Vendor That Make This Happened
Venue Dago Heritage 1917, Bandung
Event Styling & Decor Organdi Decor
Photography Red White Photo
Make Up Artist Liayulia
Hair Do Rani
Bride's Attire Roni Kebaya
Catering Celdi Catering
Master of Ceremony Donni Adhi Krishna
Invitation Lil Leo
Wedding Organizer Bright Wedding Planner
Wedding Entertainment The Suitcase
Wedding Entertainment DJ Samson Pho
Photography Prewedding by Galva Yadika
Sebuah momen berharga pasti akan datang pada kondisi yang tepat. Walaupun berada dalam lingkungan dan waktu yang sama, jika kondisinya kurang tepat, momen tersebut pasti enggan untuk datang.
Binda dan Adi adalah contoh pasangan yang sudah lama berkenalan dan tau nama masing-masing yang baru berjodoh di beberapa pertemuan dan momen kemudian.
“Kita satu kuliah, walaupun beda jurusan, tapi teman-teman kita saling kenal. Setelah lulus, kita ketemu lagi di kantin kantor, tapi karena sama-sama masih punya pacar dan masih sama-sama sibuk, jadi nggak ada kelanjutan.”
Lagi-lagi di lingkungan kantor, pada akhir tahun 2017 silam, Binda dan Adi kembali berpapasan kembali di kantin kantor. Luckily, keduanya sedang sama-sama single. Hanya butuh waktu 2 minggu untuk penjajakan, Adi langsung menyatakan perasaannya kepada Binda.
Pacaran membuat sepasang lawan jenis dapat mengenali satu sama lain lebih intens. Setelah berpacaran, Binda dan Adi pun menyadari bahwa mereka adalah dua orang dengan karakter yang sangat berbeda.
“Adi sangat percaya diri, hobi menyanyi, dan suka free diving. Sedangkan aku, kurang percaya diri, anti bernyanyi, dan nggak suka renang. Adi manja dan perhatian, aku cuek dan nggak peka.”
Berbagai perbedaan di antara keduanya sempat membuat mereka kesulitan untuk saling beradaptasi dan sering beradu pendapat, tapi seperti kata orang, “love will find a way,”, somehow mereka selalu menemukan jalan untuk bersama lagi.
Setelah bisa menerima pribadi masing-masing dan keinginan untuk menjadi lebih baik bersama, Adi dan Binda mengadakan lamaran pada bulan Maret 2018 silam dan memutuskan untuk memilih tanggal pernikahan pada 7 Juli 2018.
“Adi melamarku dengan romantis, di hari ulang tahunku yang ke-28, di restoran dengan lampu kota yang romantis. Selain romantis, ada beberapa momen berharga yang nggak terlupakan, yaitu saat pihak restoran yang salah menuliskan namaku, harusnya “Binda”, jadi “Dinda”. Selain itu, pas udah selesai dan mau pulang, ternyata Adi nggak bawa dompet. Memorable banget untuk kita!”
Binda dan Adi memilih konsep pernikahan yang sederhana namun tetap catchy, sedikit sentuhan tradisional namun dengan campuran rasa modern, “kita memutuskan untuk menggunakan tradisional Sunda untuk akad, dan kebaya modern untuk resepsi.”
Tidak hanya pesta yang nyaman dan sesuai selera mereka, Binda dan Adi juga memastikan seluruh tamu undangannya nyaman. Karena menyadari bahwa akan ada banyak orang tua dan sesepuh, Binda dan Adi memilih venue indoor dan juga outdoor dengan pemandangan lapangan golf, “jadi acaranya indoor, tapi tamu pun juga bisa ke area teras terbuka dan rerumputan untuk foto-foto dan menikmati pemandangan.”
Binda tampak elegan di hari pernikahannya dengan mengenakan tulle bordir dengan motif geometri atau galur. Sedangkan, Adi tampak gagah dengan memilih jas bermotif dengan tekstur. Untuk bawahan, keduanya tidak mengenakan batik, melainkan kain bernuansa etnik.
