Pernikahan Intimate Berkonsep Minimalis ala Jasmine dan Aldi

By Enya on under The Wedding

Pernikahan Intimate Berkonsep Minimalis ala Jasmine dan Aldi di Azila Villa

Style Guide

Style

International

Venue

Outdoor

Colors

Vendor That Make This Happened

Venue Azila Villa

Event Styling & Decor Chikal Primarasa

Photography Songkofoto

Make Up Artist Beautybyratu

Hair Do Beautybyratu

Bride's Attire Dustulu

Groom's Attire Danika Davisca

Catering Chikal Primarasa

Wedding Entertainment YES Sound

Jasmine pertama kali mengenal Aldi saat ia tengah magang di salah satu perusahaan FMCG. Kala itu, Jasmine ditempatkan di divisi yang sama dengan Aldi yang kebetulan sudah 3 tahun menjadi karyawan disana. Berawal dari hubungan sebagai teman ngobrol dan teman makan siang bareng, Jasmine dan Aldi menemukan banyak kecocokan diantara mereka, salah satunya adalah sama-sama pecinta musik dan selera musik mereka pun ternyata sama. Hal ini kemudian mendorong Aldi untuk mengajak Jasmine meng-cover beberapa lagu bareng, sampai-sampai ada satu cover parody mereka yang viral di media sosial. Sejak itu mereka semakin sering jalan bareng bahkan mereka pun jadi sering mengikuti program volunteer bareng untuk berbagai kegiatan sosial, dan yang pasti juga membuat banyak lagu bareng.

Saat ditanya mengenai kapan Aldi resmi ‘nembak,’ Jasmine mengaku kalau Aldi tidak pernah secara langsung menyatakan perasaannya dan meminta Jasmine untuk menjadi pacarnya. Tapi seiring berjalannya waktu mereka semakin merasa nyaman satu sama lain dan semakin menyadari kalau mereka berdua memiliki prinsip hidup yang tidak jauh berbeda, dan itu pun sudah cukup menkonfirmasi bahwa mereka menjalani hubungan dengan serius. Pembicaraan mengenai pernikahan muncul saat hubungan mereka menginjak usia 1,5 tahun. Suatu malam di akhir tahun 2016 silam, saat mereka sedang dalam perbincangan mengenai resolusi tahun 2017, tiba-tiba Aldi mengatakan bahwa ia ingin mengajak Jasmine melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius, yang disambut positif oleh Jasmine.

Setelah saat itu, mereka langsung memulai proses persiapan pernikahan mulai dari lamaran hingga acara resepsi pernikahan. Sejak awal Jasmine menginginkan acara pernikahan yang berkonsep sederhana dan intim, yang dapat meninggalkan kesan mendalam bagi semua tamu yang hadir termasuk keluarga, teman dekat, dan juga mereka berdua. Jasmine juga memimpikan acara pernikahan yang menyenangkan hati mereka berdua, sehingga ia memutuskan untuk tidak menggunakan konsep pelaminan sehingga mereka bisa lebih bebas berkeliling untuk menemui dan menyapa tamu yang hadir sambil berfoto sepuasnya. Daftar tamu undangan pun disusun dengan sangat selektif dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat yang pernah hadir dalam kehidupan mereka berdua.

Sejak awal Jasmine dan Aldi sepakat bahwa mereka akan mempersiapkan acara pernikahan sesuai dengan budget yang mereka tentukan di awal. Mereka juga sudah sama-sama terbuka mengenai tabungan yang mereka siapkan untuk acara ini, yang hanya mereka share kepada keluarga inti masing-masing saja. Berdasarkan diskusi mereka berdua dan juga dengan keluarga inti masing-masing, budget awal yang ikhlas mereka keluarkan maksimal sebesar Rp 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) saja, yang selanjutnya langsung dibagi kedalam pos-pos pengeluaran yang ditentukan berdasarkan prioritas seperti venue, catering, dekorasi, band, dokumentasi, seserahan, dan baju pengantin plus make-up. 

Jasmine dan Aldi kompak berbagi tugas untuk melakukan survei vendor dan selalu berkomunikasi setiap hari agar masing-masing dapat ter-update mengenai status terakhir dari survei yang dilakukan. Mengingat waktu persiapan pernikahan hanya satu bulan, mereka strict dengan budget yang sudah ditentukan jadi apabila ada vendor yang memberikan penawaran harga melebihi budget, mereka langsung mencoret nama vendor tersebut dari daftar. Tidak hanya untuk acara pernikahan, Jasmine juga menerapkan aturan yang sama untuk rencana Honeymoon mereka dengan menentukan budget di awal. Awalnya mereka berencana untuk berbulan madu ke Bali, tapi karena ternyata budget-nya mencukupi untuk berlibur ke Disneyland Hongkong, dan kebetulan juga sedang ada promo, mereka akhirnya memutuskan untuk berlibur ke Hongkong. “Berhubung kami belum pernah ke Disneyland, jadi kami putuskan untuk honeymoon ke Hongkong saja,” cerita Jasmine.

