Pernikahan Dengan Kombinasi Adat Jawa dan Aceh ala Ayunda dan Indra

By Leni Marlin on under The Wedding

Style Guide

Style

Traditional

Venue

Colors

Vendor That Make This Happened

Pengajian

Kebaya Purie Shana

Make Up Artist Yoga Septa

Catering Resti Catering

Siraman dan Midodareni

Make Up Artist Heksaw

Event Styling & Decor Ninz Wedding

Kebaya Dieva Ipeh

Akad Nikah

Photography Fotologue Photo

Bride's Attire Merras

Make Up Artist Jasmine Lishava

Pemandu Adat Tari Donolobo

Wedding Shoes Shoe Etc

Invitation Satu Collective

Others Kreasindo Tent

Wedding Organizer Tirta Organizer

Resepsi Pernikahan

Venue Shangri-La Hotel

Make Up Artist Petty Kaligis

Pemandu Adat Cut Marlyn

Wedding Organizer Amaya Wedding

“Aku pertama kali bertemu Indra di Bali, tepatnya di Sundara, Hotel Fourseason, pada akhir Oktober 2014. Saat itu, kami bertemu secara tidak sengaja karena sama-sama sedang berada di Pulau Bali. Aku ke Bali karena menghadiri pernikahan salah seorang teman. Indra kebetulan sedang berada di sana untuk weekend gateway yang dia lakukan secara spontan.”

Ayunda bercerita, saat itu Indra dan sahabatnya, Manov, ingin bertemu Kathya, sahabat Ayunda. Indra, Manov, dan Kathya sebelumnya sudah berteman. Karena tahu sama-sama sedang di Bali, mereka berencana bertemu. Di sanalah pertemuan tanpa sengaja antara Ayunda dan Indra terjadi.

Kesan Pertama

“Saat pertama kali bertemu Indra, jujur saja tidak ada perasaan apa-apa. Bahkan, aku cenderung takut karena ia terlalu obvious menunjukkan ketertarikannya. Ia selalu mencari kesempatan untuk duduk di sebelahku, mengajak ngobrol, dan nawarin pulang bareng. Intinya, ia berusaha banget supaya bisa dekat,” kata Ayunda.

Pada saat itu, Ayunda sudah punya pacar. Hubungan mereka sudah terjalin 10 tahun. “Aku sangat membatasi diri saat ketemu Indra. Kalau dia sih cuek aja tetap usaha,” ujar Ayunda tertawa.

Suasana menjadi lebih cair karena jokes Indra. Pria ini adalah tipe humoris sehingga suasana pertemuan menjadi lebih fun. Meskipun pertemuan cuma sehari, mereka sempat ke beberapa tempat di Bali. “Hingga kita pulang ke villa masing-masing, semua sahabatku berkomentar kalau Indra kelihatan tertarik sama aku. Aku malah ketakutan banget. Mereka ngeledekin aku terus sampai pulang ke Jakarta.”

Sementara itu, Indra yang baru saja stalking social media Ayunda justru kecewa banget. Di sana, ia baru tahu kalau Ayunda sudah punya pacar. “Setelah itu, kami lost contact karena ia enggak mau mengganggu hubunganku dengan mantan pacar. Kami pernah bertemu sekali setelah kembali ke Jakarta tanpa sengaja. Kami hanya saling menyapa dan senyum. Setelah benar-benar sudah putus dan tidak menjalin komunikasi lagi dengan mantan pacarku, aku dan Indra bertemu lagi, kali ini pun tanpa disengaja.”

Pertemuan itu terjadi pada akhir November 2014. Mereka sedang menghadiri acara di Parc 19. Keduanya datang bersama teman-teman mereka. Meskipun masih merasa takut karena ingat pertemuan di Bali, Ayunda justru didukung oleh para sahabatnya. Mereka pun mulai mengobrol dan lebih dekat satu sama lain.

Lamaran Romantis

Honestly, it was the sweetest yet a very surprising day of my life. Enggak pernah nyangka kalau Indra ternyata bisa seserius dan seromantis itu di balik sifatnya yang humoris dan sangat ngemong. Kebetulan aku dan Indra berbeda umur 6 tahun. Umur yang jauh lebih tua menjadikannya lebih matang,” kata Ayunda.

Hal itu bukan hanya terlihat dari kemantapan Indra pada masa-masa perkenalan dan pacaran yang singkat, tetapi juga masa persiapan pernikahan. Menurut Ayunda, Indra sangat membantu dan ikut terjun langsung, termasuk dalam pemilihan vendor-vendor pernikahan.

