DIY Paper Blue Engagement

By Rebebekka on under The Engagement

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Residential

Colors

Vendor That Make This Happened

Engagement Reception

Venue Private Residence

Event Styling & Decor Tenda Indo

Photography Warna Project

Videography Warna Project

Kebaya Nevila Collection

Make Up Artist Maharani Nilla

Saat ini, konsep DIY merupakan konsep yang populer diterapkan banyak brides-to-be, baik untuk acara lamaran maupun pernikahan. Konsep DIY memang sedikit merepotkan, namun konsep ini juga memberikan kepuasan tersendiri setelah melihat hasilnya, seperti yang dilakukan oleh pasangan yang baru saja melangsungkan lamaran, yaitu Nissya dan Ageng.

Nisyya dan Ageng pertama kali bertemu di kampus dan diawali dengan cerita yang sangat lucu. Saat itu, Nissya sedang duduk di kantin kampus yang ramai. Tiba-tiba, Ageng mencolek punggung Nissya dari belakang dari terjadilah dialog berikut ini:

Ageng: “Mbak, es teh manis satu yah.”

Nissya: “Sorry ya, saya bukan mbak-mbak kantin!!”

Ageng: “Aduh, maaf ya, saya kira mbak-mbak kantin…”

“Dalam hati, aku kesal karena dikira mbak-mbak kantin, tapi aku kaget juga karena ternyata yang nyolek aku adalah senior di kampus yang terkenal dan banyak penggemarnya hehehe,” kenang Nissya. Setelah kejadian tersebut, keduanya kembali bertemu dalam suatu mata kuliah karena Ageng harus mengulang mata kuliah tersebut. Mereka mulai berteman dan sering jalan bareng, namun seusai lulus kuliah, keduanya jarang bertemu.

Ageng kembali mengontak Nissya setelah melihat status Nissya di Path yang menyatakan bahwa Nissya turun 17 kg. “Kebetulan dulu aku sempat gemuk sampai dijuluki Nissya si Kulkas 3 Pintu,” ucap Nissya. Nissya pun lanjut bercerita bahwa Ageng menghubungi dia dan mengajaknya bertemu sampai akhirnya mereka lebih dekat dari sebelumnya. Ageng bahkan beberapa kali mengajak Nissya pacaran. Sayangnya, Nissya terus menolaknya. “Hitung-hitung balas dendam karena tragedi es teh hahaha,” canda Nissya. Untung bagi Ageng, Nissya akhirnya mengiyakan ajakannya untuk berpacaran ketika Ageng mengajak Nissya pacaran ketiga kalinya.

Nissya mengaku bahwa pada awalnya ia dan Ageng memiliki prinsip yang berbeda tentang waktu untuk menikah. Nissya berpikir jika ia sudah menemukan pria yang baik, memiliki pekerjaan tetap, dan mau bertanggung jawab serta sayang pada dirinya dan keluarganya seperti Ageng maka saat itulah yang tepat untuk menikah. Adapun Ageng merasa bahwa dirinya harus menjadi mapan terlebih dahulu baru bisa melamar Nissya. Nissya pun memberi tahu Ageng bahwa ia tidak bisa menunggu Ageng tanpa kepastian terlalu lama. Tanpa Nissya sangka, tidak lama setelah itu Ageng mengirimkan pesan melalui LINE dan menanyakan, ‘Kamu mau ngga nikah sama aku?’

Tidak hanya itu, Ageng juga mengatakan bahwa ia sudah meminta izin untuk melamar Nissya pada tanggal 27 September dan ia meminta Nissya untuk menanyakan kesediaan keluarganya. Sontak Nissya kaget bercampur senang dan juga kesal. Rupanya Nissya ingin dilamar dengan cara yang romantis, bukan hanya melalui pesan singkat. Meskipun demikian, Nissya tetap mengiyakan ajakan Ageng setelah mendapat persetujuan untuk acara lamaran dari orang tuanya.

