Pernikahan Adat Jawa dan Palembang ala Angie dan Panji

By Ikke Dwi A on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Pengajian, Siraman,& Midodareni

Venue Private Venue

Event Styling & Decor Mahkota Sriwijaya

Photography Fotologue

Videography Ellelui Projects

Make Up Artist Bubah Alfian

Bride's Attire Merras

Catering Nurmaya Sari

Pemandu Adat Mahkota Sriwijaya

Akad Nikah

Venue Thamrin Nine Ballroom

Event Styling & Decor Suryo Decor

Photography Fotologue

Videography Ellelui Projects

Bride's Attire Mahkota Sriwijaya

Catering Als Catering

Make Up Artist Adi Adrian

Resepsi

Venue Thamrin Nine Ballroom

Event Styling & Decor Suryo Decor

Photography Fotologue

Videography Ellelui Projects

Make Up Artist Irwan Riady

Bride's Attire Mahkota Sriwijaya

Catering Als Catering

Wedding Entertainment The Subs & Mike's

Pernikahan bernuansa tradisional menjadi keunikan tersendiri. Di satu sisi sebagai generasi muda turut melestarikan adat dan budaya bangsa. Di sisi lain, nuansa tradisional yang penuh akan makna ini juga bisa terlihat sangat romantis. Dan ketiga, melangsungkan pernikahan yang kental adat budayanya ini bisa memperkenalkan betapa kaya dan beragamnya Indonesia pada tamu yang hadir.

Itulah yang coba dilakukan Angie dan Panji. Keduanya sepakat untuk melangsungkan hari pernikahan yang nuansa tradisionalnya kental sekali. Memadukan adat leluhur keduanya, yaitu Komering, Palembang, dan Jawa.

Masa Perkenalan

Angie dan Panji, keduanya berkuliah di Universitas Pelita Harapan namun pertemuan pertamanya terjadi pada 2009. Saat itu keduanya mengikuti latihan dalam rangka kegiatan misi kebudayaan mewakili universitas ke Eropa. Namun saat itu keduanya masih memiliki pacar.

Sampai akhirnya di tahun 2010, Panji menghubungi Angie karena mendengar kabar Angie sudah putus. “Dari situ aku malah curhat terus ke Panji sampe beberapa bulan ke depan, padahal Panji sebenernya niatnya ngedeketin. Dengan sabar dan mungkin kesal dan capek ya dia dengerin ceritaku sampe akhirnya dia bilang deh kalo suka. Sejak itu kita pacaran deh,” kisah Angie mengenai pendekatan Panji yang tidak disadarinya. 

The Sweet Proposal

Panji bisa dikatakan sangat romantis loh. Sebelum melamar ternyata Panji sudah datang ke rumah Angie dan meminta izin ke orangtua juga kakaknya tanpa sepengatahuan Angie. Bahkan membeli cincin untuk lamaran pun Panji ditemani sang ibu dan kakak Angie.

Angie dan Panji berpacaran hampir enam tahun dan sempat berangkat S2 ke London bersama. Dan di akhir masa studi, Panji harus pulang karena ibunya sakit. Lalu satu tahun kemudian, ibunda Panji meninggal.

“Kita berdua kehilangan banget ditambah sebelum meninggal ibunya Panji sering tanya dan menyarankan kita untuk segera menikah, tapi waktu itu kita mau fokus untuk kesembuhan ibunya dulu,” ungkap Angie.

“Setelah ibunya meninggal, di hari ulang tahun ibunya Panji, pas kita baru sampe depan rumahku dari pergi seharian, Panji bilang aku jangan turun dulu karena ada barang yang mau diambil di bagasi. Aku santai aja sambil nunggu main handphone, terus tiba-tiba dia suruh tutup mata, terus ada cincin dan dilamar deh. Tentunya aku jawab iya, dan Panji bilang kalo dia sengaja pilih melamar hari itu supaya jadi hadiah untuk ibunya,” lanjut Angie tentang momen lamarannya yang sangat romantis.

Masa Persiapan Pernikahan

Persiapan pernikahan memakan waktu sekitar enam bulan dan tentu saja menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah keduanya sama-sama bekerja di firma hukum sehingga selalu sibuk setiap harinya ditambah pulang selalu malam. Komunikasi dengan vendor pun hanya bisa dilakukan saat jam makan malam atau weekend.

About The Wedding

Hari Pernikahan Angie dan Panji ini sangat kental dengan sentuhan tradisional, mulai dari lamaran hingga resepsi pernikahan.  Ia dan Panji menggunakan adat Jawa untuk akad nikah. Sementara untuk resepsi menggunakan adat Komering, Palembang.

Sentuhan tradisional ini termasuk di dalamnya dekor. Angie dan Panji pun sedari awal mencari vendor yang memiliki konsep dan visi tradisional, tanpa ada sentuhan modern sama sekali.

“Untuk dekorasi akad, kita ngga banyak request sih, asal cocok sama tema dan warna baju aja. Tapi aku minta tambahan untuk di pelaminan akad pengen ada pergola bunga-bunga. Tadinya sih minta yang simple aja, tapi ternyata dibuatin bagus banget sama Suryo Decor!” cerita Angie tentang hari pernikahannya.

Dekorasi pelaminan Angie dan Panji memang terlihat sangat cantik. Berupa Rumah Bari (rumah tradisional di Palembang) yang dipadukan dengan tiga kotak pelaminan adatnya.

Di resepsi pernikahan ini juga Angie sempat menari dan tentu saja sempat nervous. Angie sebagai anak perempuan yang kedua orangtuanya berdarah Palembang memang merasa kalau menari sewaktu menikah itu harus dilakukan. Niat ini menjadi semangat tersendiri bagi Angie yang hanya berlatih dua kali dengan pelatihnya dan sisanya latihan sendiri di rumah.

Top 3 Vendor Favorit

1. Suryo Decor

Mas Hadi dan Mas Husni dari Suryo Decor baik, sabar, dan atentif banget selama proses persiapan, dan hasil hari H-nya bagus banget!

2. Ellelui Projects

Aku dan Panji pilih Ellelui Projects karena lihat hasil kerja mereka untuk pernikahan teman kita (waktu itu nonton videonya aja aku nangis!), dan kita puas banget karena hasil mereka untuk pernikahan kita juga bagus banget! Mereka berhasil dapet moment berharganya, suka!

3. Adi Adrian dan Irwan Riady

Dari sebelum tau mau menikah udah kepengen banget untuk didandanin Mas Adi & Mas Irwan. Hasilnya bikin senyum seharian dan nggak kepengen menghapus makeup setelah selesai acara hehe.

Highlight of the Wedding

Angie dan Panji merasa terharu saat menonton video same day edit yang dibuat oleh Ellelui Projects. Lalu momen saat keduanya pertama kali bertemu setelah ijab kabul karena selama satu minggu sebelumnya tidak boleh bertemu alias dipingit.

Tips Mempersiapkan Hari Pernikahan Ala Angie dan Panji

Focus on the essentials! Aku dan Panji berusaha banget untuk memininimalisir hal-hal yang menurut kita kurang penting atau akan jadi sesuatu yang sia-sia setelah acara, supaya nggak menambah pikiran dalam persiapan. Pada akhirnya, yang penting adalah acaranya lancar dan kebersamaan bersama keluarga dan teman. Trust me you won’t notice most of the details in your wedding until after the event!