“Indra melamarku pada 8 Juni 2015. Hari itu bertepatan dengan ulang tahunku yang ke-25. Sebenarnya, hari itu harusnya Indra sedang berada di Amerika untuk berlibur. Aku sangat tahu jadwal keberangkatan dan kepulangannya karena ia sangat terbuka dan komunikatif. Jadi, aku sama sekali tidak menyangka kalau ternyata ia menyiapkan surprise besar untukku,” ujar Ayunda.

Hari itu, Ayunda diajak makan malah oleh salah seorang sahabatnya di Mamagoose. Tengah malam sebelumnya, para sahabatnya dan teman-teman Indra sudah memberikan surprise. Karena itu, ia tidak menyangka akan ada surprise berikutnya. Di Mamagoose, ia diajak masuk ke sebuah ruangan. Ternyata, di sana sudah hadir sahabat-sahabatnya dan adik perempuan Indra. Ruangan dihias dengan balon-balon.

“Rasanya kaget dan senang. Ternyata, Indra perhatian juga ya menyiapkan surprise party ulang tahunku meskipun ia sedang berada di Amerika,” tutur Ayunda. Namun, kekagetan Ayunda bertambah ketika Indra menelepon dan memintanya ke pojok ruangan. Di sana ada sebuah keranjang belanja dorong yang telah dihias cantik dengan bunga-bunga, balon, dan boneka Teddy Bear besar. Ada juga sekotak perhiasan berwarna biru muda.

Masih dari sambungan telepon, Indra meminta Ayunda membuka kotak perhiasan itu. Namun, ternyata kotak itu kosong. Di tengah kebingungan, tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu membawa kue dan lilin ulang tahun. Semua orang yang ada di dalam ruangan langsung kaget dan berteriak histeris. “Aku langsung nangis karena terharu melihat Indra pulang 5 hari lebih awal demi ulang tahunku. Sahabat-sahabatku juga kaget karena mereka tidak menyangka Indra sudah ada di Jakarta.”

“Aku cuma bisa duduk, tidak bisa bicara karena terlalu kaget. Berkali-kali aku bertanya, ‘Ini serius?’, ‘Kamu beneran ngelamar aku?’ Hingga akhirnya aku menjawab, ‘Iya’ atas lamaran Indra.” Menurut pengakuan Indra, seisi rumahnya ikut membantunya mempersiapkan kejutan ini. Ia juga ke Amerika sekaligus untuk mengambil cincin yang ia berikan malam itu.

Setelah itu, Indra mendatangi kedua orang tua Ayunda untuk melamar dan menyatakan bahwa ia dan keluarganya akan datang secara resmi. “Kalau ingat kejadian dari awal berkenalan dengan Indra hingga akhirnya menikah, aku masih suka senyum-senyum sendiri. Ada benarnya orang tua dulu bilang, ‘Jodoh tidak ada yang tahu,’ atau ‘Jodoh rahasia Tuhan.’ Itu bener banget.”

Prosesi Pernikahan

Ayunda adalah anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Dari kecil, ia bermimpi bisa menikah menggunakan adat Jawa. Sang Ayah memang berasal dari Solo, sedangkan ibunya dari Aceh. “Tidak ada alasan bagiku untuk tidak menjalani rangkaian upacara adat Jawa,” kata Ayunda.

Kedua orang tua Ayunda juga sepakat untuk melakukan prosesi tersebut saat pernikahan supaya anak-anaknya bisa mengetahui dan melestarikan kebudayaan asalnya. Supaya tidak terlalu capek, akad nikah dan resepsi diberi jarak satu minggu. Untuk mengatur keseluruhan acara adat pembuka dan penutup pesta dipercayakan kepada tim Tari Donolobo.

“Tante Tari dan Tante Sis dari Sri Renggo sangat membantu dalam pelaksanaan acara adat secara keseluruhan. Rangkaian upacara pun berjalan sangat rapi dan lancar,” ujar Ayunda.

