From London to Australia: The Story of Nisa & Richard

By Friska R. on under The Wedding

the bride dept the wedding royal santrian bali inspiration nisa riphat richard ames

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Wedding Reception - Jakarta

Venue Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta

Event Styling & Decor Rumah Kampung Elite Decor

Photography Adiza Photography

Bride's Attire Irvan Adiputra (Resepsi)

Make Up Artist Diana Ross

Wedding Organizer Perniq 21

Wedding Reception - Bali

Venue Royal Santrian Benoa Bali

Event Styling & Decor NOUA Decor

Photography Terralogical

Videography The Light Motion

Bride's Attire Maggie Soettero

Make Up Artist New Melati

Wedding Cake Ixora Cakes

Wedding Organizer Vara Wedding

“We always say our sisters alligned the stars for us,” jawab Nisa ketika ditanya mengenai hubungannya dengan Rich. Berawal pada tahun 2007 ketika Nisa sedang menjalani program S2 di London, sang kakak, Nindia Riphat, memperkenalkannya dengan Richard. Hubungan mereka berdua pada waktu itu hanyalah sebatas teman dekat dan harus terpisah karena Nisa memutuskan untuk kembali ke Jakarta di tahun 2010. Ia memulai karier nya di sebuah majalah wanita dan pada waktu itu ia ditugaskan untuk menggantikan kolega yang sedang sakit dalam meliput acara perkenalan Putri Indonesia, Nadine Alexandra, yang merupakan adik kandung Rich. Di acara itu pula, Nadine memberitahukan Nisa bahwa Richard akan berkunjung ke Jakarta dan Nadine pun dengan semangat mengusulkan mereka untuk bertemu. What a sweet coincidence!

Pertemuan tersebut membuat mereka dekat kembali dan memutuskan untuk berpacaran. Karena Rich masih menetap di London, mereka pun harus menjalani hubungan jarak jauh pada 8 bulan pertama. Akan tetapi waktu itu Papa dari Nisa ditugaskan ke Australia dan kebetulan Rich memang memiliki rencana untuk bekerja di Australia juga sehingga ia memutuskan untuk pindah dari London ke Sydney. Another sweet coincidence! Don’t you love this story?

Pada suatu malam, Rich mengajak Nisa untuk stargazing (mengamati bintang) di Red Hill Look Out, sebuah bukit di Canberra. Pada waktu itu alasannya adalah ia ingin memotret Milky Way (Galaksi Bimasakti). Setelah berada di sana sekitar satu jam, Nisa pun mulai merasa kedinginan dan mengajak Rich untuk pulang. Rich pun setuju dan mulai membereskan tripod dan peralatan kamera lainnya. Nisa berjalan duluan ke arah mobil tetapi ia merasa heran karena tidak mendengar suara apapun dari Rich. Ia pun berbalik untuk mengecek keadaan Rich dan guess what… Rich sudah berlutut dengan sebuah kotak yang berisi cincin.

“Rasanya kaget dan langsung terharu. It’s a moment that I will never forget. Rich men-design sendiri cincin tersebut dengan bantuan seorang ring designer di Sydney. Selama berbulan-bulan ia berkonsultasi dengan sahabat-sahabat saya mengenai bentuk cincin yang saya inginkan. Tidak heran, sahabat-sahabat saya sering membicarakan mengenai bentuk cincin idaman dengan saya.”

Sedari dulu, Nisa memang memiliki impian untuk memiliki pesta pernikahan dengan konsep warm, intimate, dan dikelilingi oleh sahabat terdekat. Akan tetapi ia juga ingin menggunakan konsep pernikahan adat karena ia merupakan keturunan Lampung dan Rich adalah blasteran Solo dan Inggris. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk mengadakan pernikahan di Jakarta dan Bali.

