Pertanyaan yang sering muncul di benak brides to be tentang sebuah pernikahan adalah “apakah menikah seindah waktu pacaran?” Jawaban dari mereka yang sudah menikah ternyata kehidupan menikah lebih indah dari masa pacaran. Namun ada hal – hal yang patut diwaspadai yaitu kerikil – kerikil kecil yang belum pernah kita hadapi saat pacaran. Kenapa belum kita hadapi saat pacaran? Karena masalah tersebut memang baru akan dihadapi ketika sudah terjadi pernikahan. Simak juga testimoni dari mereka yang sudah menikah selama 1 – 7 tahun tentang kerikil kecil dalam pernikahan mereka, apa saja sih kerikil – kerikil kecilnya?
ANAK
Kehadiran seorang anak memperluas kebahagiaan kita sebagai pasangan yang sudah menikah. Namun seringkali kehadiran anak juga menjadi pemicu keributan diantara suami istri. Seorang istri yang baru memiliki anak jadi memiliki peran ganda dalam rumah tangganya, yakni seorang istri dan seorang ibu bagi anak – anaknya begitupun seorang suami. Saya ingat, ketika anak saya lahir, dunia saya berubah total. Tidak jarang saya ribut kecil dengan pasangan karena semua pusat perhatian tertuju pada anak.
Istri, 29 tahun
“Sampe rumah suami gw sibuk main HP. jarang ngajak main anak, jadi anak – anak ga terlalu dekat sama papanya.”
Istri, 29 tahun
“Dulu gw santai – santai aja ngeliat cara suami megang anak gw. Tetapi semakin kesini dan anaknya nambah umur, kita makin berbeda cara ngasuh anaknya. Itu yang paling sering bikin gw bete sama suami”
Istri,29 tahun
“Suami gw suka komplain kalau gw mulai cuek sama dia. Biasanya gw pulang kerja malah sibuk soal urusan anak. Saking sibuknya sama anak, gw sampe lupa ngurusin suami.”
MERTUA DAN IPAR
Fakta yang harus dihadapi kita sebagai orang Indonesia adalah ketika menikah dengan pasangan kita, berati kita juga “menikah” dengan keluarganya. Suka atau tidak suka hal ini adalah realita. Perasaan posesif terhadap suami atau istri bisa menimbulkan rasa insecure ketika pasangan berhubungan dengan keluarganya. Selain itu kita juga harus pintar membagi waktu untuk bisa adil pada kedua belah pihak keluarga.
Suami, 29 tahun
“Nyokap gw cerewet banget sama istri gw. Yang ada istri gw marahnya ke gw karena nyokap gw”
Istri, 28 tahun
“Tiba – tiba gw nemu bukti transferan suami gw ke adek ipar gw tanpa ada cerita apa – apa ke gw, sedih banget”
Suami, 31 tahun
“Gw suka kesel kalau mertua gw tiba – tiba “nyulik” anak gw buat nginep di rumahnya dan istri gw diem aja ga bisa ngelarang orangtuanya”
Istri, 26 tahun
“Biasanya aku lebaran sama keluarga aku. Sekarang harus ikut mudik terus sama suami. Keluarga aku selalu kebagian yang terakhir dikunjungi pas lebaran”
ROMANTIS DAN SEX
Saat pacaran tentu semua hal – hal yang romantis akan kita lakukan untuk pacar kita. Kita pun masih bisa merasakan efek “butterfly in my stomach” saat pacaran. Namun ketika menikah, jika rasa romantis tidak terus dipupuk maka perasaan itu bisa saja memudar dan menjadi sumber keributan. Sex yang merupakan elemen penting dalam pernikahan juga perlu dijaga loh! Karena ini merupakan kunci keharmonisan dalam rumah tangga.
Istri, 29 tahun
“Terkadang aku sudah cape seharian ngurus anak dan suami mau tapi ga aku layanin, ga tau deh dia marah apa ga. Tapi mukanya jadi jutek”
Istri, 33 tahun
“Perasaan dulu pas pacaran sering dicium, udah lima tahun nikah malah jadi jarang ciuman”
Suami, 35 tahun
“Dulu pas pengantin baru bisa tiap hari. Sekarang cuma hari Minggu doang, itu pun kalau anak – anak pada tidur siang, hahaha”
FINANSIAL
Masalah yang super sensitif ini seringkali menjadi sumber keributan setelah menikah. Wajar saja ketika pacaran kita masih memiliki penghasilan masing – masing. Ketika menikah penghasilan berdua menjadi satu atau bahkan berubah menjadi satu penghasilan saja karena istri memutuskan tidak bekerja setelah menikah. Siap berumah – tangga berarti juga siap menanggung segala kebutuhan rumah tangga yang tidak lagi ditopang oleh orang tua. Jika pengaturan keuangan tidak baik, maka hal ini bisa menimbulkan pertengkaran di dalam rumah tangga.
Suami, 29 tahun
“Gw kasi uang belanja buat sebulan, belum apa – apa udah abis buat beli tas sama make up dia”
Istri, 27 tahun
“Sebel banget sama suami, sudah nikah penampilannya ga dijaga. Pakai bajunya itu – itu melulu, dia jarang beli baju padahal gw boros beli baju. Kan gw jadi ga enak! hahaha”
Istri, 29 tahun
“Waktu pacaran sih harga diri gw tinggi, ga mau dibayarin. Sekarang udah nikah pengeluaran banyak dan income cuma satu pintu. Berantem mulu deh”
HOBI
Ketika pacaran mungkin kegiatan yang kita sukai bisa bebas kita jalani kapan saja. Ketika sudah menikah dan menjadi satu rumah , bisa saja pasangan merasa sering ditinggal dan merasa diacuhkan karena hobi kita tersebut.
Suami, 30 tahun
“Dulu waktu pacaran bebas main futsal kapan aja, udah kawin dibatasin waktu main futsalnya, huhuhu”
Istri, 29 tahun
“Kesel banget liat suami suka begadang karena main X-box atau ngerakit LEGO. Besoknya pasti bangun kesiangan!”
Sebenarnya kerikil – kerikil kecil dalam pernikahan itu adalah hal yang wajar dan justru bisa menjadi bumbu manis dalam rumah tangga. Menjadi tidak wajar jika kerikil kecil tersebut tidak diselesaikan dan menjadi masalah besar yang berlarut – larut. Pernikahan yang harmonis butuh usaha dan kerja keras. Kuncinya mengatasi kerikil kecil dalam rumah tangga adalah komunikasi yang tepat dengan pasangan. Jangan lupa untuk terus mesra dan memupuk rasa romantis seperti saat pacaran dulu!