Javanese Fairy Tale Wedding ala Byandra dan Yadi di Hotel Bidakara

By Leni Marlin on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Venue Hotel Bidakara

Event Styling & Decor Azka Anggun Art

Lighting Uplight Pro

Photography Fotologue

Bride's Attire Merras

Make Up Artist Petty Kaligis

Wedding Organizer Senyum Cinta

Byandra dan Yadi bertemu pertama kali dan berkenalan pada Maret 2014 di lapangan basket STC Senayan. Yadi adalah junior dari kakak Byandra sekaligus team squad di lapangan basket. “Pertemuan kami sudah direncanakan oleh kakak saya sejak jauh-jauh hari,” tutur Byandra.

Setelah pertemuan itu, keduanya masih jarang berkomunikasi. Byandra dan Yadi hanya saling menghubungi pada saat-saat tertentu saja. Namun, mulai April 2015, komunikasi mereka semakin intensif lewat Pathtalk dan LINE. Mereka pun bertemu pada beberapa kesempatan.

“Dari awal, hubungan kami memang sudah diniatkan sebagai hubungan yang serius tanpa prosesi penembakan. Pada Agustus 2015, keluarga Yadi berkunjung ke rumahku untuk bersilahturami,” kisah Byandra

Selang satu minggu, Yadi memberanikan diri untuk memberitahukan kepada orang tua Byandra jika mereka ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. “Yadi melamar aku pertama kali pada November 2015. Tidak puas, ia kembali melamar pada Januari 2016. Lalu, acara lamaran diadakan pada April 2016.”

Rencana pernikahan sebenarnya sudah ada sejak September 2015. Tapi, karena kakak Byandra menikah pada Januari 2016, persiapan pun baru mulai dilakukan pada Maret 2016. Tantangan terbesar bagi pasangan ini adalah saat menyatukan konsep pribadi dengan konsep yang diinginkan oleh orang tua.

Byandra menginginkan konsep fairytale, sedangkan pihak orang tua ingin menggunakan adat Jawa dan Sunda.  Maklum, Byandra lahir dari keluarga Jawa, sedangkan Yadi berasal dari keluarga Sunda. “Jalan tengahnya adalah menggunakan tema Javanese fairytale untuk resepsi, sedangkan adat Sunda untuk akad.”

“Sebenarnya, tema resepsi ini adalah gabungan cerita Cinderella dan adat Jawa Tengah. Dari kecil, aku memang suka menonton Disney Cinderella. Aku percaya fairytale. Aku juga percaya bahwa setiap orang memiliki happily ever after-nya masing-masing. Garden sendiri terinspirasi dari taman yang ada dalam cerita-cerita dongeng yang penuh bunga, lampu, dan golden gate.”

Momen Berkesan

Dari semua prosesi adat tersebut, Byandra sangat terkesan dengan prosesi saweran serta pelepasan merpati oleh kedua ibunda mempelai pada saat akad. “Awalnya, kami berencana menghadirkan beberapa pasang hewan, seperti kelinci, burung merpati, dan sepasang patung rusa. Ini untuk menggambarkan bahwa setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan. Namun, karena venue terbatas, kami memutuskan untuk menghadirkan burung merpati saja,” kata Byandra. Berkat bantuan dari Azka Anggun, Byandra tidak mengalami kesulitan dalam menghadirkan burung merpati tersebut.

Selain itu, ada pula kereta kencana yang melengkapi dekorasi di venue. Ini adalah hasil desain dari Mas Ugie (ig: @ugiehok) dan direalisasikan oleh Azka Anggun. “Kereta ini menjadi ikon pernikahan kami. Benda ini juga terkesan Cinderella banget dan termasuk dalam list dream wedding-ku. Sebenarnya, selain kereta kencana, ada ice carving juga yang berbentuk sepatu kaca.”

Untuk lebih meramaikan nuansa fairytale pada acara pernikahannya, Byandra juga menyediakan meja khusus camilan yang berisi coklat, shumpies, cotton candy, chocolate candy, dan sebagainya untuk para undangan yang sedang mengantre bersalaman. Ada juga hiasan sepatu coklat berwarna silver di meja tersebut.

Ada 3 vendor rekomendasi yang disebut Byandra sebagai fairy godmother dan fairy godfather.

  • WO Senyumcinta

“Kinerja mereka luar biasa baik, terutama Mas Sony dan Mas Sesar yang ekstra sabar sudah menemani dam membantu kami dari sebelum lamaran hingga acara pernikahan selesai. Enggak cuma mereka berdua, tetapi semua kru super helpful di hari H. Aku, Yadi, dan keluarga benar-benar merasa sangat nyaman dan tenang dengan pekerjaan mereka. Setiap ada trouble dari vendor lain, mereka bisa bikin semuanya rapi lagi.”

  • Azka Anggun

“Mbak Azka dan Mas Taufik adalah orang yang paling sabar dengerin cerita dan khayalan aku dan Yadi. Salah satu yang unforgettable adalah surprise gift yang diberikan lewat golden gate.”

  • Fotologue

“Sebenarnya, kami cukup kesulitan memilih vendor selanjutnya karena rata-rata hasilnya outstanding. Kami memilih fotologue karena hasil fotonya luar biasa, proses dan komunikasi pun sangat lancar. Dimas dan tim sangat sabar dalam pengambilan gambar.”

“Bagian yang paling aku suka adalah ketika Yadi memberikan surprise pada saat akad. Ia menyanyikan lagu berjudul “Happily Ever After” ciptaannya sendiri sambil memasangkan sepatu silver Jimmy Choo di kakiku. Sepatu ini menggambarkan sepatu kaca.”

Sementara itu, di acara resepsi, momen ketika para tamu menikmati lagu dan menari-nari di depan stage adalah favorit Byandra. “Bukan hanya yang muda-muda, orang-orang tua pun ikut menari,” kata Byandra.

Dari pengalamannya mempersiapkan acara pernikahan, ada beberapa pelajaran yang ditangkap oleh Byandra, “Tidak ada acara pernikahan yang sepenuhnya sempurna. Akan sulit mendapatkan acara yang 100 persen sesuai dengan keinginan kita. Karena ada keinginan lain dari orang tua dan keluarga selain keinginan kita.”

Menurutnya, kesabaran dan membangun komunikasi yang baik adalah dua hal yang sangat penting dalam proses persiapan pernikahan. Setiap keputusan harus dibicarakan oleh keduanya. “Selektif juga memilih vendor karena mereka memegang kunci yang penting dalam mewujudkan pernikahan impian kita. Untuk memperkecil kemungkinan miscommunication, membangun komunikasi itu sangat penting,” tutup Byandra.