Vendor That Make This Happened
Venue Ko/pe at Tugu
Photography Em Lintong Photography
Hair Do Ando and Yun Korean Salon
Wedding Organizer Jimbo Production
Jewellery & Accessories Luxmatters
Bride's Attire Lubna Official
Beauty Preparation Asana Batik
Others Cakes by Union
“It was an ordinary Monday afternoon after a tiring day at work, only me and him in the car, and he took one tiny little box with a beautiful ring inside, he looked at me in my eyes, held my hand tightly and he goes “Eva, will you marry me?.” For me, that was beyond sweet and of course I said Yes,” ujar Eva memulai ceritanya.
Bagi Eva, momen sweet proposal yang sederhana dan private ini akan menjadi momen indah yang tidak terlupakan karena menurut Eva, cara Alfons melamar dirinya sangat sesuai menggambarkan karakter Alfons yang sederhana dan tidak ‘neko-neko.’ Tapi walaupun sederhana dan terkesan simple, saat itu Alfons ternyata sangat gugup, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin.
Kisah cinta Eva dan Alfons berawal dari perkenalan yang terjadi saat mereka sama-sama tengah bekerja jauh dari keluarga, tepatnya di Papua. Tapi, kala itu mereka berdua berkenalan disaat sama-sama sedang memiliki pacar, alhasil hubungan mereka pun berkembang hanya sebatas berteman saja. Sampai sekitar dua tahun lalu Alfons akhirnya mendapat alasan yang tepat untuk menghubungi Eva, karena ada kiriman paket online shop milik Eva yang tidak sengaja terkirim ke kantor Alfons, such a blessing in disguise! Kebetulan, saat itu Eva dan Alfons pun sedang sama-sama berstatus single. Jadi berawal dari niat ingin sekedar basa basi mengembalikan kiriman paket yang salah kirim, mereka malah jadi semakin intens berkomunikasi yang membuat mereka berdua menemukan banyak kecocokan, sampai akhirnya memutuskan untuk pacaran dan saat ini mereka sama-sama siap untuk menikah.
Setelah momen sweet proposal, Eva dan Alfons mulai merencanakan acara lamaran resmi keluarga. Saat itu baik Eva maupun Alfons belum pernah bertemu dengan orang tua dan keluarga masing-masing, karena memang mereka sama-sama bekerja jauh dari keluarga. Untuk itu, mereka berdua sepakat untuk terlebih dahulu berkenalan dengan orang tua masing-masing sebelum keluarga besar mereka bertemu di acara lamaran resmi. Alfons saat itu khusus datang ke Manado untuk bertemu langsung dengan kedua orang tua Eva dan menyampaikan niatnya untuk melamar dan menikah dengan Eva. Sama halnya dengan Eva yang terlebih dulu berkenalan dengan kedua orang tua Alfons, yang juga menyambut baik rencana mereka.
Untuk acara lamaran resmi keluarga ini, Eva dan Alfons sepakat untuk menyelenggarakannya di Jakarta, jadi kedua orang tua Alfons, yang tinggal di Bandung, dan orang tua Eva, yang tinggal di Manado, sepakat untuk bertemu di Jakarta. Untuk venue acara, Eva dan Alfons langsung memilih sebuah Café di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan yang bernama Ko/pe at Tugu. Selain karena café ini adalah tempat hang out favorit mereka berdua, café ini juga kebetulan tutup untuk umum setiap hari Minggu. Karena acara lamaran resmi ini diselenggarakan pada hari Minggu, mereka pun dapat menyelenggarakan acara dengan lebih nyaman dan tentunya lebih private.
Eva mengaku kalau ia dan Alfons sudah jatuh cinta dengan café ini. Ko/pe at Tugu memiliki desain interior yang berkonsep monochrome dan berukuran sangat pas untuk acara lamaran mereka yang berkonsep intimate and simple ini. Selain itu, karena mereka berdua bekerja di Papua, segala bentuk persiapan dan perencanaan dilakukan dari jarak jauh dengan semua vendor yang terlibat. Pihak Ko/pe at Tugu menurut Eva sangat membantu dalam mengurus segala bentuk persiapan karena semua di-handle dengan sangat baik oleh mereka. “Pihak ko/pe at Tugu mempersiapkan dan menyediakan semua dekorasi dan catering dengan sajian yang enak banget, Jadi walaupun dilakukan dari jarak jauh tidak sulit untuk kami melakukan kordinasi, baik dengan pihak event planner maupun dengan pihak Ko/pe at Tugu ini,” tukas Eva.
