Ketika Konsep Pernikahan Impianmu Berbeda dengan Orangtua

By alandakariza on under How To

 

Sebagai calon mempelai, tentunya kita seringkali merasa bahwa ini pernikahan kita. Pada banyak kasus, di dalam kepala, kita akan berkata, “Ini ‘kan pernikahan saya!” dan ingin bisa menyelenggarakan rangkaian pernikahan yang sudah kita impikan sejak lama tanpa mempedulikan keinginan orangtua maupun keluarga besar. Pernahkah kamu mengalami hal demikian dimana konsep pernikahan impianmu berbeda dengan orangtuamu?

Pernikahan memang impian dan menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Ternyata, tidak hanya kita lho yang menanti-nantikan momen ini! Pernikahan kita pun akan menjadi satu momen besar yang dialami oleh orangtua kita yang melahirkan dan membesarkan kita. Ini bukan hanya hari kita menikah, melainkan juga hari di mana orangtua kita “melepas” anaknya menuju kehidupan yang baru.

Namun, mungkin saja kita bisa memiliki konsep acara pernikahan yang berbeda dengan yang dicita-citakan oleh mereka, baik dari segi tempat dan waktu penyelenggaraan, busana yang digunakan, makanan yang disajikan, sampai jumlah tamu yang diundang. Berikut kiat-kiat untuk menyiasati hal ini, agar kamu bisa menyeimbangkan apa yang kamu inginkan dengan yang orangtuamu cita-citakan di hari pernikahanmu.

1. Beri orangtua/keluarga kesempatan untuk berkontribusi di persiapan pernikahanmu. 

Karena kita sudah memiliki konsep pernikahan ideal, kita seringkali ingin mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Orangtua/keluarga pun bisa jadi justru merasa “tertinggal” dalam proses ini, yang akhirnya berujung pada ketidaksetujuan mereka terhadap banyak hal. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memberi mereka ruang untuk berkontribusi dalam proses persiapan pernikahan, tentunya untuk hal yang penting bagi mereka tetapi bisa kamu kompromikan. Misalnya, minta bantuan ibumu untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pakaian seragam keluarga atau memilih catering dan menu yang akan disajikan di acara pernikahanmu. Dengan begitu, kamu bisa fokus untuk mengurus hal lain yang lebih penting buatmu, misalnya kebaya yang akan kamu kenakan atau dekorasi pernikahan.
2. Bagi acara pernikahanmu menjadi dua bagian.

Di kebanyakan kasus, orangtua/keluarga biasanya lebih mengkhawatirkan dan/atau mementingkan jalannya acara “nikah”, baik itu akad maupun pemberkatan serta acara adat yang dilakukan. Sebaliknya, kedua mempelai sering menitikberatkan pada penyelenggaraan resepsi karena di situlah kedua mempelai bisa mendengarkan musik, menyelenggarakan acara potong kue, maupun bertemu dengan teman-temannya. Jika kamu menginginkan konsep pernikahan santai, mingling, dan mungkin diselenggarakan di luar gedung, membagi undangan di dua acara yang berbeda bisa menjadi pilihan. Kamu bisa mengundang tamu-tamu kedua orangtuamu dan membiarkan mereka mengatur jalannya prosesi akad seperti yang mereka inginkan, termasuk menambahkan acara pemberian ucapan selamat di pelaminan setelah akad/pemberkatan dilaksanakan. Di sisi lain, kamu bisa mengundang teman-temanmu untuk hadir di acara resepsi yang suasananya lebih kasual. Dengan begitu, kamu tetap bisa menyelenggarakan acara pernikahan yang kamu impikan, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kedua orangtuamu dan tamu-tamu mereka yang lebih terbiasa dengan konsep acara pernikahan konvensional.

3. Ingatkan dirimu untuk bisa berkompromi

Hanya karena “ini pernikahan kita”, tidak berarti acara ini tidak kalah penting di mata kedua orangtua kita. Acara pernikahan kita pun merupakan hari yang sangat besar bagi mereka. Oleh karena itu, kita harus mengingatkan diri kita sendiri untuk bisa berkompromi. Misalnya, kita ingin menyelenggarakan resepsi di luar ruangan di musim penghujan. Sementara itu, orangtua/keluarga kita menyarankan agar acara diselenggarakan di dalam ruangan saja, karena khawatir hujan akan turun. Kita bisa bertemu dengan mereka di tengah dengan memasang tenda di area di mana kita ingin menyelenggarakan resepsi. Mungkin, kita jadi tidak bisa melihat langit seperti yang kita cita-citakan, tapi dalam satu dan lain hal, kita bisa menjembatani keinginan kita dan juga kedua orangtua kita tanpa mengorbankan satu sama lain.

Apakah kamu memiliki tips dan pengalaman untuk menyiasati perbedaan konsep pernikahan impian yang kita dan orangtua miliki? Berbagi cerita di kolom komentar, yuk!