Vendor That Make This Happened
Wedding Reception
Venue The Edge, Bali
Event Styling & Decor Aisle Project
Photography Danny Halim Production
Bride's Attire Vera Kebaya
Groom's Attire Atham Tailor
Make Up Artist Marlene Hariman
Wedding Organizer Chemistry Wedding
Menikah di Bali merupakan impian Mathilda. Selain karena Bali adalah salah satu tempat favorit Mathilda, private wedding party yang hanya dihadiri oleh keluarga dan sahabat-sahabat terdekat merupakan keinginan Mathilda dan Putra.
Meskipun begitu, Mathilda dan Putra tetap mengadakan acara adat Riau di Jakarta seperti malam Berinai seminggu sebelum pernikahan mereka di Bali. Hal ini membuat keluarga jauh ataupun teman yang tidak bisa datang ke Bali tetap bisa berpartisipasi pada rangkaian pernikahan mereka berdua.
Rangkaian pernikahan Mathilda di The Edge Uluwatu dimulai dengan akad nikah yang diadakan di Masjid Agung Palapa Pecatu. Namun karena sudah ada rangkaian adat seminggu sebelumnya di Jakarta, jadi akad nikah Mathilda dan Putra diadakan tanpa ada prosesi adat di dalamnya.
Yang menarik di balik cerita pernikahan Mathilda dan Putra adalah mobil antik Impala 1975 yang digunakan Mathilda menuju masjid tempat berlangsungnya akad nikah. Sehari sebelum menikah, Mathilda mengetahui bahwa supir mobil yang disewanya di Bali bertetangga dengan orang yang memiliki mobil klasik dan Mahtilda pun langsung memiliki ide untuk menyewanya sebagai mobil pernikahan. Unik ya!
Hal menarik lainnya pada pernikahan ini adalah mas kawin berupa koin mata uang yang dibentuk menyerupai Masjidil Haram. Mas kawin tersebut memiliki total sebesar Rp 762,014 yang mencerminkan tanggal pernikahan mereka. Mathilda memesan mas kawin yang sangat cantik ini di kota Bandung.
Untuk tema dekorasi pesta, Mathilda memilih tema rustic chic dengan sentuhan warna peach, abu-abu, soft blue dan turqoise. Karena memang menginginkan pesta yang simple tapi tetap intim, bunga yang dipilih pun adalah bunga yang terlihat lebih simple namun tetap cantik seperti baby breath, hydrengea dan mawar dalam warna pilihan Mathilda.
Mathilda beranggapan bahwa dengan memiliki resepsi pernikahan di Bali, bukan berarti dia tidak bisa menonjolkan sisi tradisional. Oleh karena itu, Mathilda tetap memilih untuk mengenakan kebaya dan kain tenun Melayu.
Kebaya akad nikah dan pesta malam hari dipercayakan kepada Vera Kebaya yang memang sudah terkenal dalam membuat kebaya yang cantik dan klasik. Warna kebaya dan kain disesuaikan dengan tema warna dekor yaitu soft blue dan peach.
Selain makan malam, acara pesta malam itu juga diramaikan dengan adanya fire dance, surprise dari Putra yang memainkan sebuah lagu untuk Mathilda dan ditutup dengan pelepasan balon warna warni.
Menurut Mathilda, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan pernikahan secara long distance. Pertama, kita harus bisa mengatur waktu dengan baik. Karena pastinya kita akan lumayan sering untuk bolak-balik Jakarta dan Bali. Kedua adalah harus sabar dalam mencari venue pesta (Bali adalah tempat yang populer untuk wedding. So you have to be patient in getting the right venue!). Dan terakhir kita juga harus bisa memastikan para tamu bisa menghadiri acaranya. Tanggal pernikahan harus dikomunikasikan dari awal supaya para tamu bisa meluangkan waktunya untuk hadir. “Aku sendiri memberitahukan tamu mengenai wedding di Bali ini 5 bulan sebelum hari H.”
Untuk vendor di Bali, Mathilda merekomendasikan Aisle project untuk dekorasi dan juga EO Chemistry Wedding. “Aku suka banget dengan dekorasi nya Aisle Project yang sesuai dengan ekspektasiku.”