Pernikahan dengan Konsep Alam ala Pras dan Pamela

By NSCHY on under The Wedding

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Champaca Chapel, Padma Hotel Bandung

Event Styling & Decor Organdi Dekor

Photography Buana Photo

Bride's Attire Inezia Chrizita

Make Up Artist Upan Duvan

Wedding Organizer VK Wedding Organizer

Jodoh emang nggak kemana. Sepupu Pras, yang ternyata merupakan atasan Pamela berniat menjodohkan mereka dengan merencanakan sebuah perkenalan yang akhirnya membawa mereka ke sebuah pertemuan yang lebih intens.

Usut punya usut, ternyata keduanya disatukan karena kesamaan hobi dan selera yaitu berpetualang. Petualangan mereka dimulai saat Pamela menemani Pras bersepeda dari Jakarta ke Bandung. Meskipun saat itu Pamela naik mobil namun Pras bersepeda, sejak saat itu mereka mulai sering travelling bersama. Ya, karena bersepeda merupakan hobi Pras, biasanya ia menggunakan jalur darat untuk mencapai suatu kota namun disusul menggunakan pesawat oleh Pamela.

Petualangan mereka tidak hanya membawa banyak cerita dan pengalaman baru, namun juga membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Sampai di saat malam Natal, setelah hubungan mereka mencapai 1 tahun 8 bulan, selesai Pamela masak makan malam di apartemen Pras dan bertukar kado, Pras memberikannya cincin. Ya, Pras tidak hanya ingin malam tersebut menjadi sebuah malam natal, namun juga sebagai malam saksi keseriusannya terhadap partner travellingnya itu.

Bahkan, keseriusan Pras juga terlihat setelah pemberian cincin tersebut, ia meminta Pamela membantu mendekor apartemennya.

“Pras bilang cerita alasannya meminta saya membantu merenovasi apartemennya, karena ia sudah menemukan seseorang yang tepat untuk hidup bersama dan ia ingin sentuhan saya sendiri pada tempat yang nantinya akan saya tinggali bersama dengannya. Buat saya ini benar-benar sweet!”

Satu bulan setelah pemberian cincin di malam Natal, Pras dan Pamela mengadakan lamaran formal yang membawanya ke persiapan pernikahan yang lebih serius. Keduanya memilih Padma di Bandung sebagai venue pernikahan. Awalnya, pihak keluarga terbilang keberatan mengingat tidak ada yang tinggal di Bandung atau berasal dari Bandung, venue yang jauh mengingat mereka tinggal di Jakarta, ditambah lagi kapasitas venue yang dianggap kurang menampung tamu undangan. Namun hebatnya, Pamela dan Pras berhasil meyakinkan keluarga bahwa Padma merupakan tempat yang nyaman, tenang dan berpemandangan indah. Untungnya, saat mengajak pihak keluarga untuk melihat venuenya terlebih dahulu, mereka juga ikut setuju dan mulai mendiskusikan tamu-tamu utama yang akan diundang.

Pamela dan Pras ingin konsep pernikahan yang sederhana namun dikelilingi keluarga dan orang terdekat yang membawa mereka ke tema “Nature and Simplicity”, cocok dengan suasana Padma dengan pemandangan yang indah. Suasana romantis juga diselipkan ke dalam tema pernikahan ini karena keduanya menginginkan para tamu merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan saat itu dengan dekorasi suasana hutam dengan bunga putih dilengkapi dengan alunan music Jazz dengan iringan Imel Rosalin. Yang membuatnya unik, Pamela dan Pras menggunakan acapella sebagai music saat bridal entrance, pemasangan cincin dan juga wedding kiss.

Dengan tema natural, intim dan romantis, Pamela memilih dress yang simple dengan menggunakan mermaid skirt yang digunakan untuk pemberkatan dan juga resepsi. Namun, untuk sedikit pembeda, desainernya, Inez, memberikan tambahan aksen yang berbeda di bagian roknya yang membuatnya terlihat seperti ball gown namun tetap dengan kesan simple.

Yang semakin menekankan konsep intim dari pernikahan ini adalah booth in memoriam Ibunda Pras yang dipanggil Tuhan saat Pras berumur 7 tahun.

“Waktu aku ceritain ide ini ke Pras, dia setuju banget. Jadi kita kumpulin foto-foto Pras dan alm. Ibunya untuk menjadi dekorasi booth ini. Pras juga ikut menata sendiri boothnya. Banyak orang yang terharu bahkan nangis karena liat dan membaca tulisan-tulisan di booth ini.”

Bagi Pras, Pamela dan keluarga, hal yang paling mengesankan adalah saat Pendeta mengucapkan penutup khotbah dengan berkata “Pras dan Pamela, dulu kalian jatuh cinta. Sekarang, kalian berdiri di atas cinta dan melanjutkan hidup ini dilengkapi dengan komunikasi yang baik, saling menerima, dan saling mengampuni.”

Top 3 Vendors:

1. Upan Duvan

Dari dulu udah kepikiran banget kalo nikah harus di makeupin sama Upan.  Aku suka banget makeup Upan yang super super natural, fresh, flawless, bikin cantik tanpa harus merubah wajah asli. Upan makeup-in aku jam 8 pagi untuk pemberkatan jam 2 siang  dan makeupnya super awet bahkan sampe resepsi selesai. Makeupnya berlapis2 tapi gak terlihat dan gak terasa heavy sama sekali. Makin happy karena banyak yang memuji makeupnya

2. Inezia Chrizita

Begitu cerita keinginanku seperti apa, suasana acara gimana, Inez langsung bisa menciptakan dress yang cantik tapi unik dan sesuai banget sama yang aku mau. Aku dapet banyak pujian juga untuk dress ini, bahkan ada yang mau nyewa hehe

3. Buana Photo

Buana dan team  sangat asik diajak diskusi. Mereka sangat banyak membantu. Mereka juga bisa dapet banyak foto Pras, mengingat Pras ini anti banget difoto. Hasil fotonya juga aku suka.

Tips untuk brides to be,

“Ngurusin pernikahan itu udah pasti stress, jadi nikmatin aja. Sering-sering sharing dan ngobrol dengan pasangan, orang tua dan vendor. Semua orang pasti ingin pernikahan yang sempurna, terlepas dari kesempurnaan, yang paling penting adalah bagaimana menyebarkan kebahagiaan kepada semua tamu yang datang di hari bahagia tersebut. Jadi, bukan hanya memikirkan keinginan kita, namun juga memikirkan kenyamanan keluarga dan tamu. Jaga kesehatan itu juga penting banget karena udah lelah ngurusin pernikahan, jangan lupa istirahat dan mengurangi aktivitas beberapa hari sebelum acara.”