Pernikahan Bernuansa Indonesia yang Elegan

By Septa Mellina on under The Wedding

Style Guide

Style

International

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Holy Matrimony

Venue Vihara Dhamma Jaya, Surabaya

Event Styling & Decor Megah Decor

Photography Summerstory Photography

Videography Save the Date – Marcel

Make Up Artist Cherry JKS

Hair Do Tomi Njoo

Bride's Attire Tinara Bridal

Wedding Reception (1)

Venue Imperial Ballroom I, PGFC Surabaya

Event Styling & Decor Sion Decoration

Photography Summerstory Photography

Make Up Artist Cherry JKS

Hair Do Tomi Njoo

Bride's Attire Tinara Bridal

Wedding Organizer Majestic Event Organizer

Jewellery & Accessories Le Ciel Design

Souvenir Bebebox

Wedding Entertainment David All Star

Others Lasika (Sound)

Wedding Reception (2)

Beauty Preparation Merlion School Gym

Event Styling & Decor Widodo

Photography Aurea Photography

Make Up Artist Cherry JKS

Hair Do Widodo

Bride's Attire Widodo

Catering Outside Vendor

“Pertama kali ketemu sebenarnya sudah lama sekali, kira-kira waktu SMP 3. Waktu itu kita hanya sebatas kenal dari teman karena ada temannya Elbert yang naksir temanku. Kemudian waktu SMA, aku dipindahkan ke sekolah yang sama dengan Elbert sekolah, itu pun tidak langsung Elbert naksir saya. Masih ada 2 cowok yang sempat mendekati saya. Sampai pada akhirnya, Elbert SMS saya ajak kenalan. Singkat cerita, proses Elbert kejar saya adalah 8 bulan untuk meyakinkan saya menjawab mau menjadi pacarnya. Kami pacaran selama hampir 11 tahun sebelum kami menikah,” kenang Lilin saat membuka obrolan dengan tim The Bride Dept. Kecintaan mereka terhadap Indonesia, membuat Elbert dan Lilin menggelar pernikahan bernuansa Indonesia. Yuk simak cerita selengkapnya berikut ini!

Uniknya, meski telah lama berpacaran, pasangan yang satu ini tidak menyangka akan menikah di 2015 silam. Alhasil, tidak ada wedding proposal romantis yang disiapkan Elbert untuk Lilin. Walaupun tidak ada wedding proposal, bukan berarti mereka tidak mempersiapkan pernikahan dengan serius lho. Delapan bulan lamanya pasangan ini menghabiskan waktu untuk merancang pernikahan impian mereka. Seperti pasangan lainnya, Elbert dan Lilin juga mengalami berbagai tantangan. Keduanya dituntut untuk menjadi mediator dan komunikan yang baik antara para orang tua, saudara, dan vendor. “Semua memiliki keinginan dan persepsi yang berbeda. Saya beruntung, Elbert adalah orang yang tegas dan bijak, kedua pihak keluarga sangat kompak dan pengertian sehingga masalah komunikasi dan persepsi dan sangat minim terjadi,” kata Lilin.

Untuk tahap pertunangan, keduanya mengusung adat Tionghoa di mana pihak pria dan keluarganya datang ke rumah pihak wanita untuk meminta izin kepada keluarga wanita untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius. Lilin mengaku seluruh keluarga sangat mendukung dan excited dengan prosesi tunangan. Mereka sangat bersemangat mengenakan cheongsam dan tatanan rambut ala Chinese kuno yakni finger waves style.

Pasangan ini pun mengadakan resepsi pernikahan di dua hari yang berbeda. Resepsi pertama berlangsung pada 15 November 2015 dengan mengusung pernikahan bernuansa Indonesia yang elegan dan endless knot dengan earth color. “Endless Knot memiliki arti yang penting sekali bagi Elbert dan saya, kami tuangkan arti tersebut dalam souvenir pigura kami agar dapat selalu diingat oleh pasangan-pasangan lain. Kami sangat beruntung karena sebagian dari keluarga dan kerabat juga datang dengan baju sesuai palette warna event kami,” Lilin menjelaskan.

Pernikahan bernuansa Indonesia terlihat dari dekorasi karya Sion Decoration yang rela survey hingga ke Bali untuk mendapat inspirasi dan aksesoris yang pas untuk anyaman. “Panggung sengaja dibuat rendah agar suasana terasa lebih akrab dengan para keluarga dan kerabat kami. Pilihan bunga dari Sion Decoration juga disesuaikan secukupnya. Potongan pandan disebarkan di beberapa tempat agar aroma khas Pandan mengisi ruangan,” ujar Lilin. Suasana Indonesia juga makin terasa lewat lantunan lagu-lagu tradisional Indonesia lengkap dengan dua pemain gendang dan suling. “Hal yang tak terlupakan juga saat masuk ke dalam ballroom dengan iringan lagu Gending Sriwijaya benar-benar membuat kami sekeluarga serasa menjadi keluarga kerajaan sesaat. Lagu wedding kiss yang kami pilih adalah Jangan Berhenti Mencintaiku oleh Titi DJ. Lirik sederhana yang akan selalu kami ingat untuk tidak berhenti saling mencintai,” kenang Lilin. Seluruh keluarga inti dari Elbert dan Lilin pun ikut ke panggung membentuk barisan dan berdansa bersama.

