Pernikahan Aizani dan Edwin dalam Tradisi Jawa-Sunda dengan Sentuhan Adat Lampung

By Leni Marlin on under The Wedding

Pernikahan Aizani dan Edwin dalam Tradisi Jawa-Sunda dengan Sentuhan Adat Lampung di Sampoerna Strategic Square

Style Guide

Style

International

Venue

Hall

Colors

Vendor That Make This Happened

Akad Nikah

Venue Masjid Al-Ihsan & Private Home

Event Styling & Decor Sakira Art Decor

Photography Antijitters Photo

Bride's Attire Fadlan Indonesia

Wedding Shoes Lgallery

Make Up Artist Maharani Nilla

Jewellery & Accessories Yullya Ratu

Catering Pawon Indonesia

Wedding Organizer Qindo Wedding Organizer

Resepsi

Venue Sampoerna Strategic Square

Event Styling & Decor 4Seasons Decor

Photography Antijitters Photo

Bride's Attire Fadlan Indonesia

Wedding Shoes Bride Series

Make Up Artist Maharani Nilla

Jewellery & Accessories Yullya Ratu

Catering Umara Catering

Wedding Organizer Qindo Wedding Organizer

Wedding Entertainment Budi Prayitno MC

Pemandu Adat Sekar Lestari

Others Photobooth by Miu

Aizani dan Edwin berkenalan lewat media sosial sekitar 7 tahun lalu. Kebetulan, mereka berteman dengan orang yang sama di Twitter. Dari hasil melihat profile picture, Edwin mulai menghubungi Aizani. Ujungnya, mereka pun saling chat.

“Kebetulan, kami berdua sama-sama kuliah di Bandung, tetapi beda kampus. Setelah chatting lama, kami memutuskan untuk bertemu di sebuah acara yang diadakan kampus Edwin. Pertemuan pertama sangat berkesan bagi kami berdua. Sebulan PDKT, akhirnya kami jadian dan nggak menyangka bisa selama ini,” ujar Aizani.

Pada tahun kelima pacaran, Aizani melanjutkan studi ke Australia. Menurutnya, itu adalah masa tersulit dalam sejarah hubungan mereka. Edwin sibuk bekerja, Aizani pun sibuk kuliah. Bahkan, mereka pernah setahun tidak bertemu. “Tapi, karena kami berkomitmen untuk selalu menjaga komunikasi dan saling percaya satu sama lain, kami dapat melaluinya dengan baik. Komitmen bersama inilah yang menjadi kunci hubungan kami.”

“Edwin selalu berjanji akan melamarku setelah selesai studi di Australia. Karena itu, setelah studi 2 tahun, Edwin memintaku pulang ke Indonesia. Beberapa hari setelah kepulanganku, ia mengajak keluarganya datang ke rumahku. Ini pertama kalinya pihak keluarga bertemu setelah 7 tahun kami berpacaran. Awalnya cukup tegang, tetapi dengan cepat keluarga kami bisa menjadi akrab. Saat itulah, Edwin mengutarakan niat baiknya langsung di depan orang tuaku.”

Acara lamaran diadakan di kediaman Aizani dan dihadiri oleh keluarga besar serta teman-teman terdekat mereka. Pada acara ini, Aizani dan Edwin saling bertukar cincin sebagai simbol pengikat sebelum pernikahan serta penentuan kapan akan diadakan pernikahan. Acara ini juga menjadi ajang bagi keluarga besar untuk saling mengenal satu sama lain.

Walaupun hanya dipersiapkan dalam waktu seminggu, prosesi lamaran berlangsung dengan lancar dan hangat sesuai harapan. Aizani mengaku, ia senang sekali melihat dua keluarga besar saling berbaur.

Adat Jawa dan Sunda dengan Sentuhan Adat Lampung

Prosesi akad dilangsungkan dalam adat Jawa (asal ayah Aizani) dan resepsi pernikahan dilangsungkan dalam adat Sunda (asal ibu Aizani). Karena Edwin berasal dari Lampung, seluruh acara dilengkapi dengan sentuhan adat Lampung. Pada acara resepsi pernikahan, keluarga besar Edwin dan among tamu mengenakan kain tradisional Lampung yang cantik.

“Untungnya, Edwin memercayakan semuanya padaku, dari urusan busana, undangan, dekorasi, dokumentasi, dan sebagainya. Jadi, kami tidak terlalu banyak berbeda pendapat. Dia juga turut memberi masukan mengenai apa yang baik bagi kami berdua,” kata Aizani.

Busana yang dikenakan Aizani pada acara akad berupa kebaya berwarna off-white dengan kain sidur berwarna merah maroon. Kebaya tersebut bermodel kutubaru dan dihiasi payet dan batu-batu dengan warna senada. Sementara itu, ia mengenakan kain model wiron dari batik tulis khas Solo.

