Pernikahan Adat Aceh dan Jawa ala Nissa dan Ian

By Ikke Dwi A on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Wedding Reception

Venue Jakarta Convention Center

Event Styling & Decor Airy Designs

Lighting Uplight Project

Photography The Portrait Photography by Ditto Aditya

Videography Heru

Bride's Attire Marga Alam

Make Up Artist Irwan Riady

Groom's Attire Marga Alam

Catering Jakarta Convention Center

Wedding Organizer Big Enterprise

Wedding Entertainment Audiensi Band

Others DSS

Pernikahan Nissa dan Ian pada bulan Agustus lalu ini sangat kental dengan nuansa tradisional karena adanya perpaduan dua adat. Itulah kesan yang dirasakan saat melihat hari pernikahan Nissa dan Ian. Lebih uniknya lagi, pernikahan ini juga menjadi ajang unjuk bakat kedua keluarga dalam dunia musik.

Tjut Faranissa Bachrumsyah S.E., M.Sc yang biasa disapa dengan ‘Nissa’ pertama kali bertemu dengan Dr. Muhammad Hadianto Wirajuda S.H., M.A yang akrab dipanggil ‘Ian’ dalam acara IKON (Indonesia Kontemporer) di London pada tahun 2012. Saat itu, mereka berdua diperkenalkan oleh Ibu Lastry Thayeb (istri Duta Besar Indonesia untuk Inggris) yang juga merupakan tantenya Nissa. Awalnya, Ibu Lastry Thayeb bermaksud mengenalkan Ian pada Nissa agar Nissa memiliki teman baru di London mengingat saat itu Nissa baru saja tiba untuk mengambil pasca sarjana di Cass Business School. Ian sendiri sudah lama berada di London karena tengah mengenyam pendidikan doktorat di London School of Economics.

Karena Nissa dan Ian sama-sama suka bermain musik, mereka akhirnya sering nge-band bareng, makan bareng, juga main basket bareng. Banyaknya kesamaan di antara keduanya tidak sampai situ, karena keduanya pun memiliki perspektif yang sama mengenai pendidikan. “Seserius apapun kita kita menjalani hobi atau part-time profession sebagai musisi, pendidikan tetap nomor satu,” tandas Nissa. Hubungan pertemanan mereka yang selalu saling mendukung dan saling mengerti akhirnya menjadi awal dari kisah cinta mereka.

Romantic Proposal

Pendidikan Nissa yang jangka waktunya lebih pendek daripada pendidikan Ian mengharuskan Nissa untuk pulang lebih dahulu ke Jakarta. Sebelum Nissa pulang pada bulan Januari 2014, Ian mengajak Nissa untuk makan siang di sebuah restoran Indonesia di London. Di sanalah Ian menanyakan kesediaan Nissa untuk menikahinya. “Waktu itu Ian juga bilang, ‘Please wait for me in Jakarta. Just give me some time to finish my PhD then I will come home and marry you’. Kurang lebih begitu Ian melamar saya,” kenang Nissa sebelum melanjutkan, “and I did wait for him.”

Tidak lama setelahnya, tepatnya pada Juni 2014, Ian kembali ke Jakarta, namun masih menunggu hasil kelulusan. Setelah beberapa bulan menunggu, Ian menerima hasil kelulusannya dan langsung menghadap orang tua Nissa untuk melamar Nissa.

Wedding Preparation

Persiapan pernikahan Nissa dan Ian dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 bulan. Menurut Nissa, persiapan secara intensif baru berjalan sesudah lamaran yang diadakan bulan Januari 2015, namun setelah pertemuan resmi kedua orang tua pada bulan Oktober 2014, mereka sudah mulai melakukan pencarian gedung. “Rata-rata gedung sudah penuh pada saat kami mulai mencari, untungnya kami bisa dapat di JCC. Nah, sesudah mendapatkan gedung, baru kami berburu vendor lainnya,” papar Nissa. Nissa juga menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam menyiapkan pernikahannya adalah membagi waktu, karena ia dan Ian sama-sama bekerja dan sering lembur. Dengan kesibukan yang padat, otomatis waktu untuk menyiapkan pernikahan pun terbatas hanya pada akhir pekan.

