Pernikahan Alisia Rininta dan Novian di Balai Kartini

Brides, masih ingat tidak dengan kisah sweet proposal yang dilakukan Novian kepada Alisia di Chateu Blanc dan juga cerita lamaran mereka yang bernuansa adat Jawa? Kabar bahagia baru saja datang dari mereka, karena mereka baru saja melangsungkan pernikahan mereka yang masih mengusung adat Jawa kental sesuai impian Alisia sejak kecil.

Selama 5 bulan Alisia dan Novian mempersiapkan penikahan mereka. Alisia merasakan tantangan yang cukup besar ketika memberikan seragam kepada saudara dan teman – temannya. Tidak seperti kebanyakan pengantin yang menyewa baju adat untuk seragam, Alisia malah secara khusus membelikan kain yang berpasang – pasangan untuk om dan tantenya. Bahkan untuk blangkon, Alisia menjahitkan dengan warna senada kain bawahan sesuai dengan ukuran kepala masing – masing.

Prosesi adat Jawa pun mereka jalani satu persatu. Mulai dari siraman, midodareni, pemasangan bleketepe, sungkeman, tuwuhan, dodol dawet, tanam rambut, lepas ayam, suapan terakhir, lalu dilanjutkan dengan penyerahan sanggan, panggih, ngidak wijidadi, singkepan sindur, timbangan, tandur, kacar kucur, dahar klima, ngunjuk degan, titik pitik dan diakhiri dengan sungkeman kembali. Lengkap dan seru ya brides! Untuk dekorasi Alisia sangat serius mempersiapkannya agar suasana jawa klasik nya lebih terasa.

“Untuk dekorasi kita mempersiapkannya sangat matang. Bisa dibilang kita sangat detail dan alhamdulillah tim dekorasi sangat baik dan kooperatif untuk membantu mendekor sesuai dengan keinginan kita. Kita dari awal sudah menentukan tema dan memberi referensi. Untuk pemilihan warna bunga serta dekorasi dan seragam pun kita memilih hanya warna coklat, maroon dan hijau. Kami memilih coklat gebyok serta untuk bunga kami pilih warna maroon dan hijau tua tetapi dominan di maroon. Untuk pemilihan bunga pun, karena aku sedikit paham tentang bunga, aku memilih diantaranya; Rose Maroon dan James Story agar terkesan dramatis lalu Rununculus merah, Cymbidium dan sedikit Lily Fuschia,” lanjut Alisia.

Alisia mengaku bahwa ia sempat sangat tegang saat dipaes oleh Ibu Mamie. “Aku tegang karena rambutku harus dikerik. Tetapi Eyang Mamie sangat baik dan begitu menenangkan. Selain itu riasan Eyang Mamie saat pengajian, siraman dan midodareni sangat cantik. Aku suka banget,” cerita Alisia. Riasan yang cantik disempurnakan dengan balutan kebaya putih dengan model klasik kutubaru yang diberi sentuhan modern di bagian dada dengan taburan swarovski dan mutiara.

Bagi Alisia semua momen yang terjadi dalam pernikahannya sangat memorable terutama pada saat ijab qabul dan kirap memasuki pelaminan. “Semua vendor memuaskan terutama Akasya Decor, The Uppermost, The Cinema Wedding. Semua sangat amat memuaskan, kooperatif, benar – benar memberikan hasil yang terbaik. Mas Putra Latief and team untuk dekorasi juga sangat baik seperti keluarga sendiri. Mas Sigit, Danas, Tito dari The Uppermost sangat friendly dan baik. Seru banget saat kita melakukan prewedding di Turki jadi semakin berkesan,” jawab Alisia saat ditanya siapa vendor favoritnya.

Tips dari Alisia untuk para brides to be, “Persiapkan konsep semaksimal mungkin dari awal. Siapkan banyak referensi dari konsep kamu termasuk baju pernikahan kamu. Cari designer sebanyak mungkin untuk dijadikan referensi. Dalam mempersiapkan seragam untuk teman dan keluarga lebih baik didahulukan karena sangat memakan waktu yang cukup panjang. Jangan lupa dua minggu sebelum hari H kamu sudah harus bebas tugas untuk istirahat dan melakukan perawatan prewedding. Yang terakhir sebagai calon pengantin harus ikhlas, banyak berdoa dan mempercayakan semuanya ke vendor – vendor yang kita pilih ya. InshaAllah, your  wedding dreams will come true. Just like us.