Lamaran Adat Bali Nan Romantis ala Ayu Thari dan Angga

By NSCHY on under The Engagement

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Residential

Colors

Vendor That Make This Happened

Lamaran

Venue Ayu Rosan Private Residence

Event Styling & Decor Juara Chair

Photography I Do Photoworks

Kebaya Shemaure

Make Up Artist Yoga Septa

Jewellery & Accessories Aryuna Bali

Catering Akasya Catering

Others Clei (Photobooth)

Mungkin kata orang dulu benar, jodoh itu nggak kemana, jodoh itu bisa aja ada di sekitar kita. Ayu Tharidan Angga, keduanya bertemu di sebuah pesta ulang tahun. Pasalnya, yang berulang tahun adalah anak dari sahabat mama Angga sedangkan mama Angga merupakan sahabat kecil tantenya Ayu Thari.

Karena kedekatan keluarga Angga dengan keluarga tantenya Ayu Thari, selama acara, ia sibuk berbincang-bincang dengan keluarga tantenya Ayu Thari yang mana juga merupakan keluarga Ayu Thari. Pasalnya, menurut cerita saudara-saudara Ayu Thari, Angga sempat colongan beberapa kali untuk minta dikenalkan ke Ayu Thari.

Lirikan Angga terhadap Ayu Thari ternyata hanya sementara. Anggapun juga ternyata berdomisili di San Fransisco jadi nggak punya waktu untuk kopi darat lebih lama dengan Ayu Thari.

Singkat cerita, akhir waktu kemarin mereka ketemu lagi saat Angga menjemput mamanya yang sedang ikut arisan dengan keluarga Ayu Thari. Mengagetkan memang, ternyata keluarga tante Ayu Tharidan mama Angga memang sudah sangat dekat karena keduanya tergabung dalam satu arisan orang Bali.

Kedekatan keluarga dan juga melihat Angga dan Ayu Thari sebagai sepasang yang cocok, keluarga Angga dan Ayu Thari mengatur sebuah makan malam bersama saat mereka sama-sama sedang berada di Bali.

“Aku canggung banget belum pernah ngobrol sama Angga, duduk sebelahan dalam waktu yang lama. Dan kita juga sadar orang tua kita sedikit bisik-bisik cie-ciein gitu tapi aku pura-pura nggak liat aja.”

Karena saat itu situasinya keduanya sedang sama-sama sendiri, akhirnya mereka dipertemukan jalan untuk saling mengenal satu sama lain dan mulai berhubungan intens karena kemauan keduanya.

Sampai suatu hari, mereka berdua lagi chattingan dan membahas soal perjodohan ini. Reaksi Angga, “I wouldn’t do this if you are not happy”. Mengingat kedua keluarga udah saling kenal dan mereka udah sama-sama dewasa, mereka memutuskan untuk nggak pacaran dan juga langsung menjalani hubungan yang serius. Seserius itu hingga Angga tiba-tiba mengirim WhatsApp dengan isi, “Will you marry me?”.

Lamaran via WhatsApp memang terkesan tidak romantis. Tapi ternyata Angga melakukan lebih dari itu. Di saat keduanya sedang berada di Bali untuk melihat venue resepsi pernikahan nanti. Di tengah-tengah saat Angga mengabadikan momennya, ia menyorot Ayu Thari dan bertanya, “jadi gimana, sayang? Will you be with me when times are hard? When we are happy like this, when we are sad?”

Ternyata Angga bukan hanya mau merekam jawaban kekasihnya itu, tapi juga merekam ekspresi dan momen setelah itu saat ia berlutut di depan Ayu Thari dan memberikannya sebuah cincin sambil mengatakan kalimat-kalimat romantis yang membuat Ayu Thari luluh tak bisa berkata.

Ide orang tua Angga dan Ayu Thari untuk menjodohkan mereka agar menjadi sepasang kekasih ternyata dikejutkan dengan permintaan Angga untuk menikahi Ayu Thari. Karena keduanya sama-sama berasal dari Bali, mereka mengikuti acara adat Bali dengan lengkap, mulai dari sungkeman kaki ke kakak Ayu Thari dan pingitan.

