Nuansa adat Jawa yang kental terlihat begitu klasik dan memukau. Dari busana, dekorasi hingga undangan bertema tradisional memberikan tampilan yang elegan. Simak momen bahagia bertema Javanese Ethnic Wedding Kanya & Ray selengkapnya di sini!

Cerita Cinta Kanya & Ray

Kanya dan Ray pertama kali bertemu di kapel Akademi Kepolisian pada 10 November 2019. Saat itu Kanya sedang mengunjungi kedua adiknya di kapel bersama kedua orang tuanya. Saat semua taruna bersalaman dan menyambut rombongan Papa dan Mama Kanya, tiba giliran Kanya untuk bersalaman dengan Ray.

“Tangan kita tiba-tiba terasa seperti tersengat arus listrik!”, ungkap Kanya.

Kemudian saat ibadah dimulai, Ray berpura-pura untuk bermain gitar selama ibadah. Usahanya itu tentu agar Kanya memberikan perhatiannya pada Ray! Padahal Ray sendiri tidak bisa bermain gitar. Dari situ kami tidak langsung berkenalan. Setelah beberapa hari Ray baru mengikuti akun Instagram Kanya dan langsung menyapanya.

“Kalimat pertama yang disebut Ray saat itu “sore Ran, lagi apa ?” tanpa berusaha kenalan dulu! Aneh hehehe!” , aku Kanya.

Setelah itu pertemuan pertama kami adalah 10 Januari 2020. Saat perayaan Natal dan Tahun Baru di Akpol, Kanya dan kedua orangtuanya diajak untuk mendampingi sang adik. Awalnya Ray ingin mengajak Kanya berpacaran pada tanggal itu, namun waktunya dirasa belum pas. Pada 12 Januari 2020, Ray kemudian meminta izin ke Mama Kanya untuk mengajak Kanya berpacaran. Saat itu di Gereja Karangpanas Semarang dan Kanya duduk sederet dengan keluarganya, lalu tiba-tiba Ray datang dan duduk tepat disebelah Kanya, lalu saat misa selesai Ray mulai menanyakan the big question.

Masa pacaran Kanya dan Ray memang terdengar singkat, hanya 3,5 tahun. Mereka berdua kebanyakan berhubungan secara jarak jauh dan juga sangat merasakan keterbatasan komunikasi selama 8 bulan saat pandemi. Latar belakang, adat dan budaya, juga kebiasaan yang berbeda membuat keduanya perlu banyak kompromi, adjusting, sekaligus banyak belajar dalam menjalani hubungan ini. Pada 1 November 2022, Ray tiba-tiba popping the even bigger question untuk mengajak Kanya menikah. And here we are!

Prosesi Lamaran

Lamaran kami dilangsungkan dua hari sebelum acara pemberkatan pernikahan. Untuk konsep pemilihan busana Kanya memilih warna yang soft dan didominasi palet coklat. Untuk rok CPW dan pakaian CPP, keduanya mengenakan batik sarimbit Solo dengan detail prada agar terlihat serasi. Sedangkan untuk kedua belah pihak keluarga menggunakan batik Solo klasik.

“Saya sudah ingin membuat kebaya lamaran di StudioBOH, karena detail payet dan bordir yang sesuai dengan taste saya”, aku Kanya.

Acara Pemberkatan

Acara pemberkatan kami dilangsungkan dengan sakral dan intimate. Kanya dan Ray menggunakan tuxedo and dress, supaya konsepnya sesuai dengan interior Gereja Katedral Jakarta yang klasik. Dress berwarna putih A-line dengan train dan veil bertulisan “as long as we both shall live” terlihat begitu elegan. Kalimat tersebut dimaknai sebagai perpanjangan dari janji pernikahan yang telah disebutkan, “in sickness and in health, as long as we both shall live”. Kehidupan pernikahan tentu tidak akan mudah dan jalannya tidak akan selalu mulus. Tapi selama kita masih hidup, kita berdua berjanji untuk terus bersama.

Make Up & Hair Do

Untuk pemilihan make up, Kanya selalu menjatuhkan pilihan dengan look soft bold dan tentunya flawless. Sebagai sentuhan akhir, Kanya juga meminta kepada Reza Azru untuk menggunakan lipstick glossy. Sedangkan tatanan rambut saat pemberkatan Kanya tampil anggun dengan rambut digerai. Sentuhan wavy hair membuat tampilannya kian sempurna. Saat upacara panggih dan resepsi, Kanya tampil klasik dengan paes dan sanggul Jawa yang ia percayakan kepada Ambar Paes.

