Vendor That Make This Happened
Venue Taman Indie Resto, Malang
Event Styling & Decor Peacock Decor
Photography Sonny Omah Photography
Make Up Artist Celli Makeup Artist
Beauty Preparation Vio Vandien
Bride's Attire DIY by Lia (Svata)
Catering Taman Indie Resto, Malang
Invitation Zahra Rizkiani
Jewellery & Accessories Tulola
Others Wedding Ring by Hunt of Hounds
Others Anyaman Rajutan by
Keisengan Lia dan Dimas yang bertemu lewat online dating ini pun berbuah manis. Memiliki interest dibidang yang sama dan saling mendukung, mereka pun merasa saling nyaman satu sama lain. Setelah berpacaran selama dua tahun, tanpa berpikir panjang mereka pun memutuskan untuk menikah.
Menurut Lia, tidak ada alasan lain untuk menunggu atau menunda pernikahan mereka. Usia sudah cukup untuk menikah, bisa saling mendukung pekerjaan satu sama lain, dan sama-sama suka travelling adalah hal yang alasan mereka siap untuk menikah. Lia juga bercerita kalau Dimas itu bukan tipe cowok yang romantis, jadi tidak ada sweet proposal. Setelah Dimas sudah ada niat untuk menikah, ia pun langsung meminta izin ke orangtua Lia.
Lia yang berdarah campuran Chinese – Jawa dan Dimas yang asli Jawa ini memilih konsep peranakan dengan nuansa hippie dan bohemian. Mereka ingin mencampurkan budaya dengan konsep yang lebih modern. Saat akad, Lia dan Dimas menggunakan busana tradisional yaitu kebaya dan beskap serta para bridesmaid yang menggunakan kebaya encim. Ada pula rumah peranakan dan desain undangan yang dibuat dengan motif tegel untuk merealisasikan konsep yang mereka ingin.
Keunikahan hippie dan bohemian yang mereka sangat sukai ini, ingin dihadirkan dalam dekorasi pernikahan mereka. Lia mulai mencari dekorator yang bisa membuat dekor seperti yang ia inginkan. Tidak hanya itu, ia juga membantu dekorator untuk mencari orang yang bisa membuat anyaman ala bohemian sampai membeli kursi untuk pelaminan agar nanti si dekorator bisa menuruti keinginannya.
Menurut Lia, tantangan yang terberat selama mengurus pernikahan ini adalah ia mengalami banyak masalah secara bersamaan dan tiba-tiba menuju hari-H. Rambutnya salah potong dan saat diwarnai tidak sesuai dengan ekspektasinya. Alhasil, ia harus 3 kali coloring dalam seminggu sampai H-1 acara. Souvenir yang mereka beli di Bandung banyak yang pecah, dan si penjual baru bisa memperbaiki dipagi hari saat hari-H. Mereka juga tidak bisa berfoto dengan bridesmaids di hari-H, banyak sekali masalah yang membuat Lia panik.
Top 3 vendor menurut Lia yaitu:
- Kharisma Unggul: “Mereka WO kita, kita enggak nyangka tim mereka akan sangat membantu. Aku benar-benar didampingi saat sedang panik dan diantar sampi selesai acara ke kamar tidur bahkan digantikan baju tidur juga.
- Marcellina dan Viovandien: “Mereka tim make up dan hair do yang solid dan tenang walaupun aku panik. Mereka juga bisa tau apa yang aku mau”
- Peacock decor : “Awalnya untuk decor ini aku agak ragu karena orangnya pendiam tapi ternyata dia kerjanya memang enggak banyak bicara dan bisa tau apa yang aku mau aku.”
Tips dari Lia untuk para brides-to-be yaitu
“Saran aku jangan sekali-kali kamu potong rambut dan warnain rambut disaat sudah mulai mendekati hari H, pilih fotografer terbaik dan perkenalkan dengan keluarga dan sahabat terdekat kamu untuk diambil momennya karena itu penting banget, usahakan saat menikah itu posisimu ada di depan pelaminan agar background fotonya bagus karena aku sebaliknya dan jadi nyesel. Selebihnya tinggal berdoa dan legowo dengan semua yg terjadi dan serahkan ke Allah, good luck untuk para bride-to-be” |