Selain dekorasi dan musik, hidangan yang disajikan saat resepsi pun sangat Indonesia. Bahkan salah seorang teman pasangan mengaku tidak mau pulang karena penasaran dengan cita rasa menu berikutnya. Salah satu food stall favorit adalah gerobak Rangin, cemilan manis kesukaan Elbert dan Lilin. Gerobak cemilan yang satu ini tidak berhenti memasak dari awal hingga akhir acara.

Tak hanya tema yang unik, gaun yang dikenakan Lilin pun sangat mencuri perhatian tim The Bride Dept. “Saya suka sesuatu yang simple, kurang suka aksen permata, bunga, dan lace. Juga saya ingin baju saya nyaman dipakai dan tidak membuat saya sulit bergerak karena saya tomboy dan tidak bisa diam. Untungnya, Kak Amel dari Tinara Bridal mengerti kemauan saya dengan menawarkan simple mermaid wedding dress dengan sexy back yang dihiasi hanya oleh bordir motif tribal saja. Tidak disangka hasilnya sangat cocok dengan selera dan karakter saya.”

Selang beberapa hari, tepatnya pada 21 November 2015, resepsi kedua pun digelar dengan adat Solo Basahan. Resepsi ini khusus diadakan untuk rekan kerja Elbert dan Lilin. “Muncul Ide Solo Basahan karena sewaktu tunangan kami sudah menjalani adat Chinese, resepsi pertama kami menjadi campuran resepsi ala barat dan Indonesia. Alangkah baiknya jika di kesempatan ini bisa totalitas menjalankan adat Jawa, karena sekali lagi kami cinta Indonesia. Beruntung, para keluarga sangat mendukung dan berpartisipasi penuh untuk tema ini,” kata Lilin. Di resepsi kedua ini, Lilin mengenakan baju dodotan khas pengantin Jawa, lengkap dengan paes yang cantik. “Setelah selesai make up, kami sungkem kepada orang tua dan dilanjutkan dengan resepsi terima tamu. Semua kaget dan memberi komentar positif atas keberanian kami mengikuti adat Jawa meskipun kami keturunan Tionghoa. Kan kami lahir dan dibesarkan di Indonesia, ya jelas kami bangga jadi orang Indonesia,” ujarnya penuh bangga.

Dari serangkaian acara pernikahan bernuansa Indonesia ini, Lilin mengaku moment saat keluarganya dan keluarga Elbert spontan memberikan lagu-lagu adalah pengalaman yang sangat membuatnya bahagia. Berbeda dengan pasangannya, Elbert justru meng-highlight special moment pernikahan pada kekompakan seluruh keluarga. “Semuanya bersedia berpartisipasi dengan antusias mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga akhir. Bukan sesuatu yang mudah tetapi salut kepada mereka semua,” pungkas Elbert.

Top 3 vendor pilihan Elbert dan Lilin:

1. Majestic EO

“Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kami selalu berjalan seiring dengan EO. EO yang kooperatif dan suportif akan sangat membantu prosesnya. Kami bekerja full time di kantor dan jarang sekali meeting dengan EO tetapi Renny dan tim selalu memastikan komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik. Mereka juga sangat resourceful dan mempunyai team work yang baik. EO juga menjembatani komunikasi dengan vendor lain. “

2. Sion Decoration (Ibu Luluk)

“Totalitas terhadap semua aspek estetik yang mendukung acara kami disajikan secara luar biasa detail. Suasana Indonesia elegan sangat terasa begitu memasuki pre-function hingga ballroom yang dihiasi motif ikat dan anyaman.”

3. Imperial Ballroom (Pak Alam)

“Makanan yang disajikan di malam resepsi merupakan menu baru yaitu Indonesian Fine Dining. Pak Alam sangat kreatif dan sangat mengakomodasi pilihan kami yang dibilang cukup berrisiko ini. Alhasil respon positif kami dapat dari para tamu karena bagaimana pun lidah kita semua cocok dengan masakan nusantara.”

Kepada The Bride Dept, pasangan serasi ini membagikan tips untuk para brides-to-be yang sedang mempersiapkan pernikahan:

1. Sampaikan ide dan kemauan dengan jelas. Samakan persepsi dengan para keluarga dan vendor. Beri kebebasan untuk para vendor untuk berkarya, mereka telah melalui resepsi perkawinan jauh lebih banyak dari kita. Alhasil mereka akan memberikan yang terbaik untuk semuanya.

2. Cara komunikasi dan sikap sangatlah penting. Saat berada dalam kondisi tegang, semua orang akan menjadi sensitif dan emosi. Alangkah baiknya jika kita meredam suasana. Sampaikan ketidaknyamanan dengan terbuka dengan sikap yang positif.

Congrats Elbert and Lilin, we wish you an eternal marriage!