Memeriksakan kesehatan sebelum menikah adalah salah satu yang wajib yang dilakukan oleh kamu dan pasanganmu. Selain mempersiapkan mental dan kebutuhan pernikahan lainnya, kamu sebagai calon pengantin juga perlu menyiapkan kondisi fisik yang prima, brides. Hal ini juga merupakan salah satu prosedur yang sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan dan banyak manfaatnya. Kamu sebagai calon pengantin sangat perlu mengetahui kondisi fisik kamu sendiri dan pasanganmu. Hal ini supaya tidak banyak resiko yang akan menghadang kamu dan pasangan hingga hari pernikahanmu nanti. Bukan hanya untuk kepentingan kedua calon pengantin saja, tetapi untuk calon buah hatinya nanti. Tes kesehatan ini dilakukan dengan Ultra Sonografi (USG) sehingga untuk para wanita tidak perlu khawatir akan kehilangan keperawanannya.
Di Indonesia, sudah banyak rumah sakit, klinik, dan lab laboratorium yang melayani tes kesehatan pra-nikah. Setelah hasilnya keluar, kamu pun bisa langsung berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan secara medis. Pada dasarnya tidak ada ketentuan kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes kesehatan pra-nikah ini. Namun, ada baiknya dilakukan dari jauh hari, yaitu enam bulan sebelum hari pernikahan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan resiko yang kemungkinan timbul. Apabila ditemukan gangguan pada kesehatan kamu atau pasangan, maka dapat segera diberi tindakan pengobatan secepatnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini cakupan layanan medical check up sebelum menikah yang harus kamu jalani, brides!
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ini memiliki banyak manfaatnya. Salah satunya kamu bisa mengetahui tekanan darah kamu dan pasanganmu. Jika tekanan darah kamu normal, berarti kamu dalam keadaan yang sehat. Namun, apabila kamu memiliki tekanan darah tinggi/hipertensi, kamu harus secepatnya diobati, karena tekanan darah tinggi sangat berbahaya bagi wanita, apalagi jika kamu sedang hamil. Hipertensi saat kehamilan salah satunya dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
2. Pemeriksaan Darah Rutin dan Analisa Hemoglobin
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan/ penyakit darah khususnya bagi para calon ibu. Kamu harus mengetahui kadar hemoglobin yang dimiliki. Apakah kamu tergolong penderita anemia atau tidak. Selain itu, pemeriksaan darah ini juga bisa mengetahui kadar kolesterol kamu dan pasanganmu. Jika memiliki kadar yang tinggi, kamu kemungkinan dapat terserang penyakit jantung koroner dan stroke.
3. Laju Endap Darah (LED)
LED ini bertujuan untuk mengetahui proses inflamasi (peradangan) dalam tubuh seseorang. Menurut penelitian di Inggris, dari 1000-an wanita hamil yang diperiksa, mendapatkan peningkatan kadar LED pada separuh pertama kehamilan 18-48 mm/jam dan pada separuh kedua kehamilan menjadi 30-70 mm/jam (jika ibu hamilnya tidak anemia). Namun, jika terkena anemia maka angkanya bisa lebih tinggi lagi, yaitu 1/2 pertama menjadi 21-62mm/jam dan separuh kedua menjadi 40-92 mm/jam. Jadi bisa saja peningkatan tersebut normal.
4. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus
Prosedur selanjutnya, yaitu pemeriksaan golongan darah dan Rhesus. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengetahui golongan darah dari si calon bayi. Misalnya, apabila si Ibu bergolongan darah O sementara bayi bukan bergolongan darah O, maka hal ini adalah resiko Jaundice/Kuning pada bayi (ABO Incompatibility). Lalu, bila diketahui janin memiliki Rhesus (+), sedangkan Rhesus sang Ibu (-) maka menimbulkan inkompatibilitas Rhesus yang bisa mengakibatkan kematian pada janin.
5. Pemeriksaan Urin Lengkap.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih. Karena ginjal merupakan penyaring produk-produk makanan yang dibutuhkan oleh kita, termasuk protein.
6. Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan gula darah ini dilakukan untuk memantau, apakah kamu dan pasanganmu kemungkinan menderita diabetes mellitus, atau tidak. Karena jika kamu menderita penyakit tersebut, akibatnya bisa fatal loh terhadap janin kamu nantinya.
7. Pemeriksaan HBsAg
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain.
8. Pemeriksaan VDRL/RPR
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kemungkinan sifilis dan gonore. Karena penyakit ini berakibat buruk pada penderita. Kedua jenis penyakit ini dapat ditularkan kepada pasangan melalui hubungan seksual atau dari ibu kepada janin sehingga dapat mengakibatkan cacat serta kematian pada janin.
9. Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH ini bertujuan untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma, virus Rubella, virus Cytomegalo (CMV), dan virus Herpes. Jika menyerang perempuan di masa kehamilan, maka kemungkinan besar akan cacat janin, dan kelainan prematur.
So, secepatnya periksa kesehatan kamu dan pasanganmu ya, brides.