Rangkaian acara pernikahan di Jakarta dilakukan dengan adat Solo dan adat Lampung. Karena kedua pasangan ini sama-sama tidak tinggal di Jakarta, proses lamaran yang biasanya dilakukan beberapa bulan sebelum pernikahan malah dilakukan satu hari sebelumnya. Setelah acara lamaran tersebut, mereka melanjutkan dengan pengajian dan siraman. Bagi Nisa, acara siraman merupakan momen yang paling mengharukan karena di sana ia mencuci kaki orang tuanya, meminta maaf, dan memohon restu.

Pada keesokan harinya, mereka melaksanakan akad nikah dengan adat Solo dan dilanjutkan dengan sungkeman, upacara panggih, wiji dadi, dan kacar kucur. Sedangkan pada malam harinya mereka menggelar resepsi dengan menggunakan adat Lampung. Di situ Nisa diwajibkan untuk menarikan Tarian Pagar Pengantin. Tarian tersebut memiliki makna adanya batasan dalam pergaulan yang dimiliki sang pengantin wanita karena ia sudah memiliki suami. Nisa mengakui bahwa ia cuma memiliki waktu satu minggu untuk berlatih tarian ini dan untungnya ia bisa menampilkannya dengan sangat baik dengan hanya satu kali latihan.

Untuk resepsi pernikahan di Bali, Nisa dan Rich memang menginginkan pesta yang simple, romantic, and elegant. Mereka ingin membuat resepsi yang sangat personal dan memberikan kesan “This is so Nisa and Rich” kepada tamunya. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk men-design sendiri beberapa elemen pernikahan mereka, seperti souvenir akad nikah, susunan program acara, name card, dan undangan. Pada undangan, Nisa mencantumkan sebuah kutipan dari F. Scott Fitzgerald yang dipilihkan Rich untuknya: “I love her and that’s the beginning and end of everything.”

 

Bagi Nisa, kesulitan yang terbesar dalam mempersiapkan pernikahannya adalah jarak. Pada saat itu ia sudah berdomisili di Australia sehingga ia merasa sangat sulit dalam mempersiapkan semuanya. Syukurnya komunikasi dengan vendor-vendor tersebut bisa dilakukan via email dan telepon.

Setelah melangsungkan resepsi di Bali, Nisa dan Rich pun berinisiatif untuk mengirimkan thank you card kepada pihak-pihak yang sudah membantu mereka dalam seluruh rangkaian acara ini. Oleh karena itu, mereka meminta secara khusus kepada Kelly’s Wrapping Paper untuk membuat ilustrasi mereka berdua dengan latar belakang London Eye. London Eye, yang merupakan must visit site di London ini adalah tempat mereka merayakan Valentine’s Day yang pertama. Hihi.. What a sweet couple!

“Pasti akan ada masa-masa sulit dalam merencanakan pernikahan, namun jangan lupa untuk take a deep breath and enjoy the process. All those hardships will make the day even more special. Surround yourself with positive people and don’t be scared to ask for help!” pesan Nisa untuk para brides-to-be

Top three vendors yang direkomendasikan oleh Nisa

1. The Royal Santrian

“Pak Adjie dan Mba Novi sangat helpful sekali dan bisa mewujudkan impian kami berdua. Saya sungguh berterima kasih atas semua bantuan dan usaha yang diberikan oleh team Royal Santrian. Not to mention their 5-star-food. All the guests were so happy! I can’t recommend them enough.”

2. NOUA Decor

“Mbak Mary dari Noua benar-benar berjasa dalam merealisasikan visi saya. Ia bekerja keras untuk memastikan kami puas dan kamu kagum dengan kegesitannya dalam menemukan jalan keluar jika ada sesuatu yang terjadi di luar rencana. Dari jenis bunga yang saya inginkan, hingga men-source vintage doors untuk backdrop. She really went above and beyond.”

3. Ixora Cakes Bali

“Saya juga sangat puas dengan kerja Ixora Cakes Bali. Selain profesional,their cakes are delicious and beautiful! Ixora berhasil membuat wedding cake persis seperti yang kami impikan.”