Intimate Garden Party by Gita & Paul

By NSCHY on under The Wedding

Intimate Garden Party by Gita & Paul at Bambang Utoyo Satu, Palembang

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Wedding Organizer Makna Wedding

Beauty Preparation Bambang Utoyo Satu

Event Styling & Decor Bambang Utoyo Satu

Photography Ink Photos

Make Up Artist Carolina Septerita

Bride's Attire Aira Wedding Hijab

Others Kotak Mahar : Studio Dapur

Kalau memang pada dasarnya sudah berjodoh, jarak dan tantangan apapun tidak akan pernah menjadi penghalang.

Mereka pertama kali bertemu lewat project musik yang dikerjakan bersama sekitar tahun 2012. Walaupun Gita dan Paul sama-sama sekolah di Jerman, tetapi mereka tinggal di kota yang berbeda. Gita di Berlin dan Paul di Hamburg yang kurang lebih berjarak 250 km. 

Walaupun menjalani hubungan long distance relationship, Gita dan Paul berhasil mengarungi perjalanan panjang dan berliku tersebut selama enam tahun lamanya yang mereka putuskan untuk disudahi di pelaminan. Saat keduanya sama-sama sudah sepikiran dan sehati, keputusan untuk mengakhiri long distance relationship pun dijalani.

“Setelah kita memutuskan untuk menikah, Paul langsung meminta izin kepada orang tuaku.”

Setelah menjalani prosesnya lamaran, keduanya menyelenggarakan pernikahan di Palembang, lengkap dengan mengenakan baju adat Palembang, seperti cita-cita Gita sejak kecil .

“Paul mengenakan pakaian adat Palembang untuk melakukan prosesi adat Palembang, mulai dengan mengenakan songket yang disambut dengan tradisi lempar besar yang diiringi dengan shalawat.”

Setelah menandatangani buku nikah, Paul dan Gita langsung diarahkan untuk prosesi lepas balon yang diikuti dengan prosesi suapan dan cacapan yang dipandu oleh Ibu-Ibu pengajian Sakinah. Selanjutnya, resepsi pun berlangsung.

Untuk resepsi sendiri mereka memilih tema internasional dengan sentuhan adat Batak, tempat Paul berasal. Dalam prosesi tersebut, Gita dan Paul diberikan ulos atau biasa disebut proses mangulosi yaitu semacam tanda kasih dari keluarga Paul, yg menyambut Gita dalam keluarga, serta doa untuk kesejahteraan keluarga baru mereka. Prosesi masuk pengantin dan keluarga juga berbeda, karena disambut dengan kembang api yg dinyalakan oleh kerabat yg bediri di samping jalan menuju aisle.

“Uniknya, pelaminan hanya berisi dua kursi, untuk aku dan Paul. Tapi, tidak ada prosesi salam-salaman ke pelaminan, karena kita memilih untuk mingle dengan maksud kami yg berterima kasih secara personal pada tamu yg sudah hadir ke acara bahagia kami,” kata Gita. 

Diiringi dengan alunan musik dan suasana yang nyaman, garden party yang mereka selenggarakan berlangsung hikmat dan intim.

“Untuk busana resepsi, aku nggak mau ribet dan nggak mau yg modelnya terlalu ‘princess’. Akhirnya memilih silhouette semi mermaid dengan bahan semi bohemian yang dipenuhi dengan payet di bagian depan.”

Dalam merencanakan pernikahan ini, tantangan bagi Gita dan Paul adalah meyakinkan orang tua bahwa mereka hanya ingin mengundang orang-orang terdekat saja. Untungnya, kedua belah keluarga pun menyetujui.

Tips untuk brides to be,

Wedding itu kan hanya perayaan, yang lebih penting kan pernikahannya. Jadi, nikmatin aja wedding-nya, ngga perlu dibawa stress, dan have a lot of fun.”