Berikut rangkaian prosesi adat yang dijalani oleh Ayunda:

  • Pemasangan bleketepe dan pencampuran air. Prosesi ini diadakan satu hari sebelum akad nikah untuk menghemat waktu. Selain itu, prosesi ini sebagai tanda akan diadakannya acara di rumah.
  • Acara pengajian
  • Sungkem dan dulangan
  • Siraman
  • Prosesi dodol dawet oleh kedua orang tua Ayunda
  • Midodareni yang dilakukan pada malam hari
  • Ijab Kabul pada hari Akad Nikah yang diadakan terpisah sesuai adat istiadat budaya Jawa. Prosesi ini dlakukan di halaman rumah Ayunda yang telah dihias dengan cantik oleh Gaia Nata.
  • Temu Panggih. Prosesi ini adalah pertemuan kedua pengantin setelah sekian lama tidak bertemu.
  • Penyerahan Pisang Sanggan
  • Liron kembar mayang (pertukaran kembar mayang dari kedua pihak keluarga)
  • Prosesi saling melempar sirih
  • Prosesi menginjak telur
  • Prosesi sindur dan timbangan, yaitu disampirkannya kain sindur oleh ayah Ayunda dan berjalan menuju pelaminan.
  • Prosesi minum air degan. Maknanya adalah harapan agar keluarga yang baru dibentuk itu bahagia lahir dan batin di masa depan.
  • Prosesi kacar-kucur
  • Prosesi dulangan sebagai suami istri
  • Prosesi mapag besan atau menjemput besan. Maknanya agar terjadi kerukunan antarkeluarga kedua mempelai.
  • Sungkeman terhadap kedua orang tua dan Eyang Putri.
  • Setelah acara Panggih, diadakan acara Begalan, bubak kawah. Ini adalah acara memperebutkan alat-alat perabotan rumah tangga. Acara ini sangat heboh karena ibu-ibu sangat bersemangat.
  • Acara salam-salaman dan penerimaan tamu.

“Kami mengadakan acara selametan dan pesta di rumah dan berlangsung hingga sore hari. Semuanya sangat menyenangkan, meskipun melelahkan. Namun, karena semua dijalani dengan ikhlas, waktu berjalan sangat cepat rasanya,” kata Ayunda.

Resepsi

Seminggu kemudian, resepsi dilangsungkan di Hotel Shangri-La, Jakarta. Resepsi diadakan dengan sentuhan adat Aceh. Di sini ditampilkan tarian pembuka, yaitu Tari Ranup Lampuan, tarian yang biasanya dilakukan pada acara-acara resmi di Aceh.

“Sempat ada permasalahan teknis saat upacara adat di rumah, tetapi kami ikhlaskan saja. Pada saat resepsi aku merasa pusing banget dan mual karena sunting adat Aceh cukup menekan kepalaku,” kisah Ayunda. Setiap acara pernikahan memang tidak ada yang sempurna. Pesan Ayunda, lebih baik dipasrahkan kepada orang-orang yang dipercaya dan tidak lupa berdoa untuk membantu melancarkan acara.

Untuk dekorasi, Ayunda merasa puas dengan hasilnya. “Saat bertemu Tante Ina dari Gaia Nata, aku langsung sreg. Aku sudah memperhatikan dekorasi karyanya dari Instagram. Keluargaku dan Tante Ina juga sudah kenal baik sejak lama. Saat bertemu, aku hanya menyampaikan akan melaksanakan acara pernikahan dalam dua adat, yaitu Jawa dan Aceh. Tante Ina tidak kesulitan merealisasikan konsepnya.”

Saat meeting, Ayunda hanya memesan dekorasi yang cantik dengan tema adat tetapi terkesan modern. Di rumah, ia ingin menggunakan gebyok dan bunga berwarna soft. Sementara di gedung, ia memilih rose gold dengan nuansa Aceh yang kental namun modern. Warna bunga lebih terang agar terlihat segar karena acara dilakukan pada malam hari.

“Aku memang lebih concern pada warna bunga dan elemen dekorasi karena aku ingin ada keselarasan. Warna-warna yang dipilih pun merupakan warna favoritku. Alhamdulillah, Tante Ina dan tim sangat kooperatif, terutama untuk dekorasi di rumah. Di dalam dan halaman rumahku berhasil disulap dengan sangat cantik dan dipuji oleh seluruh tamu-tamu undangan,” tutur Ayunda.

Pengalaman lain adalah ketika ia dipaes. Ia merasa agar deg-degan karena takut tidak cocok. Apalagi karena ia tidak boleh melihat cermin selama proses itu. Namun, pesan dari Eyang untuk mengikhlaskan dan tidak berhenti berdzikir ketika dipaes membuatnya pasrah. Paes pun berhasil dilakukan dengan sangat rapi dan memuaskan.

“Tante Tari berhasil menyulap wajahku yang bulat, ditambah dengan kolaborasi makeup dari Mba Jasmine Lishava. Setelah memakai paes secara penuh, rasanya aku seperti menjadi Putri Solo dalam sehari. Bahkan banyak yang memuji riasanku pada hari akadku.”