Untuk resepsi, Aizani mengenakan kebaya berwarna dusty green. Warnanya terinspirasi dari pakaian putri Jasmine Aladdin, Disney Princess favoritnya. “Kebayanya didesain dengan nuansa vintage. Karena ingin kesan lebih mewah, aku menambahkan sentuhan gold pada payet dan perhiasan yang dipakai. Aku juga menggunakan siger Sunda warna gold di acara resepsi. Menurutku, siger warna gold terlihat cantik dan mewah jika dikenakan pada acara resepsi malam hari.”

Sementara itu, dekorasi pernikahan didominasi warna-warna pastel, seperti white, pink, purple, green, dan sentuhan gold. Konsepnya vintage, elegant, dan minimalist. Dekorasi ini juga dipadukan dengan konsep tradisional seperti gebyok sebagai hiasan galeri foto. “Kami memilih venue di Sampoerna Strategic Square yang sudah bagus konsep interiornya. Jadi, kami tidak perlu menambahkan terlalu banyak ornamen yang justru akan menutupi keindahan gedung tersebut.”

Top 3 vendor rekomendasi Aizani:

  • Qindo Wedding Organizer

“Qindo WO sangat berperan penting dalam pernikahanku. Sejak prosesi pengajian, siraman, akad, dan resepsi, mereka yang mengatur semuanya. Semuanya berjalan lancar tanpa hambatan. Pengaturan acara, makanan, busana, dekor, sampai bridesmaids dan bestman, diurus oleh Mbak Nana dan tim. Jadi, pengantin nggak stres selama proses acara berlangsung.”

  • Fadlan Indonesia

“Busana pengantin dan busana keluarga inti semua aku serahkan ke Fadlan. Bukan hanya karena nggak mau ribet, tetapi karena service dan hasilnya memang memuaskan. Mbak Novi dan Pak Devi dari tim Fadlan bisa merealisasikan semua keinginanku, walaupun persiapan hanya 3 bulan. Hanya beberapa kali fitting dan semuanya puas dengan hasilnya. Banyak tamu yang memuji busana yang kami pakai.”

  • Antijitters

“Puas banget dengan hasil dokumentasi Antijitters. Yang paling berkesan waktu pemutaran video “same day edit” di awal acara. Nggak nyangka akan sebagus itu. Tamu-tamu yang datang pun banyak yang terharu melihatnya.”

Bagi Aizani, momen yang paling berkesan justru pada saat prosesi pengajian dan siraman menjelang acara pernikahan. “Acara ini diadakan bersamaan di rumahku dan dihadiri oleh keluarga besar dan kerabat kami berdua. Walaupun berada di satu atap, kami tidak boleh bertemu. Jadi, Edwin dan keluarga duduk di satu sisi rumah, aku dan keluarga duduk di sisi lainnya.”

Acara pengajian dibuka oleh pembacaan surat-surat Al-Quran oleh Edwin dan Aizani melanjutkan dengan membacakan artinya. Aizani mengaku, walaupun tidak saling melihat, ia terharu mendengar sang calon suami membacakan Al-Quran di hadapan keluarga besar mereka.

Momen mengharukan lainnya adalah ketika sungkeman dengan orang tua masing-masing. Prosesi tersebut berlangsung dengan khidmat, haru, dan bahagia. “Rasanya senang bisa mengikuti semua prosesi bersama-sama,” kata Aizani.

Acara siraman juga tak kalah berkesan bagi keduanya. Meskipun pada adat Lampung (asal keluarga Edwin) tidak ada tradisi siraman, Aizani dan keluarga menawarkan Edwin untuk turut menjalankan prosesi yang terdapat dalam tradisi adat Sunda (asal keluarga Aizani) ini. Edwin dan keluarga pun setuju. Uniknya, mereka tetap menonjolkan adat Lampung dengan menggunakan kain dan beskap asal Lampung.

Nah, bagi para brides to be, berikut tips penting dari Aizani untuk mempersiapkan pernikahan:

  • Pilih WO yang tepat. Bukan hanya yang andal menyiapkan acara, tetapi juga mampu berkomunikasi dengan baik dan intim sehingga dapat menjembatani dua keluarga dengan segala keragaman budaya dan tradisinya.
  • Bridesmaid adalah partnermu. Mintalah bantuan teman-teman terdekat atau bridesmaids mempersiapkan pernikahan, baik pada masa persiapan maupun pada hari-H. Jangan sampai pusing mengurus semuanya sendirian karena ada banyak banget yang harus diperhatikan. Mereka juga pasti punya segudang ide untuk membantumu mewujudkan impian.
  • Well planned. Buatlah timetable apa saja yang harus dilakukan, kapan, di mana, dan hal-hal detail lainnya. Ini akan berguna saat kamu mempersiapkan pernikahan di sela-sela rutinitas. Intinya, dengan rencana yang matang, kamu jadi mengerti apa yang harus segera dilakukan.