Pernikahan Adat Palembang Elegan Ala Anjani dan Randy

By Friska R. on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Hotel

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Venue Anggrek Room, Balai Kartini

Event Styling & Decor Vienna Gallery

Photography Adiza Photography

Bride's Attire Myrna Myura

Make Up Artist Anpasuha

Wedding Organizer Akshita Wedding

Wedding Reception

Venue Rafflesia Grand Ballroom, Balai Kartini

Event Styling & Decor Vienna Gallery

Photography Adiza Photography

Bride's Attire Vienna Gallery

Make Up Artist Anpasuha

Invitation Prima Card

Souvenir Fine Souvenir

Wedding Entertainment Entertainment Expert

Wedding Organizer Akshita Wedding

Pernikahan adat Palembang yang diselenggarakan Anjani dan Randy ini terbilang unik. Adat Palembang yang kental dengan dipadukan sedikit sentuhan adat Jawa Tengah. Dekorasinya didominasi warna emas dan coklat sehingga menjadikan suasana venue pernikahan terlihat elegan.

Anjani dan Randy, pertama kali bertemu saat bertugas untuk mengabdi pada negara di sebuah Rumah Sakit. Keduanya memang berprofesi dokter dan sama-sama “berdarah” Palembang. Namun bedanya, Randy dulunya kuliah di Bandung,sedangkan Anjani kuliah di Jakarta. Tapi siapa sangka mereka bisa dipertemukan di satu tempat dan berjodoh.

Waktu pacaran pun singkat yaitu hanya enam bulan, lalu memutuskan menikah delapan bulan kemudian setelah melangsungkan lamaran. Yang sedikit mengejutkan dari kisah cinta mereka adalah Ibunda Anjani lah yang “menembak” Randy untuk serius dengan puterinya.

“Mama bilang ke Randy, ‘kalau mau sama anak tante, berani ngga serius? Kalau ga berani, tante mau kenalin sama orang lain.’ Dan akhirnya mulai saat itu aku dan Randy pun sepakat untuk serius dan mulai mencicil persiapan pernikahan,” ungkap Anjani.

Masa Persiapan Pernikahan

Masa persiapan pernikahan memakan waktu kurang lebih satu tahun. Kebetulan Anjani dan beberapa temannya merupakan owner sebuah wedding organizer sehingga mengurus pernikahan menjadi hal biasa yang Anjani lakukan. Anjani pun sudah mengetahui akan memilih vendor-vendor mana saja untuk hari bahagianya.

Tapi tantangan terbesar yang harus dihadapi Anjani dan Randy adalah saat kurang lebih tiga bulan sebelum hari pernikahan. Saat itu wedding venue yang dipilih yaitu Birawa Assembly Hall, Bidakara mengalami kebakaran. Semua fee venue memang dikembalikan tetapi Anjani dan Randy harus mencari venue lain.

“Mencari gedung pernikahan di tanggal yang sama serta beberapa kerugian lain (undangan, souvenir, buku pengajian, bridesmaid box & card sudah dalam proses cetak dan beberapa vendor yang harus disesuaikan kembali jadwalnya) memang sangat melelahkan! Persiapan yang sudah 80% saat itu seperti ulang dari awal lagi, dan akhirnya pernikahan pun harus mundur dua minggu dari tanggal awal yang sudah kita tetapkan dan pindah ke gedung lain. Alhamdulillah semua vendor aku bisa reschedule walaupun budget sedikit membengkak hehe,” cerita Anjani mengingat masa persiapan pernikahannya yang menegangkan.

Keterlibatan Randy di masa persiapan pernikahan pun sangat membantu. Randy adalah tipikal cowok yang detail dan perfectionist sehingga dia sangat terlibat dalam merencakan hari pernikahan ini. Randy bertugas untuk memilih dan deal dengan vendor. Selain itu Randy juga selalu bersedia menemani Anjani untuk bertemu dengan vendor, padahal Randy tinggal di Bandung lho!

Prosesi Adat Pernikahan Favorit Anjani & Randy

Awalnya Anjani dan Randy memilih adat Palembang mulai dari lamaran, siraman, akad, sampai resepsi. Tetapi Ibunda Anjani yang memiliki keturunan Jawa Tengah meminta ada sedikit sentuhan Jawa Tengah di hari pernikahan puteri tercintanya. Sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan adat Jawa dari siraman hingga akad nikah. Sedangkan adat Palembang digunakan saat resepsi mengingat cita-cita Anjani dan Randy ingin menjalani adat Palembang saat resepsi, termasuk menari Pagar Pengantin di hadapan tamu. Semua prosesi adat yang dijalani menjadi favorit Anjani. Begitupun dengan Randy yang enjoy dan bahagia mengikuti semua prosesinya.

Di balik Makna Pakaian Pengantin Aesan Gede
Ada dua baju adat khas Palembang yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Anjani dan Randy yang sedari awal sudah sepakat untuk menggunakan pakaian adat untuk resepsi pernikahannya, memilih Aesan Gede.

Pakaian ini bermodel dodot dari songket dilengkapi aksesoris mewah. Kedua orangtua Anjani dan Randy pun saat menikah menggunakan Aesan Gede sehingga menjadi ini merupakan mimpi yang terwujud bagi Anjani dan Randy untuk menggunakan pakaian adat Palembang ini.

