Pertanyaan mengenai,”Perlukah adanya cincin tunangan?” sering ada di benak para perempuan. Beberapa waktu lalu hal tersebut juga dibicarakan di kantor The Bride Dept. Kebetulan di sini kami punya beberapa intern yang masih sangat muda dan bisa dibilang sangat buta akan hal-hal tentang pernikahan. Pertanyaan tersebut ternyata menjadi bahan pembicaraan yang sangat menarik dan membagi kami menjadi 2 team! Team Yay dan Team Nay! Nah ini nih hasil argumentasi kami!
Team Yay:
Kalau menurutku sih penting karena menunjukkan keseriusan dan juga simbol ikatan antara kita berdua. Lagian jujur saja, perempuan mana sih yang nggak mau dilamar dengan cara yang indah dan romantis seperti ada di banyak film Hollywood? Ini kan kesempatan hanya sekali seumur hidup jadi boleh dong kita berharap akan adanya cincin tunangan ini.
Beberapa teman laki-laki ku juga justru senang lho bisa memberikan cincin tunangan. Karena menurut mereka, ini menunjukkan kalau memang pacarnya sudah tidak available lagi. Nggak bisa diganggu gugat gitu!
Team Nay:
Di negara kita, cincin tunangan itu memang tidak sepenting seperti di luar negeri. Soalnya kalau di sini kan yang paling penting adalah mengutarakan niat melamar ke orang tua sang perempuan dulu. Yang paling penting buat orang tua adalah bibit bebet bobot kalau kata orang Jawa dan bukan cincin. Berbeda dengan kalau di luar negeri, mereka kan jarang meminta ijin dari orang tua perempuan dulu, jadi cincin yang menjadi simbol ikatan inilah yang penting.
Selain itu, di sini juga punya kebiasan kalau cincin nikah lah yang bakal digunakan ketika tunangan kan? Jadi nanti ketika menikah tinggal ganti letak cincin saja dari kanan ke kiri. Lagian sebenarnya lebih baik uang untuk membeli cincin tunangan itu nanti digunakan untuk keperluan setelah menikah. Trust me, life begins after the wedding!
Hm, well dua team ini memang punya sisi menarik masing-masing. Kalau menurut kalian sendiri bagaimana? Penting nggak sih sebenarnya ada cincin tunangan itu? Yuk diskusi di comment section di bawah!