Vendor That Make This Happened
Wedding Reception
Venue Bale Asri PUSDAI Bandung
Event Styling & Decor Rafafi Decoration
Photography Owlsome Project
Bride's Attire Raden Annisa Brides
Make Up Artist Raden Annisa Brides
Catering Minity Catering
Wedding Entertainment Gege Gumilar Chamber
Invitation Invites by Mimosa
Pemandu Adat Surya Kancana
Beberapa waktu lalu, The Bride Dept pernah meliput mengenai acara lamaran Kevina dan Panji yang diadakan di Bandung. Ternyata, tidak hanya acara lamaran mereka yang menginspirasi, tetapi juga acara pernikahan mereka.
Sesuai dengan latar belakang dari mayoritas kedua keluarga, prosesi pernikahan mereka diadakan dengan adat Sunda. Seperti pada pernikahan pada umumnya, pernikahan adat Sunda memiliki ritual siraman dan tumpeng. Namun yang membedakan adalah prosesi Ngaras. Di acara ini, Kevina dibimbing oleh pemandu adat, Teh Miming, untuk memohon maaf dan meminta restu kepada orang tua, kakak, dan adiknya.
Untuk prosesi adat setelah akad nikah, Kevina dan Panji mengikuti pakem yang sudah ada yaitu Huap Lingkung (Suap-Suapan), Saweran, Meupeuskeun Kendi (Memecahkan Kendi), Nincak Endog (Injak Telur), dan Meleum Harupat.
Sedangkan acara resepsi pada malam harinya dibuka dengan prosesi Mapag Lengser. Prosesi ini ditampilkan oleh penari pria tua, yang dinamakan Lengser. Jadi Lengser-lah yang membuka jalan pengantin untuk menuju pelaminan.
Konsep dari pernikahan Kevina dan Panji adalah Enchanted Garden karena sedari awal, mereka berdua memang menginginkan dekorasi dengan nuansa warna hijau dan warna bunga yang vibrant. “Intinya tidak boleh ada warna pastel! Hehe. Aku dan Panji memang menginginkan kombinasi garden dengan sentuhan classic, sehingga ada ornamen-ornamen seperti kayu, burung merpati, angka, dan juga chandeliers,” ungkap Kevina.
“Aku banyak mendapatkan inspirasi dari wedding website dan Instagram, termasuk dari The Bride Dept! Nah dari sanalah, aku dan Panji mulai memilah mana yang sesuai dengan tema pernikahan kita dan kemudian menggabungkannya menjadi satu konsep yang kita inginkan!” jelas Kevina mengenai sumber inspirasinya.
Walaupun Kevina memiliki waktu kurang lebih 9 bulan, tetapi ia harus mengurus pernikahannya secara jarak jauh. “Berhubung aku tinggal di Jakarta dan acaraku akan dilakukan di Bandung, aku cuma punya weekend untuk mengurus pernikahanku. Aku juga memutuskan untuk menggunakan vendor yang berdomisili di Bandung dan sialnya, aku tidak memiliki banyak referensi mengenai vendor-vendor tersebut, sehingga aku cukup gambling ketika memilih vendor. Aku juga sempat beberapa kali ganti vendor karena merasa ngga sreg di tengah-tengah,” curhat Kevina.
Tetapi di tengah tantangan tersebut, Kevina sangat bersyukur karena Panji mau terlibat penuh dalam menyukseskan hari bahagia mereka berdua. Sejak awal, mereka berdua memang sudah sepakat untuk mengurus semua sendiri sehingga tidak terlalu melibatkan WO. Kevina pun mengaku bahwa mereka berdua sangat menikmati proses persiapan pernikahan ini karena hanya dirasakan sekali seumur hidup.
Banyak hal yang sangat memorable dari seluruh rangkaian pernikahan mereka berdua. Dimulai dari prosesi Ngaras yang sangat menyentuh Kevina karena di saat itulah ia melihat ayahnya menangis untuk pertama kalinya. Melalui prosesi Ngaras itu juga, ia merasa ikatan batin dengan seluruh anggota keluarganya menjadi semakin kuat sehingga ia merasa tenang dan yakin dengan pernikahannya.
Hal lainnya yang tidak terlupakan adalah surprise ulang tahun dari para bridesmaids-nya yang membawakan macaron tower ke pelaminan dan setelah diusut, ini merupakan ide dari Panji. So sweet banget ya!
Tidak hanya itu, momen yang tak terlupakan lainnya adalah ketika prosesi akad nikah. Ketika itu, Kevina tidak duduk di samping Panji, melainkan disembunyikan di sebuah ruangan. Ia baru memasuki ruangan setelah prosesi Ijab Kabul dinyatakan sah. Di saat itulah, Kevina merasa sangat tersentuh dan bahagia.
“Pesanku untuk para pembaca The Bride Dept adalah selalu menentukan skala prioritas! Contohnya buat aku, selain menentukan venue dan tanggal yang pas adalah memilih Katering, Dekorasi, kemudian Fotografi yang sesuai. Jangan sampai kita hanya terfokus pada baju atau seragam bridesmaids misalnya, tanpa mementingkan hal-hal yang juga penting buat tamu, karena pada prinsipnya, tamu yang sudah jauh-jauh datang, tetaplah harus dihargai, sehingga tidak salah jika kita betul-betul menjamin kualitas hidangan yang akan mereka santap dengan memilih katering yang sesuai. Selain skala prioritas, kita juga harus sabar dan teliti dalam memilih vendor, jangan sampai kita terlalu menggebu-gebu kemudian menyesal di akhir. Terakhir adalah komunikasikan keinginan kamu dan pasangan dengan pihak keluarga, karena biar bagaimanapun mereka yang akan bertanggung jawab terhadap sebagian besar biaya yang akan dikeluarkan, sehingga mereka juga berhak memberikan pertimbangan terhadap pilihan kamu dan pasangan.”