Vendor That Make This Happened
Martumpol Ceremony
Beberapa waktu lalu, The Bride Dept pernah memuat artikel mengenai tata cara pernikahan adat Batak. Salah satu acara dalam prosesi tersebut adalah Martumpol. Acara yang biasanya dilakukan 2 minggu sebelum pemberkatan pernikahan memang merupakan tradisi dari adat Batak.
Pada acara martumpol ini, kedua belah pihak akan mengikat janji di gereja untuk setia berkomitmen dengan hubungan mereka. Acara ini dianggap sangat penting karena gereja akan mengumumkan rencana pernikahan kedua pasangan dan apabila ada yang berkeberatan dapat mengajukan protes. Hal itu tentu saja bisa berakibat batalnya pernikahan. Oleh karena itu, kedua calon pengantin harus memastikan bahwa tidak ada yang berkeberatan mengenai pernikahan ini.
Nah hari ini, The Bride Dept pun akan menampilkan cerita mengenai Martumpol dari Gaby dan David yang diadakan di HKBP Duren Sawit.
Hi Gaby! Thank you sudah mau diwawancarai oleh The Bride Dept. Boleh diceritakan sedikit tentang kamu dan David?
Sebenarnya cerita aku dan David biasa aja, basically ngga sengaja ketemu di gereja dan dikenalin teman tanpa ada unsur perjodohan sama sekali. Yang unik justru cerita sebelum perkenalan itu. Setelah aku berkenalan dan mengobrol, ternyata aku dan David masih ada hubungan saudara yang sangat jauh banget. Dan ternyata lagi, tante aku dan mamanya David memang memiliki niat untuk ngenalin tapi waktunya yang tidak pernah tepat karena kita berdua sama-sama sibuk. Tanpa diduga kami sudah kenalan dengan sendirinya and I believe there’s no such thing as coincidence, everything happens out of necessity.
Bagaimana dia melamar kamu? Apakah ada proposal romantis?
David itu orangnya kaku khas cowok-cowok Batak pada umumnya. Awalnya aku pikir David itu ngga ada niat serius, cuma mau pacaran fun saja. Namun ternyata ia melamar aku dalam waktu kurang dari 3 bulan. Waktu itu kita lagi dinner di sebuah restoran, aku lagi ngga dress up sama sekali karena lagi harus lembur di kantor. Tiba-tiba David dengan santainya melemparkan pertanyaan untuk mengajak aku menikah. Sejujurnya aku sebel banget karena aku maunya dilamar dengan a set of mandatory proposal items seperti cincin, bunga, dan lain lain. Tetapi ternyata ia sudah menyiapkan semuanya dan pas aku lagi ngambek, dia mengeluarkan proposal items itu sebagai kejutan dan bertanya “Will You Marry Me?” Of course I said yes!
Apakah ada tema atau warna khusus untuk acara Martumpol ini?
Tidak ada tema khusus karena aku ingin acara yang sesederhana mungkin. Aku ingin semua keluarga terlibat dan membantu kelancaran acara. Untuk aku, kebersamaan keluarga adalah yang terpenting. Namun aku memang sengaja memilih busana yang agak berbeda dari acara Martumpol pada umumnya. Aku memilih model kebaya kutu baru dengan model leher variasi. Aku juga pakai wiron, selop, dan bahwa selendang ala Jawa. Setahuku, bahkan belum pernah ada yang mengenakan selendang ala Jawa di acara ini. Tapi aku PD aja dan syukurlah banyak yang memberikan komentar positif untuk kebaya aku.
Dari keseluruhan acara, bagian manakah yang paling berkesan untuk kamu?
Acara Martumpol aku diawali dengan penjemputan oleh David bersama bestman-nya. Setelah itu kita langsung ke gereja untuk menandatangani dokumen dan memulai ibadah. Acara pun dilanjutkan dengan acara di rumah masing-masing. Untuk CPP, acaranya disebut martonggo raja dan untuk CPW disebut maria raja. Inti dari kedua acara tersebut adalah membahas teknis acara pesta dan dihadiri seluruh keluarga, kerabat dekat, dan orang yang dituakan. Bagi aku sendiri, semua detail acara ini sangatlah berkesan karena semuanya dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan sama sekali. Banyaknya keluarga yang datang dan memberikan restu membuat aku sangat senang dan bersyukur. Semuanya melebihi ekspektasi aku.
Ada cerita lucu di acara Martumpol ini?
Pada saat kedua calon mempelai harus menyatakan komitmen, orangtua masing-masing juga harus menyatakan bahwa anak-anak mereka tidak memiliki hubungan dengan orang lain lagi. Pada saat papaku ditanyakan oleh pendeta “Apakah Gabriella Sirait masih memiliki hubungan dengan orang lain selain David Simanjuntak?” Papaku dengan lantang menjawab “tidak ada!” dan seisi gereja jadi tertawa karena papaku ngomong dengan suara keras, padahal itu karena dia kira mic-nya suaranya kecil hahaha.
Siapa yang menjadi top three vendors pilihan kamu dan kenapa?
Fotologue
Walaupun Dimas berhalangan untuk turun tangan langsung, tapi hasilnya tetep persis sesuai bayangan aku, tetap “fotologue” banget. Bob dan Gian penuh inisiatif banget untuk ngarahin gaya, foto-fotonya juga aku suka banget, pokoknya matanya Dimas dkk sih udah ngga diragukan lagi lah.
ANAZ
Aku puas banget dengan model kebaya dan warnanya yang sesuai keinginanku, Anaz yang cari bahannya jadi aku terima beres aja. Kebayanya juga tetap terkesan mewah walaupun tanpa Swarovski sama sekali, hanya payet aja. Selain itu nyaman, recommended banget pokoknya.
Barry Irawan
Make-up nya soft sesuai request aku, rapi banget detailnya dan walau soft tahan lama mulai dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam.
Tips yang ingin di-share ke pembaca The Bride Dept dalam mempersiapkan acara lamaran?
Put your focus on the essential things rather than the other things that are complementary in nature. Karena acara martumpol biasanya diadakan 2 minggu sebelum hari H jadi tidak perlu terlalu fokus dengan printilan ini itu karena kita harus save energy dan juga budget pastinya menjelang the big day. Kalau terlalu ribet di martumpol takutnya capek sendiri menjelang hari H dan katanya sih kalau terlalu “wah” nantinya juga akan kurang “manglingi” jadi menurutku proper dan sederhana sudah cukup