Mengatur Keuangan Untuk Long Distance Marriage

By Rebebekka on under How To

Sebelumnya, The Bride Dept sudah mengulas tentang cerita mengenai para pasangan yang menjalani kehidupan rumah tangga berjauhan. Entah itu karena sekolah atau ditugaskan ke luar kota dan luar negeri. Banyak memang kebijakan sekolah/perusahaan yang tidak mengizinkan keluarga dibawa serta, atau mungkin saja si istri belum bisa meninggalkan pekerjaannya untuk ikut serta dengan suami. Jadi, terpaksa berjauhan untuk sementara.

Saya sendiri sudah hampir setahun menjalani long distance marriage. Awalnya saya shock, karena tidak terbiasa berpisah lama dengan suami. Tidur malam jadi kurang nyenyak karena tidak ada suami di samping saya. Mental harus benar-benar disiapkan jika akan menjalani long distance marriage. Selain mental, hal lain yang tidak kalah penting untuk disiapkan adalah anggaran rumah tangga. Kami jadi harus mengubah anggaran rumah tangga karena kondisi ini. Untuk pengantin baru, yang belum memiliki anak, penyusunan anggaran akan jauh lebih mudah. Saya berikan sedikit gambarannya ya, pengeluaran untuk pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh, antara lain  :

  1. Sedekah/Donasi/Perpuluhan/Zakat
    Segera sisihkan dana untuk hal ini setelah gaji datang agar tidak kelupaan atau pura-pura lupa, hehehe. Yang Maha Kuasa sudah berbaik hati memberikan rezeki dan berkatnya untuk kita, maka kewajiban kita adalah memberi sebagian yang bukan hak kita.
  2. Utang
    Hidup dengan utang sama sekali tidak menyenangkan, seperti memiliki beban hidup. Oleh karena itu, segera sisihkan gaji untuk membayar utang-utang terutama utang konsumtif seperti utang kartu kredit atau utang kepada vendor pernikahan yang lalu.
  3. Investasi dan Tabungan
    Jika semua urusan utang sudah beres, jangan lupa untuk menabung dan berinvestasi untuk masa depan. Kamu harus menyiapkan tabungan dana darurat untuk hal-hal yang tidak diduga. Besarnya dana darurat bervariasi untuk tiap orang, ada yang bilang 3-4 kali pendapatan untuk pengantin baru atau lebih dari itu. Siapkan saja sesuai dengan hasil diskusi kamu dengan pasangan. Lalu jika urusan dana darurat sudah rampung, kamu bisa beralih ke investasi. Sebelum memilih akan berinvestasi ke mana, cobalah buat rencana masa depan kamu dan suami. Seperti memiliki rumah, sekolah anak atau liburan dan masa tua impian kalian. Dari situ kalian bisa merancang dan menghitung dana untuk membeli rumah, dana pendidikan anak, dana liburan impian dan dana pensiun.
  4. Kebutuhan Sehari-hari
    Meskipun hidup terpisah, kalian tetap harus terbuka untuk urusan pengeluaran. Boleh dikatakan kalian hidup dengan “dua dapur” dimana biayanya menjadi relatif lebih besar dibanding dengan tinggal serumah. Jabarkan saja pengeluaran bulanan kalian masing-masing dan sepakati setiap bulannya. Psst, harus saling jujur ya kalau ada yang belanja diluar budget bulanan.
  5. Lifestyle
    Sumber dari permasalahan keuangan dalam rumah tangga adalah yang satu ini, hehehe. Minum kopi di gerai kopi ternama, lunch bersama teman kantor di tempat fancy, atau membeli baju dan sepatu yang harganya selangit, belum lagi membahas gadget yang tidak pernah berhenti berinovasi. Apakah kita tidak boleh mengikuti semuanya itu? Boleh kok asalkan tahu diri dan tahu batasan serta kemampuan. Lagipula, saat berjauh-jauhan dengan suami tentu kita butuh penghiburan seperti membeli barang impian kita atau berkumpul bersama teman di mall. Semuanya boleh kamu lakukan asal balik mengacu kepada anggaran.
  6. Tabungan Untuk Tiket dan Liburan Singkat
    Suami saya bertugas di Papua, sedangkan saya di Jakarta. Kami suka merencanakan pertemuan, entah itu di Makasar atau di Bali. Namun membeli tiket secara mendadak biasanya mahal. Maka, kami selalu merencanakan kapan akan pergi dan hunting tiket saat ada travel fair dari maskapai penerbangan. Nah, sebelum travel fair berlangsung, setiap bulannya disisihkan sejumlah dana untuk membeli tiket agar tidak terlalu berat pengeluaran.
  7. Tabungan Untuk Senang-Senang Berdua
    Hubby is home! Euforia menyambut kedatangan suami bisa berujung pada anggaran yang membengkak. Saat suami pulang tugas, saya biasanya jadi malas masak dan selalu mengajak suami makan diluar, ajak suami ke tempat kopi baru, lalu ke mall dan lain-lain. Alhasil pengeluaran membengkak dari budget yang sudah ditetapkan. Solusinya ya kita harus mempersiapkan dana hedon itu sebelum suami pulang. Buat list kegiatan apa yang akan kita lakukan saat suami pulang dan sisihkan tiap bulannya dalam amplop khusus.

Mengatur keuangan dalam rumah tangga jarak jauh sebenarnya sama saja dengan yang tinggal serumah, keduanya butuh komitmen dan kejujuran. Sebelum suami berangkat, diskusikan siapa yang harus membayar tagihan-tagihan agar tidak sampai terlambat. Gunakan internet atau mobile banking untuk mempermudah semua transaksi keuangan. Kamu juga bisa membuat tabungan joint account untuk tabungan dana darurat atau untuk pembayaran tagihan agar lebih mudah. Cheers!