Nissya dan Ageng mempersiapkan lamaran hanya dalam waktu sebulan. Singkat sekali ya? Hebatnya, Nissya berhasil mendekor sendiri lamarannya dengan konsep yang ia namakan DIY paper blue engagement. Biru menjadi warna pilihan karena Nissya merasa bahwa biru adalah warna yang netral bagi laki-laki maupun perempuan. “Aku dapat banyak referensi dari The Bride Dept dan berbagai akun Instagram party planner,” ucap Nissya mantap saat ditanya mengenai inspirasi dekorasi. “Setiap mendapatkan model backdrop yang aku suka, aku langsung cari tutorial pembuatannya di Youtube atau Pinterest. Setelah itu, aku mencari bahan-bahan yang aku butuhkan di Pasar Asemka atau Pasar Mayestik. Biasanya aku belanja kayu, kawat, kertas tisu khusus dekorasi, dan bahan brukat. Aku bahkan sempat kehabisan kertas tisu khusus dekorasi sampai merasa panik, lho! Terus aku pikir aku akali dengan tisu wajah biasa saja deh,” cerita Nissya panjang lebar dengan semangat. Nissya juga memanfaatkan koleksi pajangan kristal mamanya sebagai pemanis ruangan dan merangkai bunga-bunga yang menghiasi meja. Tidak hanya itu, Nissya bahkan mendesain sendiri kebaya lamarannya dan berbelanja kain, batu-batu aplikasi, dan payet sendiri. How she was willing to go extra miles is just amazing, don’t you think, brides?

Bagi Nissya, keberhasilannya dalam membuat lamaran dengan konsep DIY tanpa bantuan party planner adalah highlight dari acara lamarannya. “Aku senang karena aku berhasil mengadakan acara lamaran yang cantik dengan budget yang minim,” tandasnya. Nissya juga menceritakan betapa terkejutnya ia saat Ageng mengambil microphone dan menanyakan, “Nisyya, would you marry me?” di hadapan kedua keluarga dan teman-teman mereka. Pertanyaan Ageng otomatis disambut tawa dan tepuk tangan oleh semua orang.  Suasana yang berlangsung saat lamaran juga terasa hangat dan penuh canda tawa, terutama saat Nissya menceritakan awal pertemuan mereka di kantin kampus beberapa tahun silam. Semua yang hadir tidak bisa menahan tawa mendengar cerita Nissya. Lucunya lagi, keduanya memberikan alasan yang sama ketika ditanya oleh papa Nissya mengenai alasan mereka saling menyukai. “Ageng itu pendiam dan aku kan cerewet, jadi akan saling melengkapi hehehe.”

Kepada para brides-to-be yang sedang mempersiapkan lamaran, Nissya berpesan:

“Ciptakan konsep lamaran yang simpel dan menarik. Pintar-pintarlah memilih vendor dengan harga terbaik untuk kebutuhan acara lamaran. Lamaran kan acara sekali seumur hidup, jadi usahakan untuk terjun langsung dalam persiapannya agar ada kenangan tersendiri.

Dengan persiapan lamaranku yang hanya sebulan, aku merasa kesulitan mencari MUA, karena kebanyakan MUA sudah memiliki jadwal sampai berbulan-bulan ke depan. Cepat-cepat hubungi MUA deh kalau sudah punya tanggal lamaran.”

Top 3 vendor pilihan Nisyya:

Nevila Collection

Nevila Collection merupakan usaha milik tante Nissya dan kebaya lamaran yang dikenakan Nissya adalah hadiah dari tantenya. Nissya merasa sangat puas dengan kebaya lamaran buatan tantenya yang detail dan rapi, sesuai ekspektasinya. “Hasilnya sama persis dengan desainku!”

Maharani Nilla

I feel like seeing a prettier version of me! Makeup-nya juga tahan lama banget!” puji Nissya. Menurut Nissya, Nilla merupakan satu dari sedikit MUA yang bersedia dipanggil ke Bekasi. “Aku sempat ditolak oleh beberapa MUA ketika mereka tahu aku berlokasi di Bekasi, makanya aku sayang banget sama Mbak Nilla yang mau dipanggil ke Bekasi.”

Warna Project

“Hasilnya selalu bagus. Mereka bisa mengikuti kemauan dan seleraku, baik dari komposisi maupun tone foto.”