An Intimate Engagement with DIY Decoration by Rara and Deva

By NSCHY on under The Engagement

Lamaran DIY

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Puri Denpasar Hotel

Photography Chroma

Hair Do RERE HD

Bride's Attire Amanda Hartanto Batik

Rara dan Deva pertama kali berkenalan saat mereka masih sama-sama duduk di bangku SMP, tepatnya di tahun 2002. Kala itu, tidak ada yang menyangka kalau pertemuan pertama mereka di EF hari itu menjadi awal kisah cinta mereka yang bisa dibilang panjang, penuh perjuangan dan juga air mata, yang berakhir manis karena mereka baru saja melangsungkan acara lamaran keluarga yang bertempat di Hotel Puri Denpasar, Jakarta.

Rara dan Deva mulai berpacaran tanggal 15 Februari 2003, tepat 10 bulan setelah mereka pertama kali berkenalan di EF. Rara mengaku Deva merupakan pacar pertama untuknya, dan begitu pula sebaliknya, Rara pun merupakan pacar pertama untuk Deva. 10 bulan menjalani masa pacaran, Rara dan Deva putus, yang saat ditanya alasannya kenapa, mereka sendiri pun tidak ingat dan hanya dijawab singkat oleh Rara, “sepertinya karena kami berdua masih labil, namanya juga masih SMP.” Tapi meskipun sudah putus, mereka berdua masih tetap berteman baik.

Beberapa tahun kemudian tepatnya di tahun 2010, mereka berdua memutuskan untuk kembali pacaran yang sayangnya hubungan mereka saat itu hanya bertahan selama 1 bulan. Kondisi LDR dan perbedaan agama di antara mereka membuat Rara berpikir kalau perbedaan yang ada tidak akan membawa mereka kemana-mana, jadi keputusan yang paling baik menurutnya kala itu adalah dengan menyudahi hubungan. Saat itu, Rara menyudahi hubungannya dengan Deva hanya melalui pesan Facebook. Walaupun saat itu Rara merasa sangat tidak enak dengan Deva, namun menurutnya itu merupakan keputusan yang terbaik bagi mereka berdua, “akhirnya we were pretty much strangers for about 8 years,” ujar Rara. 

Delapan tahun berlalu, sampai akhirnya tahun 2018 yang lalu Rara dan Deva mulai berkomunikasi lagi, berawal dari berbalas komen di IG Story. Merasa nyaman dengan komunikasi yang kembali terjalin, mereka jadi semakin sering ngobrol. “Magically we picked up where we left off tanpa ada rasa awkward walaupun kita masing-masing menghilang selama 8 tahun,” ujar Rara. Dari momen ngobrol-ngobrol itu Deva mengakui kalau selama ini ia masih memiliki rasa sayang kepada Rara. Ia bahkan sengaja belum menikah karena sebenarnya ia menunggu Rara untuk menikah lebih dulu. Deva juga jujur mengutarakan niatnya mengajak Rara untuk ‘balikan’ dan serius ingin mengajak Rara untuk menikah. Kata-kata Deva itu pun akhirnya membuat hati Rara luluh dan meng-iya-kan ajakan Deva. “Aku memutuskan untuk mau menikah dengan Deva karena aku lihat Deva benar-benar sesayang itu dan rela berjuang untuk mendapatkan restu keluarga,” kenang Rara.

Perjuangan Rara dan Deva untuk bisa sampai ke tahap ini bisa dibilang tidak mudah. Perbedaan agama di antara mereka berdua membuat mereka harus melewati banyak tantangan. Mulai dari restu keluarga, urusan administrasi agama sampai pemerintah, dan tidak lupa kondisi emosi yang naik turun, “mulai dari sakit perut karena anxious, keringat dingin, deg-degan, sampai air mata semua kita lewati bersama,” tambahnya lagi.

Deva melamar Rara tepat di hari ulang tahun Rara yang ke-30. Bertempat di depan rumah Rara sebelum Deva pulang setelah acara tiup lilin bersama keluarga Rara, Deva memberikan cincin dan popped the question. Tidak ada fotografer, no instagrammable setting, hanya Rara dan Deva berdua saja. “Proposalnya sangat simple tapi sangat mengena buat aku. Menurut aku cara melamarnya sangat menggambarkan Deva. It was very intimate and heartfelt,” tambah Rara. Tidak berhenti disitu, Rara juga kembali dibuat terharu saat Deva resmi melamarnya di depan keluarga besar saat acara lamaran resmi keluarga. Rara ingat word-by-word dari apa yang diucapkan Deva waktu itu, “I was really touched by it.” Kira-kira inilah kata-kata yang Deva ucapkan waktu itu:

“Tahun 2002 saya masuk suatu ruangan, ruangan kelas di EF dan persis di depan saya ada anak baru yang, hmm.. cukup menarik. Saya ingat alis, hidung, dan kupingnya membuat saya jatuh cinta. Cinta monyet pada pandangan pertama. 6 bulan PDKT, akhirnya kami jalan ke PS, sepertinya waktu itu Om tidak tahu karena kami pergi diam-diam, sebelum pulang saya bertanya apakah Rara mau jadi pacar saya. Deg-degan karena nembak untuk pertama kalinya, eh ternyata Rara bersedia. Kami pacaran, putus.. saat kuliah balikan lagi dan putus lagi. Beberapa tahun kami tidak pernah ngobrol sampai tiba-tiba tahun lalu kami ngobrol-ngobrol lagi dan memutuskan untuk balikan lagi. 17 tahun kemudian, saya masuk suatu ruangan lagi, ruangan ini.. dan ada Rara lagi. Tapi bedanya sekarang sudah tidak perlu ngumpet-ngumpet lagi. Di depan Om dan Tante, saya mau mengajak Rara menikah. Ra, mau ngga nikah sama aku?” 

Untuk acara lamaran keluarga, awalnya Rara dan Deva ingin acaranya hanya berbentuk acara makan bersama keluarga saja. Tapi mendekati hari H mereka kemudian berpikir untuk membuat acara yang lebih serius, jadi H-2 minggu mereka pun mulai mencari venue yang cocok dan akhirnya pilihan jatuh pada Hotel Puri Denpasar. Konsep yang diangkat adalah Intimate Engagement yang tidak terlalu formal, karena yang terpenting bagi mereka adalah kenyamanan keluarga dan seluruh tamu yang hadir. Mereka juga mengangkat Batik sebagai tema busana untuk keseluruhan acara, karena menurut mereka keluarga besar mereka memiliki adat budaya yang campur-campur dan beragam. Jadi semua perbedaan yang ada mulai dari suku, agama, adat budaya dan ras, disatukan oleh Batik yang menggambarkan semua sebagai satu Indonesia. 

Ide dekorasi ruangan juga muncul secara dadakan. Jadi ceritanya saat Deva dan sang Mama datang ke venue H-3 sebelum acara, mereka melihat dekorasinya terlalu sepi, jadi timbullah ide untuk mendekorasi ruangan sendiri. Kebetulan mereka juga sudah memiliki ide dekorasi untuk acara pernikahan nanti, jadi untuk acara lamaran mereka tinggal mengambil ide yang disesuaikan dengan dekorasi acara pernikahan. Dekorasi venue lamaran benar-benar dilakukan sendiri. Bunga dan dedaunan kering mereka beli di Rawa Belong, logo initial di cetak di percetakan di daerah Benhil, dan properti dekorasi seperti kain, keranjang, dan lampu dibawa dari rumah Deva. Semua dilakukan sendiri oleh Deva dan keluarganya yang berjumlah 5 orang. “Semua dikerjakan selama 5 jam dan baru selesai kira-kira H-3 jam!,” kenang Rara.

Saat acara lamaran berlangsung, para tamu dikejutkan dengan MC, yang tidak lain adalah Rara dan Deva sendiri, yang justru membuat suasana menjadi santai dan cair, dan keluarga juga menjadi semakin akrab satu sama lain. Momen yang paling berkesan adalah saat Rara menerima surprise berupa kue ulang tahun dari keluarga, karena acara lamaran ini digelar 1 hari setelah hari ulang tahunnya. “Above all, momen yang paling berkesan bagi aku adalah melihat Papa aku bisa dekat dan akrab dengan Deva, setelah di awal-awal Papa tidak setuju dan sempat mengatakan kalau ia tidak akan datang ke acara pernikahan aku,” kenang Rara haru.

Berikut top 3 vendor pilihan Rara:

1. Chroma.id

“Dari awal kami sudah menyampaikan ke Verby kalau kami tidak mau staged photo. Kami ingin semua hasil fotonya bisa meng-capture sebanyak mungkin emosi dan vibe dari acara. And he delivered! Banyak banget ekspresi dan momen seru yang ter-capture oleh kameranya.”

2. Amandahartantobatik

Have always adored her way of mix-matching patterns. Amanda was very helpful mau ngebut bikinin baju kami, yang biasanya 2-3 minggu, kemarin dikejar dan bisa jadi hanya dalam waktu 5 hari. Puas banget dengan hasilnya. Sangat Indonesia tapi very modern with an edge.”

3. Deva Dekor

“Not bad for a first timer, hehehe..”

 

Last but not least, buat kamu para brides-to-be yang sedang mempersiapkan acara lamaran, yuk simak tips singkat dari Rara berikut ini.

“Dibawa santai aja, tetap konsultasi dan selalu libatkan orangtua karena inti acara ini adalah kesempatan untuk membuat kedua keluarga saling kenal.”