Inilah top 3 vendor menurut Ayunda:

1. Tante Ina – Gaia Nata

“Dari awal, aku udah naksir dekorasinya Tante Ina. Ia juga sangat kooperatif ketika kami mempersiapkan dekorasi pernikahanku dan Indra. Kelebihan Tante Ina adalah bisa men-deliver dengan baik permintaanku. Ia juga mudah dihubungi. Saat berdiskusi, ia sangat mengedepankan keinginan klien.”

2. Dimas & Lukas – Fotologue

Menurut Ayunda, Dimas, Lukas, dan tim Fotologue berhasil mengabadikan foto-foto pernikahannya dan Indra dengan cantik. “Mereka juga paham kalau kami mulai capek dan senyumnya sudah mulai terpaksa. Saat aku lagi pusing banget di acara resepsi, Dimas sempat menawarkan permen,” cerita Ayunda. Ia juga menyebut Fotologue pintar meng-capture momen. Hasil foto candid mereka tetap terlihat segar. Tone foto pilihan mereka timeless. “Jadi, ketika melihat lagi hasil foto pernikahanku, atmosfer kebahagiaan dan suasana harunya masih terasa.”

3. Jasmine Lishava

“Puas sekali dengan hasil makeup-nya. Semua orang juga memuji hasilnya. Mbak Jasmine pintar membaca mukaku dan mataku yang agak sayu. Selain itu, makeup-nya juga awet banget. Mulai pukul 4 pagi hingga 4 sore, makeup masih oke banget. Padahal acaranya dilaksanakan di rumah dan ada upacara adat yang panjang. Tamu-tamu juga sebagian besar keluarga sehingga sering cipika cipiki atau dicium sama eyang-eyang. Bayangin, 12 jam tanpa retouch.”

Salah satu momen yang paling berkesan bagi Ayunda adalah ketika ia belajar berjalan jongkok pada saat siraman. “Papaku sampai turun langsung mengajari cara sungkem dan jalan jongkok karena aku sudah lama banget tidak melakukan ritual tersebut. Selain itu, saat sungkem dan izin pamit kepada kedua orang tua sebelum siraman, aku mengucapkannya tanpa teks, tulus dari hati. Rasanya mengharukan sekali. Aku tidak menyangka bisa menyampaikannya dengan baik sehingga kedua orang tuaku menangis.”

Selain itu, Ayunda juga masih mengingat momen mendebarkan saat akad nikah. Ia merasa deg-degan banget menunggu Indra selesai membaca Ijab Kabul karena namanya dan sang ayah cukup panjang. “Aku takut dia tidak lancar membacanya,” ujar Ayunda. Namun, acara ini ternyata berjalan dengan khidmat dan tenang sesuai harapan.

Sementara itu, pada saat resepsi, Ayunda juga sangat terharu dengan speech para sahabatnya dan Indra. “Mereka menjadi saksi pertemuanku dan Indra untuk pertama kali. Saat itu, mereka menceritakan kembali pertemuan kami.”

Berikut tips dari Ayunda untuk para brides to be:

  • Budgeting Pesta yang Sesuai dengan Kemampuanmu

Momen pernikahan memang sekali seumur hidup, tetapi jangan sampai jadi memaksakan diri. Kadang kalau melihat social media, kita pasti jadi ingin ini-itu, tapi balik lagi, know your limit and make the best of it. Jangan lupa, sisihkan juga biaya tak terduga karena pasti akan berguna.

  • Bersyukur dan Be Happy!

Persiapan pernikahan seharusnya menyenangkan. Jangan membebani dirimu dengan memikirkan seluruh hal agar terlihat sempurna. Jangan sampai auramu jadi tidak keluar atau malah sakit ketika hari besarmu. Ikhlaskan dan berbahagialah. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berdoa untuk kelancaran acaramu, ya.

  • Tentukan Tone Color of Your Dream Wedding

Menggunakan warna-warna yang selaras akan menambah cantik suasana pernikahanmu. Kalaupun ingin menabrak warna, pilihlah yang masih cocok agar tidak membuat sakit mata tamu yang hadir. Jika suasana pernikahanmu nyaman, tamu-tamu pasti betah berlama-lama.

  • Pilih Vendor yang Kooperatif

Pilihlah vendor yang mudah dihubungi. Hal ini sangat penting untuk memudahkanmu dalam mempersiapkan acara di hari besarmu. Jika ada hal-hal di luar dugaan terjadi, bisa dengan cepat diatasi.