Setelah dihitung semuanya, total budget yang mereka keluarkan untuk acara pernikahan lengkap dengan honeymoon ke Hongkong yaitu sebesar 50 juta rupiah (meleset 1-2 juta dari perhitungan mereka untuk keperluan makan selama honeymoon dan masih bisa tertutupi dengan angpao nikah) sehingga masih aman dari budget awal yang telah disepakati.

Dalam mempersiapkan acara pernikahannya, menurut Jasmine tantangan terbesar yang ia hadapi adalah waktu yang hanya 1 bulan. Ia juga bercerita bahwa ia baru mem-booking venue 2 minggu sebelum hari-H yang langsung diikuti dengan rapat keluarga untuk membahas detail persiapan acara termasuk sudah sampai dimana persiapannya, budgeting, dan pembagian tugas saat hari-H nanti. Setiap weekend ia dan Aldi melakukan rapat dengan keluarga untuk menyamakan persepsi seluruh pihak yang terlibat mengenai konsep acara. “Kami selalu membawa moodboard dan foto-foto pernikahan minimalis agar keluarga memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai konsep acara pernikahan kami nantinya,” tambah Jasmine.

Saat ditanya mengenai siapa saja top-3-vendor yang menurutnya paling OK, Jasmine bercerita bahwa hanya ada 1 vendor yang patut diberikan apresiasi, yaitu Chikal Primarasa! “Profesionalitas, hasil kerja, dan harga yang ditawarkan benar-benar juara! Kami baru menemukan Chikal di H-2 minggu sebelum acara, dan hanya Chikal yang menyanggupi membantu acara kami. Kebanyakan vendor menolak karena jumlah pesanan terlalu sedikit – Saya hanya pesan 230pax – dan waktu yang terlalu mendadak. Rasa makanannya pun tidak mengecewakan. Selain catering, di Chikal saya juga memakai jasa dekorasinya. Dekor dari Chikal sangat murah. Harga 6 Juta sudah termasuk pergola, photobooth, ‘pelaminan mini’, beberapa tiang bunga, dan beberapa meja. Bunga yang diberikan sangat fresh. Warnanya juga sesuai dengan venue. Sebelum hari-H saya sempat briefing dan dekornya semua sesuai dengan hasil briefing. Bahkan ketika ada beberapa perubahan minor, segera dikerjakan oleh Chikal. Dan Chikal juga memberikan piring kecil tambahan + kukusan (untuk siomay yang dibawa oleh sepupu kami) tanpa dikenai tambahan biaya sedikit pun.”

Sedangkan momen yang paling berkesan dari acara pernikahannya, Jasmine bercerita hahwa momen yang paling berkesan adalah saat ia dan Aldi memiliki kesempatan untuk ngobrol, makan bareng dan foto sepuasnya dengan seluruh tamu yang hadir tanpa adanya rasa canggung, karena seluruh tamu merupakan orang yang mereka kenal dengan sangat baik. Selain itu, Jasmine juga mendapat kejutan karena salah satu temannya dari Belanda hadir untuk merayakan hari bahagianya, terlebih karena mereka terakhir bertemu 5 tahun yang lalu.

Momen lain yang juga sangat berkesan dan menurut Jasmine paling ‘hidup’ adalah momen saat ia dan Aldi berduet menyanyikan lagu Bruno Mars yang berjudul Nothing’ On You, dimana Jasmine bernyanyi dan Aldi nge-rap, yang berhasil membuat para tamu heboh bahkan sampai ada keluarga yang naik ke pinggir kolam renang, “unforgettable!,” kenang Jasmine.

Tidak lupa Jasmine juga memberikan tips untuk para brides-to-be yang sedang mempersiapkan acara pernikahan, terutama kamu yang sedang mempersiapkan acara dengan budget yang terbatas:

“#NikahOnBudget itu levelnya berbeda-beda untuk setiap orang, tapi yang pasti harus sesuai kemampuan dan keikhlasan (mengeluarkan uang) di acara yang hanya berlangsung selama beberapa jam. Mulailah dengan budgeting and stick to it. Bedakan kebutuhan dengan keinginan.

Kalau susah mengutarakan maksud dan keinginan akan konsep pernikahan minimalis, coba buat moodboard-nya agar orang lain punya gambaran yang lebih jelas. Jangan gengsi untuk membicarakan mengenai kemampuan finansial kamu dengan pasangan. Kalau mampu, bilang mampu. Kalau tidak mampu, bilang juga.“