tema Hijau dan Silver

By Friska R. on under The Engagement

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Residential

Colors

Vendor That Make This Happened

Engagement Reception

Venue Private Residence

Event Styling & Decor Galeni Decoration

Kebaya Aadvinaa (DIY)

Make Up Artist Eliz

Photography Polar Photograph

Seserahan Bandung Seserahan

“Acara lamaranku ini memang banyak sekali personal touch-nya, mulai dari kebaya yang aku jahit sendiri hingga masakan Mama sebagai hidangan utama acara itu.” Begitulah ungkapan dari Vina ketika kami menanyakan apa yang membuat acara lamarannya berbeda.

Vina dan Dimas pertama kali berkenalan sekitar 7 tahun lalu, di mana kedua masih berada di bangku kuliah. Setelah berteman selama kurang lebih 7 bulan, mereka pun memutuskan untuk berpacaran. Dari awal berpacaran, mereka memang sudah berniat untuk melewati banyak momen bersama, mulai dari lulus kuliah, ulang tahun, jenjang karir pertama, dan banyak lainnya. Tanpa terasa, mereka pun berpacaran selama 5 tahun.

Vina mengaku bahwa ia dan Dimas adalah pasangan paling tidak romantis karena mereka sekali bercanda kapanpun dan di manapun. Oleh karena itu pula lah, Dimas tidak secara khusus mempersiapkan romantic proposal. Malah kebalikannya, Dimas melamar dengan cara yang sangat sederhana namun sangat berkesan. Di malam ulang tahun Vina, Dimas pun menanyakan keyakinan Vina akan hubungan mereka dan tidak lama kemudian, Dimas pun menanyakan that question. Alih-alih terharu, Vina malah tertawa ngakak karena kebiasaan mereka yang suka bercanda. Akhirnya Vina menyuruh Dimas untuk bertanya kepada Ayah Vina yang berada di Bandung. Tak disangka-sangka, Dimas berangkat ke Bandung keesokan harinya untuk meminta restu dari Ayah Vina.

Acara lamaran Vina dan Dimas dilaksanakan di Bandung secara simple dengan konsep kekeluargaan. Karena Vina memiliki keturunan Sunda, maka keseluruhan acara dikemas dengan adat tersebut. Vina mengatakan bahwa banyak sekali candaan-candaan khas Sunda yang dikeluarkan selama acara itu, sehingga ketegangan pun dapat dicairkan.

Acara ini pun banyak memiliki sentuhan DIY. Vina yang memang hobby menjahit kebaya dan dress memutuskan untuk membuat busana dia sendiri. Menurut Vina, lebih banyak sukanya dibanding dukanya ketika ia membuat kebaya lamarannya. Ia bisa memutuskan warna dan bahan, hingga desain beading yang ia inginkan. Sedangkan dukanya adalah proses yang lebih lama karena semua dikerjakan sendiri.

Sentuhan personal lainnya adalah ketika ayah Vina juga membantu team dekorasi dengan merangkai bunga-warna sebagai hiasan lamaran mereka. Sang Ibu juga turun tangan dalam menghidangkan makanan untuk para hadirin. Alasannya adalah keluarga Vina ingin mengenalkan masakan Ibunya yang terkenal lezat kepada calon keluarganya.

Bagi Vina dan keluarganya, acara lamaran ini sangat memorable karena ini juga merupakan acara lamaran yang pertama di keluarganya. Vina mengungkapkan bahwa ayahnya memegang terus tangannya selama acara berlangsung. Hal ini mungkin dikarenakan perasaan nervous dan sedikit sedih. Namun, keseluruhan acara berjalan dengan lancar.

“Komunikasi adalah yg utama dari mempersiapkan sebuah acara agar sesuai dengan semua yang kita harapkan. Apalagi mengingat acara lamaran sebenarnya bertujuan untuk perkenalan antara dua keluarga semuanya harus dirancang senyaman mungkin utuk kedua belah pihak. Jangan lupa untuk meminta restu dari orang tua karena mereka adalah orang yang paling mengerti apa yang terbaik untuk anaknya.” begitulah pesan Vina kepada pembaca The Bride Dept