Acara lamaran dimulai dengan perkenalan resmi dari pihak keluarga Alfons yang sekaligus menyampaikan tujuan kedatangan mereka yang adalah untuk melamar Eva. Setelah itu keluarga Eva pun memperkenalkan secara resmi perwakilan keluarga yang hadir, sekaligus menyampaikan bahwa lamaran keluarga Alfons resmi diterima oleh Eva dan keluarga. Setelah inti dari acara terlaksana dengan lancar dan baik, kedua keluarga kemudian berbincang-bincang dan membahas mengenai detail pelaksanaan acara pernikahan mulai dari tanggal, venue, konsep, sampai ke jumlah undangan, yang seluruhnya langsung disepakati oleh kedua keluarga di saat yang sama.
Tidak ketinggalan setelah itu mereka juga melakukan prosesi tukar cincin dan foto bersama, yang dilanjutkan dengan ramah tamah keluarga sambil menikmati hidangan yang telah disediakan. Menurut Eva, kelebihan lain dari menyelenggarakan acara di café adalah kedua keluarga bisa saling mengenal lebih baik satu sama lain sambil mengobrol dan ngopi, yang berhasil membuat suasana jadi berkesan lebih cair dan santai.
Berikut top 3 vendor pilihan Eva:
1. Ko/pe at Tugu
“Mulai dari venue, makanan dan dekorasi yang sangat sesuai dengan permintaan, bisa terlaksana berkat Mba Astrid dari Ko/pe at Tugu yang super duper helpful dan so easy going. Koordinasi jarak jauh dengan segala keribetan karena saya banyak maunya, bisa di-handle dengan baik oleh Mba Astrid. Semua bisa langsung di-eksekusi dan justru memberikan saran yang lebih bagus dari yang aku bayangkan. Tidak overdo tapi outstanding!”
2. Em Lintong Photography
“What I love the most adalah ketika photographer Em Lintong bisa menangkap “momen” yang paling berharga. Bukan sekedar foto-foto pada waktu kita “pose” tapi setiap momen yang tertangkap kamera Em Lintong adalah momen yang memang ingin kami abadikan dan kenang. Plus, baru dua jam tiba di apartemen, foto-foto high-res dengan hasil editan sesuai permintaan sudah bisa di-share, jadi saya bisa langsung update ke social media.”
3. Jimbo Production
“Event Organizer yang akan kami pilih menjadi Wedding organizer ini sudah memberikan petunjuk yang detail sejak awal, tentunya karena memang merupakan kakak sendiri jadi memang mengetahui apa saja yang perlu disiapkan. Menggabungkan keinginan dari kami calon bride and groom dan dua budaya keluarga yang berbeda bukan sesuatu hal yang gampang. But, Jimbo Production handled us so well. Plusnya juga, kalau mengenai pekerjaan, mereka tidak take it personal dan tidak ada hard feeling kalau keinginan kami tidak cocok dengan apa yang mereka sarankan.”
Eva juga memberikan tips untuk kamu yang sedang mempersiapkan acara lamaran,
“Brides, try to calm down in every decision that you both make. Diskusikan dulu, jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan jangan panik. Kemudian, cari referensi sebanyak mungkin dan tentukan konsep kamu. Pasti semua brides memiliki dream wedding atau dream engagement party. Setelah tentukan konsep, coba untuk tetap pada konsep yang telah kamu pilih. Pasti diluar sana banyak yang bagus-bagus, sehingga tergiur ingin mengganti konsep. Try to avoid that karena malah akan bikin kamu bingung dan jadinya memutuskan sesuatu dengan terburu-buru. Yang paling penting, jangan lupa untuk “find joy” dalam proses lamaran dan pernikahan kamu dan pasangan. Best of luck, brides!”