“Waktu pingitan itu susah banget, kita nggak telfonan, nggak boleh kirim video ataupun foto juga. Padahal, kita nggak pernah absen kontakan.”

Saat lamaran, Ayu Thari menjawab dengan mantap saat ditanya apakah Angga benar-benar pilihannya. Ia juga keluar dari ruangan dengan diiringi musik Rndik dan Kidung. Setelahnya, Ayu Thari duduk di kursi dan menjawab lamaran dari Angga yang dilanjutin oleh tukar cincin oleh Pemasopatian Cincin yang dilakukan oleh Peranda. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembasuhan kaki serta sungkeman dengan nenek dan juga orang tua.

“Ini prosesi favorit kita karena saat inilah kita minta restu mereka dan mereka membalas dengan bisikan pesan yang bermanfaat.”

Untuk acara lamaran di Bali dengan tamu undangan 200 ini, Ayu Thari memilih menggunakan pakaian berwarna lembut karena saat acara resepsi di Bali ia akan mengenakan baju adat Bali dengan warnanya yang terkenal sangat cerah. Saat lagi survey kain kebaya, Ayu Thari langsung mendaratkan pandangan kepada warna Seafom ini yang ia rancang menjadi model backless kebaya. Sedangkan untuk songket, ia mengenakan koleksi pribadi calon mertuanya yang ia tambahkan dengan Swarovski untuk menambahkan kesan mewah.

Dengan pilihan pakaian yang simple, Ayu Thari dan Angga juga menyandingkannya dengan dekorasi venue yang sederhana. Mereka hanya menambah kursi Tiffany yang Kristal dengan cushion gold, paper flower backdrop berwarna emas dan ivory lengkap dengan bebrapa bunga dusty yang senada dengan konsep dekorasi. Di bagian meja, Ayu Thari dan Angga memajang foto mereka berdua yang dihiasi dengan lilin dan flower petals.

Di bagian luar, Ayu Thari dan Angga menambahkan lounge dengan kursi panjang dan meja kecil dengan hiasan centerpiece bunga di tengahnya. Ia juga menyediakan LCD agar tamu yang tak bisa masuk ke dalam ruangan tetap bisa menyaksikan prosesinya. Photobooth juga sengaja ia letakan di bagian belakang rumah agar sang tamu bisa bebas berfoto dengan space yang lega.

Top 3 vendor:

1. Shemaure

“Tim Shemaure tau banget keinginan aku. Pelayanannya OK banget, mereka mau datang ke rumahku jadi aku nggak perlu repot-repot datang ke workshopnya. Detail payetnya cantik banget, kebaya full payet idamanku bisa terwujud dengan cantik, sederhana tapi tetap elegan. Yang terpenting, harganya juga affordable banget.”

2. I do Photoworks

“Disamping harganya yang bersahabat, fotografernya baik, sopan dan tau banget keinginan aku dan Angga dan nyesuain dengan mood fotonya. Waktu lagi sorting, aku seneng banget hasil fotonya jernih meskipun belum diedit dan mereka nggak melewatkan satu momen pentingpun.”

3. Yoga Septa

“Selama 1,5 jam make up, aku nggak berhenti ketawa berkat Kak Yoga dan asistennya, Mba Susi dengan lawakannya yang nggak berhenti-henti. Mereka bisa banget bikin aku nggak tegang dan bahkan ngebantuin aku waktu lagi pakai kebaya dan aksesorisnya. Saking baiknya, mereka mau lho nge-touch up mama dan tanteku yang padahal nggak dimake upin sama dia. Ditambah lagi, harganya OK banget!”

 

Tips untuk brides to be:

“Selama masih punya banyak waktu, menabunglah sebanyak-banyaknya. Sebelum diskusi lebih jauh dengan vendor, infokan dulu budgetmu agar mereka bisa merealisasikan keinginan kita sesuai dengan budget yang kita mampu. Penting juga hukumnya untuk berkomunikasi yang baik dengan pasangan, karena lanjut atau putusnya hubungan bisa bergantung dengan komunikasi. Saat hari H, jangan lupa untuk stand by uang cash karena bakalan banyak kebutuhan mendadak.”