Momen Nontoni di Yogyakarta Dinda & Ridwan

By NSCHY on under The Engagement

Momen Nontoni di Yogyakarta Dinda & Ridwan

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Residential

Colors

Vendor That Make This Happened

Wedding Organizer Pengantin Production Yogyakarta

Master of Ceremony Wigung Wratsangka

Event Styling & Decor Heart Party Decoration

Photography Ariyan Photography

Make Up Artist Mayrindra

Bride's Attire Martini Wiryadimeja

Groom's Attire Batik Allussan

Jewellery & Accessories Frank & co. Jewellery

Seserahan Priscanara Atelier

Catering VIDI CATERING JOGJA

“Sebagai bagian dari perkuliahan, aku magang di Bursa Efek Jakarta. Singkat cerita, suatu hari aku diajak oleh seniorku untuk ke ruangan temannya. Tapi saat masuk ke ruangan, aku liat seseorang yang lagi duduk di depan laptop dan tiba-tiba jantungku nggak bisa diajak santai. Aku bertanya-tanya di dalam hati, ‘siapa dia? Kemana aja dia selama ini, kenapa aku baru liat dia?’.” cerita Dinda mengenai pertemuan pertamanya dengan Ridwan yang diakhiri dengan bertukar nomor telepon.

Ya, kala itu, Ridwan langsung mengulurkan tangannya dan mengajak kenalan. Walaupun deg-degan, Dinda berusaha untuk tetap santai dan mencairkan suasana dengan ngobrol.

Meskipun sudah mengantongi nomor telepon masing-masing, tapi yang diharapkan Dinda nggak terjadi langsung begitu aja, padahal waktu magangnya hanya tinggal 2 minggu dan kemudian dia harus langsung kembali ke Yogyakarta untuk kuliah. 

“Menurutku, dia beda dari yang lain. Dia cool dan nggak banyak ngomong. Dari pertemuan itu, dia bikin aku penasaran dan sejak itu aku jadi sering liat dia mondar-mandir di lantai 4, di kantin saat jam makan siang, sampai akhirnya kita ketemu di lift yang sama dan sempat berbasa-basi sebentar. Tapi, pas pulang kantor setelahnya, HP-ku bunyi, ternyata itu Ridwan, dia bilang, ‘Hai Din, sorry tadi obrolan keputus dan keburu-buru di lift’,” tambah Dinda, dan itulah awal mula obrolan yang membawanya menuju pelaminan.

Dinda dan Ridwan hanya punya waktu 2 minggu untuk PDKT sebelum Dinda kembali ke kotanya. Di hari terakhirnya, mereka janjian di sebuah kafe, dan di situlah mereka memulai komitmen.

“Pas pertama kali dia ajak aku malam mingguan dan jemput aku di rumah, aku minta dia untuk izin langsung ke mamaku. Sebenarnya itu bagian dari tesku, tapi dia sama sekali nggak merasa keberatan. Sehari setelah jadian, aku langsung ajak dia makan malam dengan keluarga intiku, dari situ aku bisa liat sifat gentle dan keseriusannya.” cerita Dinda.

Setelah komitmen sudah di tangan, Dinda dan Ridwan memulai perjalanan LDR Jakarta-Yogyakarta-nya. Berbagai cara untuk mempertahankan hubungan mereka coba, termasuk ketemu sebulan sekali dan mengobrol lewat telepon setiap malam, begitu rutinitas mereka selama 2,5 tahun.

“Waktu itu kita lagi makan malam, syukuran kecil-kecilan aku diterima kerja setelah lulus kuliah. Dari situ, tiba-tiba Mas Ridwan memulai pembicaraan yang cukup serius, dia minta izin ke Ayah dan Mamaku untuk melamarku. Ternyata, Mas Ridwan sudah beberapa kali menghubungi Ayah untuk berbicara hal penting ini, dan kita pun sudah siap untuk membicarakan hal ini.” tambah Dinda.

Dinda lahir dan besar di Yogyakarta, sudah pasti semua rangkaian diadakan di Yogyakarta. Berhubungan sang mama masih berketurunan Sultan Hamengku Buwono ke-VIII, budaya Jawa Yogyakarta kental dilakukan, dan satu hal yang penting dilakukan adalah mencari vendor yang paham betul mengenai adat Jawa. 