Rancangan Kebaya

Kanya memilih dua desainer yaitu Kirtas Official untuk acara panggih dan StudioBOH untuk resepsi. Keduanya tentu membuat busana dengan style mereka masing-masing. Saat prosesi panggih, Kanya dan Ray menggunakan kebaya dan beskap beludru hitam. Busana yang begitu elegan dengan detail bordir dan payet berbentuk lovebirds dan bunga berwarna terracotta, fuchsia dan gold. Pemilihan lovebirds sendiri memiliki makna agar kami selalu mesra sampai tua nanti.

Prosesi Pranikah

Menjelang hari pernikahan, Kanya melangsungkan prosesi siraman yang digelar di kediamannya. Dekorasi karya Rangkai Rifienka memberikan kesan tradisional klasik Jawa sesuai dengan keinginan Kanya. Dominasi warna biru kekuningan begitu serasi dengan busana dari Kanye Kebaya saat sungkeman. Untuk acara midodareni, Kanya pun tampil elegan dengan kebaya rancangan Ronauli Liu. Acara yang dipandu oleh Ambar Paes dan team ini berjalan penuh haru sekaligus khidmat.

Foto Pre-wedding

Foto pre-wedding Kanya & Ray mengambil dua konsep yaitu indoor dan outdoor. Pada foto indoor yang diambil oleh Photo by Aurelia, konsepnya mengenakan kebaya dan seragam PDU POLRI. Tema lainnya adalah dengan menggunakan adat Jawa Solo dan juga Dayak. Hal ini untuk merepresentasikan kedua latar belakang adat baik dari Kanya maupun Ray. Sedangkan foto outdoor dilakukan di Magelang, berlokasi di Borobudur dengan ditemani oleh gajah-gajah, Zella dan Endra. Kami mengenakan pakaian adat Jawa yang santai namun tetap kental dengan kain wiron motif Sidomukti. Gajah yang ada difoto kami juga memiliki nilai tersendiri. Gajah dipercaya adalah hewan yang setia pada pasangannya seumur hidup.

“Based on true story juga, Endra tidak mau ikut difoto jika tidak ada Zella hehehe”, ucap Kanya.

Pernikahan Impian

Semua rangkaian acara Javanese Ethnic Wedding Kanya & Ray dibantu oleh Wedding Organizer dari Big Enterprise. Semua detail acara dari mulai logo, undangan, kotak bridesmaid, souvenir hingga buku pemberkatan yang diinginkan Kanya direalisasikan sempurna oleh Ruang Duarana. Konsep acara yang mengambil tema warna terracotta dengan aksen Jawa Tengah dari sisi Mangkunegaran hingga Borobudur.

Semua seragam panitia hingga bridesmaid dibuat menjadi model kutu baru klasik dengan selendang terracotta dan wiron klasik Solo. Acara diawali dengan prosesi Kadga Pora oleh Taruna Akademi Kepolisian. Musik selama resepsi menggunakan alunan gamelan asli yang klasik agar tidak mengganggu para tamu saat saling menyapa. Puncak acara resepsi dimeriahkan oleh Denny Caknan yang merupakan musik favorit Kanya dan Ray. Lagu yang selalu menjadi musik pilihan setiap saat!

“Sangat terharu ketika semua tamu baik yang regular hingga VIP dapat berjoget bersama dengan music koplo”, aku Kanya.

Kanya sendiri lebih menyukai acara klasik tradisional yang kental akan adat Jawa. Kami sangat bahagia acara ini berlangsung dengan lancar dari mulai acara Pemberkatan yangdilangsungkan di Gereja Katedral Jakarta. Pemberkatan yang diberkati langsung oleh Romo Ignatius Kardinal Suharyo dan Romo Kolonel Yosef Bintoro. Kemudian prosesi panggih dan resepsi yang dilangsungkan di The Opus Grand Ballroom, The Tribrata.

Top vendor dalam acara Javanese Ethnic Wedding Kanya & Ray

Susah sekali untuk dipilih!!!! Jadi ini tidak sesuai urutan yaaa!

Big Enterprise WO: Sangat membantu dan memfasilitasi semua ide dan mimpi sampai detik terakhir, sehingga bisa direalisasikan sesuai dengan rencana.
Studio BOH: Attire lamaran dan resepsi yang selalu dipuji dan hasilnya sesuai sekali dengan keinginan Kanya.
Ambar Paes: Paesnya begitu rapi dan sempurna!