“Berbekal referensi dari Instagram, kita mempercayakan desain kita sendiri ke penjahit langganan keluarga. Sempat terlintas untuk menggunakan desainer yang sedang in, tapi kita juga pressed budget. Saking bingungnya pilih desainer, kita bahkan baru jahit baru satu bulan sebelum hari pernikahan. Pilih-memilih kain adalah hal yang paling membuatku semangat. Semua kegiatan belanja kita lakuin sendiri, jalan-jalan ke Mayestik sudah jadi rutinias setiap weekend. Serunya, belanja bahan itu nggak sekaligus dari atas sampai bawah, benar-benar “seketemunya” dan bisa dibilang nggak terbayang gimana tampilan seluruhnya.”
Akad pernikahan diadakan pada sore hari dengan konsep Pesta Kebun. Sedangkan, untuk resepsi diadakan di malam hari yang dilanjutkan dengan after party, lengkap dengan DJ yang mempersiapkan lagu-lagu disko tembang Indonesia lawas.
“Saat resepsi, suasana jadi hangat, bahkan papa dan mama sempat slow dance. Untuk after party, saking pada serunya, teman-teman kita stay sampai pukul 12 malam!”
Untuk overall dekorasi pernikahan, Binda dan Adi ingin membuat venue dipenuhi dengan dedaunan dan juga bunga-bunga dengan warna bold karena mereka “bosan” dengan pernikahan dengan konsep minimalis dan rustic. Tantangan bagi keduanya adalah venue yang tidak terlalu besar sehingga mereka harus bisa memaksimalkan dekorasi yang minimalis agar tetap tampil ‘wah’.
Seperti pasangan lain yang menyelenggarakan pernikahan di luar kota, Binda dan Adi menemukan kesulitan untuk mengatur waktu dan mengurus semuanya. Tapi, bisa dibilang, semuanya tepat waktu dan berjalan sesuai dengan seharusnya, “buat kita, everything just perfect in time, kita sama-sama menikmati setiap proses yang kita jalani”.
Top 3 vendor:
1. @redwhitephoto
“Buat kita, hal yang terkenang setelah acara selesai adalah foto dan video. Selain pengambilan foto dan tone yang sesuai selera, nilai plus-nya adalah hasil yang diberikan sangat cepat. Mereka sudah bisa memberikan foto-foto highlight untuk diunggah ke sosial media sehari setelah pernikahan. Selain itu, mereka juga sangat membantu dan ramah, nggak sungkan membantu kelancaran pada hari H, dari lamaran, pengajian, bahkan sampai hari pernikahan.”
2. @Lilleo_jkt
“Tadinya kita berdua hanya menginginkan undangan yang simpel dengan satu tone warna karena waktu yang cukup mepet. Tapi, seiring berjalannya waktu, setelah kita menceritakan konsep dan color palette pernikahan, mereka menyarankan desain yang sangat kita suka; simpel tapi tetap bold. Prosesnya juga terbilang cepat, hanya 3 minggu dari pertama kali meeting sampai dicetak. Mereka juga menyiapkan undangan elektronik yang keren banget!”
3. @brightweddingplanner
“Mereka sangat membantu mengawal persiapan pernikahan. Saat aku dan Adi berada di luar Bandung, mereka bisa tetap memonitor persiapan. Mereka juga membantu untuk berkordinasi dengan semua vendor dan mengkomunikasikannya dengan keluarga. Yang pasti, mereka sigap melayani last minute request sehingga acara berjalan lancar dan memuaskan. Yang tidak kalah penting, mereka bisa menjadi wedding planner dan juga bisa jadi teman, karena pada hari H mereka mendampingi terus dan bantu mengurangi nervous.”
Bagi Binda dan Adi, momen dansa dibawah langit yang cerah setelah resepsi selesai adalah momen yang paling berkesan. Walaupun tidak ada bridesmaid dan groomsman, tapi mereka merasa dikelilingi oleh orang-orang yang dicintai, bahkan sampai selesai acara. Bagi Binda dan Adi, meski banyak yang bilang kalau mereka telat menikah, mereka merasa bahwa “everything just perfect in time dan mereka menikmati setiap prosesnya,”.
Tips untuk brides to be,
“Stay cool dan percaya dengan vendor pilihan kalian. Jaga komunikasi dengan pasangan dan juga keluarga. Pernikahan memang hanya satu hari, tapi kenangan akan ada selamanya.”