Nontoni, atau “lamaran” dalam Bahasa Jawa ini diadakan di bawah bangunan Joglo. Dalam momen ini, utusan dari Ayah Ridwan menyampaikan maksud dan tujuan yang dijawab oleh utusan dari Ayah Dinda.

“Sejarahnya, Nontoni dilakukan oleh kedua belah keluarga yang belum pernah bertemu, dan ada kemungkinan ditolak. Jadi, untuk menjaga nama baik keluarga besar laki-laki, sang Ayah mengutus seseorang untuk menyampaikan maksud dan tujuannya,” cerita Dinda.

Selama rangkaian acara, Dinda ditempatkan di sebuah ruangan bersekatkan Gebyok. Setelah mendengarkan maksud dan tujuan dari pihak keluarga Ridwan, Ayah dan Mama Dinda masuk ke ruangan tersebut dan menanyakan jawaban Dinda yang dijawab dan didengarkan banyak orang dengan menggunakan microphone. Setelah diterima, barulah Dinda keluar menemui para tamu, diapit dengan sang Ayah dan Mama.

Top 3 vendor:

1. Pengantin Production Yogyakarta (PP Wedding Organizer)

“Saat mulai membandingkan beberapa WO, kita sudah mantap dengan vendor ini karena mereka sudah paham dan menjiwai adat Jawa sesuai dengan pakemnya, jadi momen sakral yang kita bayangkan bisa terwujud. MC yang memandu acara kita adalah Dokter Wigung, MC kondang spesial acara pernikahan di Yogyakarta. Dia pun juga menyisipkan lantunan tembang Jawa yang membuat kita semakin terhanyut dalam suasana syahdu. Bu Dani, owner Pengantin Production ikut terjun langsung untuk mengkoordinasi timnya yang berjumlah 10 orang yang bertugas di acara kita. Walaupun aku dan Mas Ridwan di Jakarta dan mereka di Yogyakarta, kita sering berkomunikasi lewat WA, mereka selalu memberikan update, responsif dan sangat siap untuk berbagai hal. Mereka menampung dan mempelajari masukan dan aspirasi kita, dan punya reputasi njawani. Selain itu, mereka juga punya hubungan baik dengan vendor-vendor di Yogyakarta lainnya yang memudahkan koordinasi.”

2. Heart Party Decoration

“Banyak yang memuji dekorasi di acara lamaran kita, dan aku benar-benar puas dengan hasilnya. Dekorasi adalah bagian yang cukup penting dalam segi estetika utama. Karena kita mengadakan lamaran di rumah, aku mengharapkan dekorasi ini bisa menyulap rumah menjadi lebih spesial. Warna bunga dan posisinya adalah permintaanku, sisanya adalah kreasi mereka. Heart Party melakukan survei sebelum hari H sebagai bentuk totalitas. Bahkan, mereka rela lembur sampai pagi demi mendapatkan bunga yang masih segar. Hasil yang mereka berikan lebih dari ekspektasiku.”

3. Mayrindra Make Up

“Sejak remaja, setiap ada momen penting, pasti aku selalu pakai jasa Mba Mayrindra, mulai dari prom night sampai lamaran ini. Hasil riasannya natural dan tidak menghilangkan bentuk dan karakter wajah asliku, tapi tetap memberikan polesan yang sangat cantik.”

Tips untuk brides to be:

“Langkah pertama untuk persiapan lamaran adalah menentukan gambaran acara lamaran, apakah modern, apakah menggunakan sentuhan adat. Pada dasarnya, setiap pasangan punya imajinasi yang berbeda-beda, walaupun tujuannya sama, menjalin ikatan yang serius. Setelah punya bayangan, komunikasikan dengan pasangan, supaya bayangan dan harapan kalian sama. Jangan repot sendiri, nikmatilah berdua, salinglah berkontribusi. Walaupun biasanya perempuan yang lebih banyak turun tangan, tapi laki-laki sebaiknya juga mengikuti perkembangannya, terutama soal saran dan ide. Acara lamaran akan melibatkan keluarga besar, jadi usahakan untuk tidak melewatkan sesuatu. Untuk pemilihan vendor pasti akan mengikuti setelah konsep sudah matang. Ketahuilah bahwa acara bukan dilihat dari kemegahan dan kemahalannya, tapi bagaimana momen ini bisa berjalan dengan khidmat dan berkesan untuk kalian dan keluarga.”