Pertemuan Dua Adat

Karena Nissa berdarah Aceh sedangkan Ian berdarah Jawa, kedua keluarga menyepakati untuk mengadakan akad nikah dengan adat Jawa dan resepsi dengan adat Aceh. “Kebetulan saya anak perempuan satu-satunya. Kakak dan adik saya laki-laki semua, jadi saya ingin menikah dengan adat Aceh,” tambah Nissa. Bagi Nissa, prosesi siraman dan pelangkah menjadi prosesi yang paling berkesan baginya. Prosesi pelangkah dilakukan karena Nissa menikah lebih dahulu daripada kakak laki-lakinya. Nissa juga menambahkan bahwa ia adalah yang pertama menikah di antara saudara-saudara sepantarannya.

Dengan memadukan dua adat, Nissa dan Ian menginginkan dekorasi yang penuh warna dan tetap terkesan elegan. Hasilnya, kombinasi pelaminan karya Cut Marlyn dan bunga dari Airy Designs yang menjadikan venue terlihat classy juga elegan sangat membahagiakan Nissa dan Ian.

Highlight of the Wedding

Hal yang unik dari pernikahan Nissa dan Ian sekaligus menjadikan pernikahan mereka tak terlupakan adalah wedding entertainment yang tampil. Begitu banyak tamu yang turut menyumbang suara pada hari bahagia Nissa dan Ian, antara lain Bams, Titiek Puspa, Memes, dan GIGI yang merupakan band favorit Nissa sejak kecil. Nissa dan Ian tentunya tidak melewatkan kesempatan untuk tampil bersama dengan diiringi oleh adik dan kakaknya Nissa. “Sebetulnya Ian itu main drum, tetapi posisi drummer sudah diambil adik saya. Makanya Ian memutuskan untuk menyanyi. Kami latihan cuma tiga kali, itu juga mepet dengan hari H hahaha,” Nissa menjelaskan dengan semangat. Tidak hanya itu, ibunda Nissa dan ibunda Ian pun turut tampil di atas panggung bersama dengan para om dan tante Nissa. So cool!

Uniknya lagi, Nissa tampil bermain bass dengan balutan baju pengantin khas Aceh lengkap beserta suntingnya. Walaupun Nissa mengaku suntingnya yang berat cukup membuatnya kesulitan untuk melihat fret bass, momen tersebut menjadi salah satu momen yang paling dikenangnya. “Kami memang ingin mengadakan resepsi pernikahan yang menyajikan wedding entertainment berkualitas tinggi. Saya sangat bersyukur karena keinginan kami tercapai dengan banyaknya tamu undangan yang menyumbangkan lagu. Saya juga sangat bahagia melihat tamu undangan merasa betah di resepsi pernikahan kami karena menikmati performance yang ada.”

Top 3 vendors pilihan Nissa:

  1. DSS & Audiensi Band, karena tidak hanya penampilan dan kualitas sound system-nya yang luar biasa, tetapi support yang telah diberikan juga luar biasa. Mereka mampu mengiringi tamu-tamu undangan yang tampil tanpa latihan!
  2. Cut Marlyn Decoration, karena mereka sangat helpful dalam semua aspek. Selain mengurus dekorasi, sunting, dan baju seragam, mereka juga membantu mengoordinir makanan Aceh yang kami pesan secara khusus.
  3. Big Enterprise, karena sangat responsif. Mereka mau mendengarkan keinginan pengantin. Saya tidak merasa terlalu diatur seperti beberapa orang yang tidak bisa berkompromi dengan WO.

Ingin hari pernikahan berkonsep unik dan sukses seperti Nissa dan Ian? Berikut ini tips dari Nissa khusus untuk pembaca The Bride Dept:

Jangan terlalu banyak mau, karena kemauan ngga akan pernah habis. Apa yang kita mau juga sebetulnya belum tentu cocok dengan kita. Be honest with the concept. Cermatlah dalam memilih vendor. Temui vendor dan gali apakah mereka bisa mengakomodir keinginan calon pengantin, termasuk permintaan-permintaan yang unik.