Satu lagi yang menjadi cita-cita Anjani di hari pernikahannya, yaitu menari Pagar Pengantin. “Menari Pagar Pengantin juga salah satu cita-citaku dari kecil, expectation ku adalah tampil cantik, menari dengan tanggai (kuku emas yang lentik) dan semua berdecak kagum, tapi kenyataannya adalah nervous berat!! Haha.. malah mungkin sama tegangnya seperti Randy sebelum ijab kabul. Tapi aku berusaha senyum sebanyak dan sesering mungkin selama menari dan semuanya berjalan lancar dan aku bisa menarikannya dengan baik. Walaupun latihan hanya 2 kali,” kisah Anjani mengenang salah satu momen di hari pernikahannya.

Dekorasi Pernikahan Unik

Inspirasi pernikahan dari Anjani dan Randy pun bisa terbilang cukup unik. Apabila pasangan lain biasanya terinspirasi dari Pinterest ataupun pernikahan lainnya, mereka malah mendapatkan inspirasinya dari lemari khas Palembang!

Berawal dari keinginan Anjani yang ingin beda namun tetap menggunakan unsur Palembang. Akhirnya vendor dekorasi menawarkan konsep lemari khas Palembang. Alhasil, venue pernikahan terlihat mewah dan elegan seperti harapan sang pengantin. Pelaminan didominasi warna gold dan cokelat tembaga lalu diberi sentuhan lampu-lampu kristal serta bunga-bunga cantik.

Highlight from the wedding day

Bagi Anjani momen yang yang paling berkesan adalah sebelum Kirab, di mana sebentar lagi sang pengantin wanita harus menari di hadapan para tamu. Anjani mengaku bukan seorang penari dan belum pernah menari di depan banyak orang seumur hidupnya.

“Rasanya mau nangis dan kabur aja! Hahaha..tapi Randy berusaha bikin aku tenang, bahkan saat aku menari dia pun masih membisikkan “Yang tenang aja, pelan-pelan, jangan lupa senyum” sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan tarian Pagar Pengantin itu.”

Berikut ini top vendor favorit Anjani dan Randy untuk hari pernikahannya:

Vienna Gallery
Vienna Gallery dibawah Pimpinan Ayuk Vienna Fridiana (Ayuk = kakak perempuan dalam Bahasa Palembang). Kebetulan dia adalah sepupu aku, tetapi aku memilih Vienna Gallery bukan karena itu. Aku memutuskan menggunakan mereka karena aku tau bahwa Vienna Gallery mempunyai konsep Palembang Modern yang mewah dan elegan. Sesuai dengan konsep yang aku dan Randy pilih sedari awal. Aku tahu reputasi Yuk Vienna, latar belakang pendidikannya, ide-ide kreatifnya dan sisi perfectionist yang membuat aku semakin yakin di-handle oleh tim yang tepat. Vienna Gallery bisa memahami dan mengakomodir semua keinginanku, dan satu vendor untuk hampir seluruh prosesi adat dan dekorasi.

Akshita Wedding
Akshita Wedding merupakan wedding organizer yang dibentuk aku bersama teman-teman. Tapi kami sepakat, jika salah seorang dari kami menikah, sang pengantin tidak boleh kerja sendiri dan harus selalu didampingi.

Mereka selalu ada untuk aku kapanpun aku butuh. Bayangkan bagaimana bahagianya kamu kalau WO kamu adalah bridesmaidmu sendiri! Tulus dan selalu siap membantu dan juga sangat sabar mengerti aku yang panikan ini. Dan, sekali lagi, bukan karena WO milikku sendiri, tapi aku juga tau karakter teman-temanku yang selalu all in menghandle sebuah pernikahan, dan selalu menyanggupi apapun yang klien butuhkan.

Anpasuha
Aku terlaaluuu cinta dengan makeup-nya. Bahkan dari sebelum aku punya rencana menikah (dan belum ada calonnya) aku sudah punya cita-cita kalau suatu saat aku menikah nanti harus di-make-up oleh Anpa. Alhamdulillah kesampaian, walaupun ada tragedi menegangkan saat gedungku kebakaran dan harus pindah tanggal.

Selain aku harus mencari gedung yang available, yang pertama aku hubungi adalah Jilly manager Anpa. Aku tanya tanggal Anpa available dan aku cocokkan dengan tanggal gedung yang available. And I made the right choice to choose him as my makeup artist, everything was worth to fight for!
Apakah ada tips yang ingin dibagikan ke pembaca The Bride Dept dalam mempersiapkan hari pernikahan?
Tipsnya adalah: punya banyak cita-cita! Dan wujudkan semua cita-cita yang kamu inginkan dalam mempersiapkan pernikahanmu (or at least, mendekati cita-citamu). Menikah hanya satu kali dan jangan lewatkan kesempatan ini untuk mewujudkan semua apa yang kamu inginkan, jangan lupa sesuaikan dengan budget ya.

Dan satu lagi, pendapat bahwa pernikahan tradisional adalah hal yang membosankan dan ribet adalah salah! Aku dan Randy sangat menikmati setiap prosesi dan menurutku pengantin tradisional lebih anggun. Kapan lagi kita memakai pakaian adat selain di acara pernikahan kita sendiri? Siapa lagi yang mencintai budaya Indonesia selain kita generasi muda? Don’t forget your roots, explore your culture and make one of a kind wedding!