Sebuah riset menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki pasangan cenderung lebih bahagia dibanding mereka yang masih single. Sayangnya, ada pula pasangan-pasangan yang tidak bahagia karena kesalahan mereka dalam memilih pasangan hidup.
Riset juga menunjukkan bahwa 86% pasangan muda beranggapan pasangan mereka saat kini akan membawa mereka kepada pernikahan yang langgeng dan bahagia selamanya layaknya kisah di negeri dongeng. Padahal, memilih pasangan hidup nggak hanya berkutat soal hati, brides-to-be. Ada banyak hal-hal detail yang harus kamu pertimbangkan. Kenapa? Because once you decide to marry him, he’ll be the first person you see in the morning, the person you’ll be travelling with, and the same person you’ll argue when it comes to cleaning up the house, paying the bills, and washing the dishes.
Nah, biar nggak salah langkah, berikut ini The Bride Dept menyajikan beberapa kesalahan yang kerap muncul saat memilih pasangan hidup.
Tidak tahu apa yang diinginkan dari suatu hubungan
Banyak pasangan muda yang tidak tahu apa yang mereka benar-benar inginkan dari suatu hubungan pacaran. Alhasil, hubungan mengalir begitu saja dan berujung tanpa kejelasan. It’s good to enjoy the flow, but you need to decide where the flow ends. Perhatikan berbagai ketidakcocokan, perbedaan prinsip, cara berkomunikasi, pola bertengkar serta cara mengatasi konflik untuk menentukan apakah hubungan tersebut layak dipertahankan atau tidak. Berhentilah mengeluhkan hal-hal sepele tentang pasanganmu dan fokuslah melihat perbedaan prinsip dan visi antara kamu dan pasangan.
Konsep jodoh yang salah
Tanpa disadari, masyarakat memberikan standar tak tertulis dalam memilih pasangan hidup. Materi dan kecakapan fisik seringkali menjadi dasar membangun hubungan. Padahal, setiap individu memiliki tingkat kecocokan yang berbeda yang seringkali tidak terlalu berkaitan dengan materi dan fisik. Lebih jauh lagi, konsep ‘takdir’ dan ‘jodoh di tangan Tuhan’ kerap membuat kita pasif dan menerima kenyataan tanpa banyak berusaha. Padahal, manusia diberikan berbagai akal sehat dan kebijaksanaan untuk menentukan langkahnya.
Tekanan sosial
“Cepetan menikah dong, udah 30, nanti kelamaan!”
Kalimat tersebut pasti sering banget kita dengar, terutama ketika usia kita cukup ‘matang’ untuk menikah. Tekanan sosial ini membuat kamu jadi terburu-buru memilih pasangan karena takut dikejar ‘deadline’. Padahal, segala sesuatu yang terburu-buru biasanya tidak memiliki perencanaan yang matang, brides. Ingat pula bahwa menikah adalah hal sakral yang terjadi sekali seumur hidup. Salah memilih bisa berujung tidak baik, brides. So, close your ears to such social pressure and be wise enough to plan your own life.
Karakter pasangan yang tidak sesuai
We all know that nobody’s perfect and that we need to compromise things. Tapi, ingatlah pula, brides, bahwa ada beberapa karakter manusia yang sulit diubah, misalnya sifat egois, tidak berani mengambil keputusan dan sebagainya. Sayangnya, banyak orang mengutamakan rasa cinta yang menggebu-gebu pada pasangan sehingga tidak bisa melihat realita yang ada.
Nah, kira-kira itulah kesalahan yang sering terjadi dalam memilih pasangan. Semoga artikel ini bermanfaat ya, brides-to-be.