Pernikahan Adat Aceh dan Minang ala Diera dan Gyazi

By NSCHY on under The Wedding

Pernikahan Adat Aceh dan Minang ala Diera dan Gyazi

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue The Sultan Hotel Jakarta

Wedding Organizer Big Enterprise

Event Styling & Decor Suryo Decor

Event Styling & Decor Cut Yunisa Yoesoef

Event Styling & Decor Elly Kasim

Photography Mindfolks Wedding

Bride's Attire Akad by Cut Yunisa Yoesoef

Bride's Attire Reception by Rika Wirtjes

Groom's Attire Akad by Cut Yunisa Yoesoef

Groom's Attire Reception by Dimas Djamin

Wedding Shoes Marista Santividya

Make Up Artist Akad by Gyanda Agtyani

Make Up Artist Reception by Jasmine Lishava

Master of Ceremony Imam Wibowo

Master of Ceremony Kartika Waode

“Kita kenal sebagai teman kos saat kuliah di Bandung, aku masuk satu tahun lebih dulu di sana. Mulai dari sering pergi dengan teman kosan yang lain, lama-lama kita jadi dekat, pacaran, dan memutuskan untuk serius di tahun ke-7.”

Dari awal, Diera dan Gyazi memang sudah sama-sama terbuka soal masa depan dan ke mana akan membawa hubungan mereka. Makanya, saat dirasa waktunya sudah tepat, mereka mewujudkan impian tersebut.

“Di hari ulang tahun Gyazi yang ke-25, aku dan sahabat-sahabatnya datang ke rumahnya untuk kasih kejutan. Setelah kita makan-makan, Gyazi mengucapkan terima kasih ke kita semua, dan dia bilang, ‘terima kasih untuk Diera yang udah selalu menemani ulang tahun Gyazi, dan ada satu video yang mau aku tunjukin ke kamu,’.” cerita di Diera.

Di momen itu, bukan hanya Gyazi yang mendapatkan kejutan dari Diera, tapi Diera pun juga diberikan kejutan oleh Gyazi, video yang berisikan pendapat orang-orang terdekat mereka mengenai hubungan keduanya, “setelah video selesai, Gyazi mengeluarkan cincin dan nanya, ‘Mau tidak Diera menjadi istri Gyazi?’. Gyazi itu orang yang paling totalitas, selama 7 tahun pacaran, aku banyak dibuatkan kado dan prakarya” tambah Diera.

Gyazi dan Diera sepakat untuk menghadirkan adat tradisional di momen pernikahannya, Aceh untuk akad nikah, dan Minang untuk resepsi. Menggunakan Suntiang di hari pernikahannya bagi Diera cukup menyentuh, karena tepat 30 tahun yang lalu, sang mama juga mengenakan Suntiang dengan vendor yang sama, yaitu Elly Kasim. 

Bagi Diera, momen yang paling berkesan adalah saat ijab kabul, katanya “setelah hampir 8 tahun bersama, satu kalimat itu mengubah semuanya,”.

Kalau ditanya soal tantangan, sebagai penyewa gedung pernikahan yang baru selesai renovasi dengan jumlah tamu undangan yang cukup banyak, proses menentukan akses masuk dan keluar tamu adalah hal yang menantang bagi Diera dan Gyazi. Selebihnya? Mereka bisa melaluinya dengan kebersamaan.

Top 4 vendors:

  1. Big Enterprise

“Vendor ini bukan hanya membantu mengatur pertemuan dengan vendor, tapi juga selalu ada menemani saat mengobrol dengan vendor dan kasih masukan.”

  1. Suryo Decor, Cut Yunisa Yoesoef, Elly Kasim

“Kolaborasi ini sangat membantu menyelaraskan dekorasi antara sentuhan adat Aceh, Minang, dan juga memberikan opsi akses dan alur tamu.”

  1. Mindfolks Wedding

“Saat memilih vendor, aku dan Gyazi sempat khawatir merasa kurang nyaman difoto sama orang asing, jadilah kita meminta referensi dari beberapa teman yang kebetulan pernah kerja bareng dengan Mas Jack dari Mindfolks ini. Ternyata, kekhawatiran kita hilang sejak pertama ketemu Mas jack, dan caranya menjelaskan berbagai hal rasanya seperti ngobrol sama teman. Alhamdulillah keputusan kita tepat, karena output-nya memuaskan.”

  1. Rika Wirtjes

“Selain karyanya cantik, mendekati hari H, setiap fitting kebaya, Mba Rika selalu bisa menenangkanku dan bikin mood jadi bagus.”

Tips untuk brides to be:

“Komunikasi dengan pasangan mengenai pendapat dan pilihan masing-masing, kalau sudah sependapat, baru berkomunikasi dengan orang tua, karena kebanyakan pernikahan di Indonesia itu sesungguhnya adalah acara orang tua, jadi pendapat mereka sangat diperlukan sejak awal menentukan vendor.”